ABSTRAK
AJARAN BAB TUHAN, KETUHANAN DALAM SERAT NGABDUL JALIL, PERBANDINGAN DENGAN SUFISME SYEKH SITI JENAR
Nama Mahasiswa : Yohanna Putri Septya Arisandy
NIM : 12020114212
Jurusan : S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Fakultas : Bahasa dan Seni
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Dosen Pembimbing : Drs. H. Bambang Purnomo, M.S.
Taun : 2019
Kata Kunci: pangeran, kapangeranan, sufisme
Jalil yang juga disebut dengan Syekh Siti Jenar. SNJ menceritakan keadaan Syekh Siti Jenar yang sedang mempelajari ilmu sejati, wahdatul wujud, ilmu junun, ilmu ushuluddin, dan ilmu lain. SNJ menjelaskan bab-bab yang berkaitan dengan tindakan Syekh Siti Jenar ketika belajar ilmu-ilmu tersebut kepada Sunan Ampel. Selain itu, SNJ juga menceritakan sedikit tentang Ki Ageng Sela, begitu juga SNJ menjelaskan ajaran-ajaran baik yang diungkapkan oleh pembuat serat. Banyak orang yang tidak setuju atau sepaham dengan ajaran manunggaling kawula Gusti yang dibawa oleh Syekh Siti Jenar. Selain ada yang tidak menyetujui, namun ada juga yang membenarkan ajaran tersebut. Hal ini yang menarik perhatian, bagaimana tasawuf yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar dalam SNJ. Selain dalam SNJ, penelitian juga kan membandingkan dengan Sufisme Syekh Siti Jenar (SSSJ) yang juga membahas tentang ajaran Syekh Siti Jenar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan ajaran yang dibawa oleh Syekh Siti Jenar dalam SNJ dan SSSJ. Penelitian ini menggunakan kajian intertekstualitas karena menjelaskan dua serat. Cara menganalisis data menggunakan metode analisis dan metode analisis deskriptif yang bersifat komparatif.
Hasil penelitian yaitu ajaran yang diajarkan oleh Ngabdul Jalil dalam SNJ dan Syekh Siti Jenar dalam SSSJ mempunyai persamaan dalam hal shalat yaitu shalat wajib dan sunnah, sasahidan tentang dua kalimah syahadat, zuhud, dan manunggaling kawula Gusti. Manunggaling kawula Gusti yaitu bersatunya rasa dan kepasrahan diri Syekh Siti Jenar kepada Tuhan. Jadi yang dipikirkan orang tentang kalimat Syekh Siti Jenar yang mengaku Tuhan sebenarnya salah. Hal tersebut merupakan rasa pasrah Syekh Siti Jenar kepada Tuhan bahwasannya semua yang ada pada dirinya merupakan penjelmaan Tuhan.
ABSTRACT
TEACHING ABOUT GOD, NATURE OF GOD, IN SERAT NGABDUL JALIL, AND COMPARED TO SUFISME SYEKH SITI JENAR
Student Name : Yohanna Putri Septya Arisandy
Department : Bachelor of Javanese Language and Literature Education
Faculty : Language and Art
Name of Institution: Surabaya State University
Supervisor : Drs. H. Bambang Purnomo, M.S.
Year : 2019
Keywords: God, natur of God, sufism
Jalil who is also called Sheikh Siti Jenar. SNJ tells the situation of Sheikh Siti Jenar who is studying true knowledge, wahdatul wujud, knowledge junun, knowledge of ushuluddin, and other sciences. SNJ explained the chapters relating to Sheikh Siti Jenar's actions when studying these sciences to Sunan Ampel. In addition, the SNJ also told a little about Ki Ageng Sela, as well as the SNJ explaining the good teachings expressed by fiber makers. Many people do not agree or agree with the teachings of manunggaling kawula Gusti brought by Sheikh Siti Jenar. In addition there are those who disagree, but there are also those who justify the teachings. This is what attracts attention, how Sufism is taught by Sheikh Siti Jenar in SNJ. In addition to the SNJ, the research also compares with Sufism of Sheikh Siti Jenar (SSSJ) who also discussed the teachings of Sheikh Siti Jenar.
The purpose of this study was to explain the teachings brought by Sheikh Siti Jenar in the SNJ and SSSJ. This study uses intertextuality studies because it explains two fibers. How to analyze data using analytical methods and descriptive analysis methods that are comparative in nature.
The results of the study are the teachings taught by Ngabdul Jalil in the SNJ and Sheikh Siti Jenar in the SSSJ which have similarities in terms of prayers, namely obligatory and sunnah prayers, sasahidan about two kalimah syahadat, zuhud, and manunggaling kawula Gusti. Manunggaling kawul Gusti is the unification of Syekh Siti Jenar's sense and self-submission to God. So what people think about the sentence of Sheikh Siti Jenar who claims God is actually wrong. This is a sense of Syekh Siti Jenar's surrender to God that all that is in her is the incarnation of God.