PERBARENGAN PADA TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENYEBABKAN MATI PADA PUTUSAN NOMOR 1/ Pid.sus – Anak/ 2020/ PN.KPN

CONNECTIONS IN THE CRIMINAL ACTION CAUSED DEATH IN DECISION NUMBER 1/ Pid.sus – Anak/ 2020/ PN.KPN

Putusan Nomor 1/ Pid.sus – Anak/ 2020/ PN.KP ini memutuskan bahwa Anak telah melakukan tindak pidana penganiayaan menyebabkan mati sebagaimana diatur dalam Pasal 351 ayat (3) KUHP. Namun, dalam faktanya terdapat indikasi bahwa Anak melakukan tindak pidana lain sebelum melakukan penganiayaan menyebabkan mati. Wujud dari perbuatan yang dilakukan oleh Anak yang menyebabkan matinya seseorang dapat diduga sebagai wujud dari tindak pidana pembunuhan. Pada putusan ini Majelis Hakim tidak mempertimbangkan perbarengan tindak pidana yang dilakukan oleh Anak. Berdasarkan barang bukti, alat bukti serta fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, Anak juga melanggar ketentuan pada Pasal 2 ayat (1) UU Drt No. 12 Tahun 1951 tentang tanpa hak memiliki senjata tajam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan konsep tindak pidana pembunuhan dengan tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan mati serta untuk mengetahui kesesuaian hakim dengan tidak menerapkan perbarengan tindak pidana pada putusan Nomor 1/ Pid.sus – Anak/ 2020/ PN.KPN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Yuridis Normatif. Hasil penelitian ini yakni perbedaan mendasar pada tindak pidana pembunuhan dengan tindak pidana penganiayaan menyebabkan mati yakni terletak pada unsur “dengan sengaja” yang mana pelaku menghendaki akibat dari perbuatannya. Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 1/Yur/Pid 2018 disebutkan bahwa pada intinya “unsur dengan sengaja menghilangkan nyawa” dalam delik pembunuhan terpenuhi apabila pelaku menyerang korban dengan alat, seperti senjata tajam dan senjata api, di bagian tubuh yang terdapat organ vital, seperti bagian dada, perut dan kepala. Penerapan hukum pidana materil dalam kasus penusukan pada Putusan Nomor 1/ Pid.sus – Anak/ 2020/ PN.KPN telah sesuai dengan hukum pidana di Indonesia karena hakim tidak mempertimbangkan perbarengan tindak pidana yang dilakukan oleh Anak berdasar pada surat dakwaan  Jaksa Penuntut Umum. Hal ini sesuai dengan asas ultra pepita yang mana hakim dilarang memutus perkara diluar dari dakwaan yang ditulis oleh Jaksa Penuntut Umum.

Kata kunci: Penusukan, Pembunuhan, Penganiayaan, Concursus, Anak

Decision Number 1/ Pid.sus – Anak/ 2020/ PN.KP decides that the Child has committed the crime of maltreatment causing death as stipulated in Article 351 paragraph (3) of the Criminal Code. However, in fact there are indications that the child committed another crime before committing the abuse causing death. The form of an act committed by a child which causes the death of a person can be suspected as a form of the crime of murder. In this decision the Panel of Judges did not consider the concurrent criminal acts committed by the Child. Based on the evidence, evidence and facts revealed in the trial, the child also violated the provisions in Article 2 paragraph (1) of Law Drt No. 12 of 1951 concerning without the right to own sharp weapons. This study aims to identify the differences in the concept of the crime of murder with the crime of maltreatment that causes death and to find out the suitability of the judge not to apply concurrent criminal acts to decision Number 1/ Pid.sus – Anak/ 2020/ PN.KPN. This study uses a normative juridical research method. The results of this study are that the fundamental difference between the crime of murder and the crime of maltreatment causing death lies in the element "intentionally" in which the perpetrator wants the consequences of his actions. Based on Supreme Court Jurisprudence No. 1/Yur/Pid 2018 states that in essence the "element of deliberately killing lives" in the murder offense is fulfilled if the perpetrator attacks the victim with a tool, such as a sharp weapon and firearm, in parts of the body where there are vital organs, such as the chest, stomach and head . The application of material criminal law in the stabbing case to Decision Number 1/ Pid.sus – Anak/ 2020/ PN.KPN is in accordance with criminal law in Indonesia because the judge did not consider the concomitant crime committed by the child based on the Public Prosecutor's indictment. This is in accordance with the ultra pepita principle in which judges are prohibited from deciding cases other than the indictments written by the Public Prosecutor.

Keywords: Stabbing, Murder, Persecution, Concursus, Child