KONSTRUKSI SOSIAL DANGDUT LAMONGAN: IDENTITAS DAN BENTUK PENYAJIAN DANGDUT LAMONGAN
SOCIAL CONSTRUCTION OF LAMONGAN DANGDUT: IDENTITY AND FORM OF PRESENTATION OF LAMONGAN DANGDUT
Lamongan mempunyai dua ciri yang berbeda berdasarkan wilayahnya, yaitu bagian Utara yang didominasi oleh budaya Kerajaan Mataram Islam dan Kerajaan Demak, dan Bagian Selatan yang didominasi oleh budaya Mataram Kuno. Keberagaman budaya inilah yang memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan musik dangdut di Lamongan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik musik dangdut di Lamongan berdasarkan latar belakang budaya dan karakteristik masyarakat di masing-masing daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi dan konstruksi sosial. Hasil penelitian ini menunjukan bagaimana konstruksi masyarakat dibentuk melalui pemikiran yang menghasilkan suatu konstruksi sosial. Proses konstruksi sosial musik dangdut Lamongan dapat dilihat melalui tiga tahap, yaitu internalisasi, objektifikasi, dan eksternalisasi. Internalisasi terjadi ketika budaya penetrasi terhadap musik dangdut, diadopsi dan menjadi bagian dari identitas sosial masyarakat. Musik tersebut tidak hanya mewakili hiburan tetapi juga nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial yang diturunkan dari generasi ke generasi. Objektivasi terlihat pada unsur obyektif seperti alat musik, lirik, dan penampilan panggung yang membentuk identitas khas dangdut Lamongan. Alat musik seperti kendang, seruling, dan unsur musik elektronik dalam dangdut modern berkolaborasi dengan alat musik tradisional. Terakhir, Eksternalisasi terjadi ketika masyarakat menciptakan sesuai dengan bentuk penyajian wilayah masing-masing. Melalui ketiga proses tersebut, musik dangdut di Lamongan menjadi ruang sosial tempat masyarakat berinteraksi, berkomunikasi, dan memperkuat identitas budayanya melalui musik.
Lamongan has two different characteristics based on its territory, namely the North dominated by the culture of the Islamic Mataram Kingdom and Demak Kingdom, and South Parts dominated by Ancient Mataram culture. This cultural diversity has a significant impact on the development of dangdut music in Lamongan. This study was carried out to determine the characteristics of dangdut music in Lamongan based on the cultural backgrounds and the characteristics of the people in each region. The method used in this study is a qualitative approach with phenomenology and social construction methods. The results of this study show how public construction is formed through thought that produces a social construction. The social construction process of dangdut Lamongan music can be seen through three stages, namely internalization, objectification, and externalization. Internalization occurs when a culture are penetrated on dangdut music, adopted and becoming part of the social identity of society. The music not only represents entertainment but also cultural values and social norms lowered from generation to generation. Objektivication is visible in objective elements such as musical instruments, lyrics, and stage performances which form the typical identity of the dangdut Lamongan. Musical instruments such as drum, seruling and electronic musical elements in modern dangdut collaborate with traditional musical instruments. Finally, Externalization occurs when people create in accordance with the form of serving their respective regions. Through the three processes, dangdut music in Lamongan becomes a social space where people interact, communicate, and reinforce their cultural identity through music.