Kesenian tradisional Tari Wayang Topeng Jatiduwur perlu dilestarikan supaya tidak punah. Salah satu upayanya dengan mendirikan Sanggar Tri Purwa Budaya untuk tempat pelatihan. Pelatihan Tari Wayang Topeng dilakukan sebagai upaya pembentukan karakter lokalitas masyarakat Jombang.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran penyelenggaraan pelatihan Tari Wayang Topeng dalam pembentukan karakter lokalitas dan mengetahui nilai-nilai karakter lokal yang dapat diinternalisasi dalam pelatihan Tari Wayang Topeng.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah Ketua Sanggar, Pelatih Tari, Warga Belajar, dan Tokoh Masyarakat. Analisis data menggunakan teknik analisis data Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) pelatihan Tari Wayang Topeng sudah berlangsung dengan baik, dibuktikan dengan adanya pelatih tari yang berpengalaman, warga belajar yang aktif, menggunakan metode pelatihan praktik yang dianggap telah sesuai dengan kemampuan belajar warga, materi pelatihan yang tepat guna, dan sanggar yang memiliki tujuan jelas. 2) Nilai karakter lokal yang dapat diinternalisasi dalam pelatihan Tari Wayang Topeng ini adalah karakter tolerensi, solidaritas dan gotong royong.
The traditional art of Wayang Topeng Dance Jatiduwur needs to be preserved so that it does not become extinct. One of his efforts is by establishing the Tri Purwa Budaya Studio for training. The Wayang Topeng Dance training was conducted as an effort to form the local character of the Jombang community. This study aims to obtain an overview of the organization of Wayang Topeng Dance training in the formation of local character and know the values of local characters that can be internalized in the Wayang Topeng Dance training.
This research uses qualitative research. Data collection uses in-depth interviews, participant observation, and study documentation. The informants in this study were the Chairman of the Studio, Dance Trainers, Learning Community, and Community Leaders. Data analysis uses Miles and Huberman's data analysis techniques.
The results showed that 1) the Wayang Topeng Dance training had been going well, evidenced by the existence of experienced dance trainers, active learning residents, using practical training methods that were deemed to be proper for the ability of citizens learning, appropriate training materials, and studios which has a clear purpose. 2) The value of local characters that can be internalized in the Wayang Topeng Dance training are tolerance, solidarity and mutual characters in cooperations.