PERSEPSI APARATUR DESA TERHADAP PEMIMPIN PEREMPUAN (Studi Pada Gaya Kepemimpinan perempuan Kepala Desa Panjunan Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro)

PERCEPTION OF VILLAGE APARATURES ON WOMEN LEADERS(Study on Women's Leadership Style Head of Panjunan Village, Kalitidu District, Regency Bojonegoro)

Masih kuatnya pandangan masyarakat desa tentang seorang pemimpin yang cenderung berjenis kelamin laki–laki membuat kaum perempuan tidak mendapatkan kesempatan dalam kursi kepemimpinan dan pembuatan kebijakan. Hal ini dikarenakan perempuan dinilai tidak layak menduduki kursi kepemimpinan dan pembuatan kebijakan, ditambah dengan peran ganda yang dianggap menjadi hambatan serta adanya dikotonomi feminim dan maskulin peranan perempuan yang sering dijadikan sebagai proses marginalisasi perempuan. Seiring dengan adanya dinamika zaman, modernisasi dan globalisasi informasi serta keberhasilan emansipasi dan feminim, kualitas seorang perempuan setara dengan kualitas yang dimiliki oleh laki-laki. Dengan adanya kualitas yang sama dapat dipastikan bahwa perempuan layak menduduki kursi kepemimpinan dan pembuatan kebijakan. Pernyataan tersebut juga diperkuat dengan adanya kondisi pada Desa Panjunan Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro, yang mana antara aparatur Pemerintahan Desa serta masyarakat begitu antusias terhadap keberadaan Kepala Desa yang berjenis kelamin perempuan. Bahkan dalam masa kepemimpinannya, Ibu Suharyati dipercaya untuk tetap memimpin Desa Panjunan selama 3 kali berturut - turut. Dalam melaksanakan kepemimpinan, baik laki–laki atau perempuan memiliki cara/gaya. Terdapat dua gaya yang khas dari kepemimpinan perempuan, yaitu gaya kepemimpinan feminism dan maskulin. Tujuan penelitian dengan metode kuantitatif adalah untuk mengembangkan dan menggunakan model–model matematis serta teori/hipotesis yang berkaitan dengan Persepsi Aparatur Pemerintah Desa Terhadap Pemimpin Perempuan (Studi Pada Gaya Kepemimpinan Perempuan Kepala Desa Panjunan Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian berada di Desa Panjunan Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro. Sedangkan populasi yang menjadi sasaran adalah aparatur Pemerintah Desa dan jumlah sampel sebanyak 8 orang atau total keseluruhan aparatur Pemerintah Desa. Dalam penelitian menggunakan teknik probability sampling. Devisi operasional dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan feminism dan gaya kepemimpinan maskulin. Kemudian instrument penelitian yang digunakan penulis untuk membantu mengumpulkan informasi adalah angket. Teknik pengumpulan data yaitu dengan penyebaran angket. Terakhir teknik analisis data menggunakan skala linkert. Berdasarkan dari hasil penelitian, rata – rata responden menjawab sangat setuju pada gaya kepemimpinan maskulin.

Kata Kunci: gaya kepemimpinan, kepemimpinan feminism, kepemimpinan maskulin, dan kepemimpinan desa

The persistence of the view of rural about leader who tends to be male prevents women from getting a chance in the chair of leadership and policy making. This is because women are consireded unfit for leadership and policy making, coupled with the dual role that is consireded to be an obstacle as well as the feminine and masculine dichotonomy of the role of women which is often used as process of marginalization of women. Along with the dynamics of the times, modernization and globalization of information and the success of emancipation and feminity, the quality of a women is equivalent to the qualities possessed by men. With the same quality, it is certain that women deseve to occupy the leadership and policy making seats. The statement was also reinforced by the conditions in panjunan village, Kalitidu District, Bojonegoro Regency, which between the rural government officials and the community were very enthusiastic about the existence of rural heads who were fimale.even during her leadership, Ibu Suharyati wes entrusted to continue to lead the village of panjunan for 3 times in a row. In carrying out leadership, both men and women have a way/style. There are to distinctive styles of women’s leadhership, namely feminism and masculine leadership style. The purpose of this research with quantitive quanttive mothode is to develop and use mathematical models and theorities/hypotheses relating to the perception of village government apparatus against women leaders (study on the leadership style women in panjunan village head, kalitidu district, bojonegoro regency). In this study, the authors used an associative type of research with a quantitivweapproach. The research location is in the Panjunan Village, Kalitidu District, Bojonegoro Regency. While the target population is the village government apparatus and the total sample is 8 people or the total of the village government apparatus. In research using probability sampling techniques. Operational divisions in this research are feminism leadership style and masculine leadership style. Then the research instrument used by the author to help collect information is a questionnaire. Data collection techniques namely by distributing questionnaires. Finally the data analysis technique uses linkert scale. Based on the results of the study, the average respondent answered strongly agreed on the masculine leadership style.

Keywords: Leadership Style, Feminism Leadership, Masculine Leadership and Rural Leadership.