Akulturasi Jawa-Eropa dalam Legiun Mangkunegaran di Surakarta Tahun 1900-1942
Javanese-European Acculturation in the Legion of Mangkunegaran in Surakarta at 1900-1942
Mangkunegaran adalah sebuah bekas daerah otonomi khusus milik Kasunanan Surakarta, yang kini termasuk ke dalam wilayah administrasi Kota Surakarta, Jawa Tengah. Mangkunegaran memiliki sebuah kesatuan militer yang unik, yaitu Legiun Mangkunegaran. Korps Legiun Mangkunegaran memiliki keunikan tersendiri apabila disandingkan dengan kesatuan militer Jawa lainnya pada masa itu. Keunikan itu terletak pada prajurit legiun yang berpenampilan seperti prajurit Eropa tapi masih mengenakan beberapa unsur pakaian adat Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alkulturasi budaya Jawa-Eropa dalam Legiun Mangkunegaran Tahun 1900-1942. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari 4 tahap, yaitu Heuristik, Kritik Internal, Interpretasi, dan Historiografi. Sumber yang digunakan berupa literatur seperti buku maupun karangan ilmiah seperti jurnal, skripsi, tesis, dan sebagainya. Sumber dari literatur kemudian dibandingkan dengan sumber arsip yang ada di Perpustakaan Reksapustaka sebelum akhirnya ditulis menjadi artikel ini. Dalam penelitian ini, bisa dikemukakan bahwa bentuk akulturasi Jawa-Eropa pada Legiun Mangkunegaran tahun 1900-1942 muncul sebagai hasil dari terjadinya proses modernisasi yang sedang gencar dilakukan di Mangkunegaran pada masa itu.
Kata Kunci : Akulturasi Jawa-Eropa, Legiun Mangkunegaran
Mangkunegaran is a formerly special autonomous region belonging to the Sunanate of Surakarta, which is now included into the administrative region of the city of Surakarta, Central Java. Mangkunegaran has some unique military unit called Legion of Mangkunegaran. This military unit has its own uniqueness compared to other Javanese military unit at that time. The uniqueness lies in the legionary soldiers who look like European army but still wear some elements from Javanese traditional clothes.This research uses the historical method consisting of heuristics, internal critic, interpretation, dan historiograph. The sources we use are in the form of literature such as books and scientific article. Source from the literature are then compared with the original archives in the Library of Reksapustaka before being written into this scientific article. In this research, it can be stated that Javanese-European acculturation in Legion of Mangkunegaran during 1900-1942 emerged as a result of ongoing modernization process that was intensively carried out in Mangkunegaran at that time.
Key word : Javanese-European Acculturation, Legion of Mangkunegaran