Abstrak
Data dari Lembaga Demografi Indonesia pada tahun 2014 menyatakan bahwa sekitar 20,5% atau 50 juta penduduk Indonesia belum memiliki rumah. Untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal maka Pemerintah memilih Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) sebagai solusi. Kabupaten Sidoarjo menjadi salah satu kabupaten yang turut menerapkan solusi tersebut untuk menjawab permasalahan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah. Dalam upaya menyelenggarakan rusunawa yang layak huni dan teratur, pemerintah mengeluarkan kebijakan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode ini bertujuan untuk memperoleh gambaran untuk memahami dan menjelaskan evaluasi pengelolaan Rusunawa Ngelom. Fokus penelitian ini adalah input, proses, output, dan outcome. Teknik analisis data dilakukan melalui empat tahap yaitu reduksi data, menampilkan data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi input, masih terdapat kekurangan jumlah tenaga kebersihan dan teknisi. Selain itu jumlah CCTV dan papan pengumuman juga masih kurang karena hanya ada di lokasi tertentu sedangkan Rusunawa Ngelom terdiri dari 5 (lima) twin blok. Segi proses dinilai sudah baik karena prosedur dan pelayanan yang diberikan oleh pengelola Rusunawa Ngelom mudah dan jelas. Segi output dinilai masih terdapat kekurangan dalam perawatan bangunan Rusunawa Ngelom. Dan segi outcome, pengelolaan Rusunawa Ngelom memberikan dampak yang positif baik bagi penghuni Rusunawa Ngelom maupun warga sekitar. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan Dinas Perumahan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Sidoarjo melakukan rekrutmen tambahan guna mencukupi tenaga kebersihan dan teknisi, serta bagi UPT Rusunawa Sidoarjo diharapkan dapat menambah jumlah CCTV dan papan pengumuman di Rusunawa Ngelom.
Kata Kunci: Kebijakan Publik, Evaluasi Kebijakan, Pengelolaan Rusunawa
Abstract
Data from the Indonesian Demographic Institute in 2014 stated that around 20.5% or 50 million Indonesians do not have a home. To meet the needs of housing, the Government chose Simple Rental Flats (Rusunawa) as a solution.Sidoarjo Regency has become one of the districts that has helped implement this solution to answer community problems in meeting housing needs. In an effort to organize habitable and regular rusunawa, the government issued a Sidoarjo Regency Regional Regulation policy on the Management of Simple Flats. This study uses a qualitative descriptive research method. This method aims to obtain an overview to understand and explain the evaluation of management of Rusunawa Ngelom. The focus of this research is input, process, output, and outcome. The data analysis technique is done through four stages, namely data reduction, data display, verification and conclusion. The process aspect is considered good because the procedures and services provided by the Rusunawa Ngelom manager are easy and clear. In terms of output, there are still shortcomings in the maintenance of Rusunawa Ngelom buildings. And in terms of outcomes, the management of Rusunawa Ngelom has a positive impact on both residents of Rusunawa Ngelom and the surrounding residents. Based on these results, it is expected that the Housing Office of Cipta Karya and Spatial Planning of Sidoarjo Regency will carry out additional recruitment in order to provide adequate cleaning staff and technicians, and the Rusunawa Sidoarjo UPT is expected to increase the number of CCTVs and notice boards in Rusunawa Ngelom.
Keyword: Public Policy, Policy Evaluation, Management of Simple Rental Apartments