Karakteristik Motif Batik Di Rumah Batik Pitutur Luhur Cerme Gresik
Characteristics Of Batik Motifs In The Batik House Pitutur Luhur Cerme Gresik
Rumah batik Pitutur Luhur merupakan salah satu UMKM di bidang industri kreatif yang menciptakan berbagai motif batik khas Gresik sejak tahun 2010 hingga saat ini. Rumah batik tersebut berada di Desa Cerme Lor, RT 2 RW 7, Nomor 24, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Selain digunakan sebagai tempat produksi batik, rumah batik ini juga digunakan sebagai pusat belajar serta menyediakan program pelatihan membatik. Karya batik yang dihasilkan sangat beragam dan bervariasi. Banyaknya motif batik yang pernah dibuat di rumah batik tersebut membuat peneliti tertarik mengkaji karakteristik motif batik khas Gresik dengan menganalisis dua belas motif meliputi motif Pamiluto, Damar Kurung, Sisik Bandeng (versi lama), Sisik Bandeng (versi baru), Pudak Pandhega, Bandhar Pinatih, Tugu Lontar Giri, Tugu Keris Sumilang Gandring, Rusa Bawean, Jubung, Lombok, dan Mahkota Giri.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik motif batik dilihat dari bentuk perwujudan motif batik dan mendiskripsikan aspek-aspek estetika yang terkandung dalam motif batik yang terdapat di rumah batik Pitutur Luhur. Manfaat Penelitian untuk menambah pengetahuan tentang karakteristik motif batik yang dibuat di batik Pitutur Luhur.
Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan estetika teori Monroe Beardsley. Keseluruhan data didapat melalui observasi langsung, wawancara dengan bapak H.Ilham selaku pemilik rumah batik, dan dilengkapi dengan studi kepustakaan serta dokumentasi yang didapatkan pada saat penelitian. Analisis data melalui tiga tahap meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan agar data yang diperoleh secara valid dengan cara triangulasi sumber dan informan review.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perwujudan motif pada setiap lembar kain memiliki struktur motif utama, motif tambahan atau pelengkap, dan motif isen. Motif yang diangkat terispirasi dari aspek-aspek kabupaten Gresik yang meliputi aspek perdagangan, aspek sejarah dan budaya, aspek perekonomian, aspek kesenian, dan juga terinspirasi dari ikon makanan khas, serta flora dan fauna khas Gresik. Cenderung menggunakan bentuk motif non geometris dan penggunaan warna beragam. Serta teknik pembuatan batik menggunakan teknik campuran antara batik tulis dan cap; (2) Setiap karya batik relatif memenuhi aspek estetika yang meliputi keutuhan (unity) intensitas (intensity), keragaman (diversity). Aspek keutuhan (unity) terlihat pada setiap perpaduan bentuk motif dan penyusunan motif antara sisi kiri dan kanan kain yang seimbang dan membentuk satu kesatuan yang utuh, struktur desainnya tergolong asimetris dan simetris, penyusunan motif cenderung menggunakan teknik repetisi atau diulang-ulang. Aspek intensitas (intensity) terlihat pada komposisi penggambaran motif yang berbeda-beda agar dapat terlihat jelas penonjolan antara motif utama yang cenderung digambarkan dengan ukuran lebih besar daripada motif pelengkap. Aspek keragaman (diversity) terlihat pada keberagaman bentuk, ukuran, jenis motif yang diangkat serta variasi warna yang diterapkan pada setiap karya batiknya.
Simpulan yang diperoleh yaitu setiap karya batik yang dibuat di rumah Batik Pitutur Luhur selalu mengangkat tema ikon atau ciri khas Gresik yang diterapkan sebagai motif utama dan menyelipkan perpaduan motif batik khas Gresik lainnya sebagai motif tambahan atau pelengkap.
Kata Kunci: Karakteristik, Batik Pitutur Luhur, Gresik.
Pitutur Luhur batik house is one of the MSMEs in creativity industry that has created various typical Gresik batik motifs since 2010 until now. The batik house is located in Cerme Lor Village, RT 2 RW 7, Number 24, Cerme District, Gresik Regency, East Java. Besides being used as a batik production site, this batik house is also used as a learning center and provides batik training programs. The batik works produced are very diverse and varied. The number of batik motifs that exist, makes researchers interested in studying the characteristics of Gresik's typical batik motifs by analyzing twelve motifs including the Pamiluto, Damar Kurung, Sisik Bandeng (old version), Sisik Bandeng (new version), Pudak Pandhega, Bandhar Pinatih, Tugu Lontar Giri, Tugu Keris Sumilang Gandring, Rusa Bawean, Jubung, Lombok, and Mahkota Giri.
This research was conducted with the aim of determining the characteristics of batik motifs in terms of the form of embodiment of batik motifs and describing the aesthetic aspects contained in batik motifs found in the Pitutur Luhur batik house. The benefit of this research is to increase knowledge about the characteristics of typical Gresik batik motifs in Pitutur Luhur batik.
The method used is a descriptive qualitative method with an aesthetic approach to Monroe Beardsley's theory. All data were obtained through direct observation, interviews with Mr. H.Ilham as the owner of the batik house, and equipped with literature studies and documentation obtained during the research. Data analysis goes through three stages including data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The validity of the data is carried out so that the data obtained is valid by triangulating sources and review informants.
The results showed that (1) The embodiment of the motif on each piece of cloth has the structure of the main motif, additional or complementary motifs, and isen motifs. The motifs raised are inspired by aspects of Gresik regency which include trade aspects, historical and cultural aspects, economic aspects, artistic aspects, and are also inspired by typical food icons, as well as Gresik’s typical flora and fauna. Tend to use non-geometris motifs and use a variety of colors. As well as the technique of making batik using a mixed technique between written batik and stamping.; (2) Each batik work relatively meets aesthetic aspects which include unity, intensity, and diversity. The unity aspects is seen in every combination and arrangement of motifs between the left and right sides of the fabric that are balanced and forming a single whole, the design structure is classified as asymmetrical and symmetrical, motive structuring tends to use repetition or repetition techniques. The intensity aspect is seen in the composition of different depictions of motifs so that there is a clear protrusion between the main motifs that tend to be depicted with a larger size than the complementary motifs. The diversity aspect can be seen in the diversity of shapes, sizes, types of motifs raised and the variety of colors applied to each batik work.
The conclusion obtained from this research is that every batik work made at the Pitutur Luhur Batik house always raises the theme of Gresik icons or characteristics that are applied as the main motif and inserts a combination of other Gresik batik motifs as additional or complementary motifs.
Keywords: Characteristics, Batik Pitutur Luhur, Gresik.