simbol-simbol narasi tokoh dalam fiksi digital Indonesia (perspektif Stilissemiodigital)
narrative symbols of characters in indonesian digital fiction (perspective Stilisemiodigital)
Kata kunci: simbol aktansial, simbol fungsional, simbol digital, dan Stilissemiodigital.
Tujuan penelitian ini menemukan dan memaparkan: (1) simbol aktansial yang ada dalam fiksi dgital Indonesia, (2) simbol fungsional yang ada dalam fiksidgital Indonesia, dan (3) simbol digital dalam fiksi digital Indonesia. Teori yang digunakan adalah Stilissemiodigital yang merupakan paduan dari ketiga disiplin ilmu, yakni: stilistika, semiotik naratif, dan semiotik digital. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan naratif. Sumber datanya adalah sepuluh aplikasi yang memuat cerpen digital dan sepuluh aplikasi yang memuat novel digital. Semua aplikasi tersebut diambil dari toko onlineplaystore. Pemilihan sumber data berdasarkan kriteria tertentu, yakni: rating 3+ hingga 18+, pengunduh terbanyak, dan ulasan 4,0-50. Sedangkan data penelitian adalah kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf yang mengandunng simbol aktansial dan simbol funsgional. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengamatan dan pencatatan. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif dan hermenutika. Teknik pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi, peerdebriefing, diskusi terpumpun, auditor eksternal.
Hasil penelitian simbolisasi narasi penokohan fiksi digital Indonesia adalah fiksi digital Indonesia kaya dengan simbol aktansial, simbol funsgional, dan simbol digital. Simbol aktansial meliputi: subjek, pengirim objek, penentang, penolong dan penerima. Simbol fungsional terdiri dari enam aspek, yaitu: situasi awal, transformasi (tahap uji kecakapan, tahap uji utama, dan tahap uji kegemilangan) dan situasi akhir. Simbol aktansial merepresentasikan nilai yang berlaku dalam masyarakat Indonesia, karakter masyarakat modern Indonesia, adanya pergeseran nilai tradisional menjadi nilai modern, adanya ikatan kekeluargaan yang masih kokoh dan erat, adanya gerakan feminisme adanya dua nilai yang dianut masyarakat modern Indonesia, dan adanya keterlibatan pembaca atau netizen dalam karya. Simbol fungsional merepresentasikan simbol hidup, open mindset, etos masyarakat modern Indonesia. Simbol digital merepresentasikan bingkai kehidupan masyarakat Indonesia ditinjau dari historis, sinkronisasi, dan superfisial cerita kehidupan yang dimiliki oleh setiap personal.
Melalui penelitian ini diharapkan fiksi digital dapat berkembang menjadi karya sastra yang kaya dengan nilai dan budaya. Adanya perpaduan kualitas karya yang baik, teknologi, ruang virtual, media, serta para netizen yang budiman akan menjadikan fiksi digital Indonesia sebagai aset bangsa Indonesia dalam kategori kasusastraan Indonesia.
Keywords: actancial style, functional style, digita style, and stylistic semiotic digital.
This objective is to discover and describe: (1) the active styles that exist in Indonesian digital fiction research, (2) the functional styles that exist in Indonesian digital fiction, and (3) the digital styles in Indonesian digital fiction. The theory used is stylistic semiotics, which is a combination of three disciplines, namely: stylistics, narrative semiotics, and digital semiotics. The research method uses qualitative methods with a phenomenological and narrative approach. The data sources are ten applications containing digital short stories and ten applications containing digital novels. All applications are taken from the onlineplaystore store. Selection of data sources are based on certain criteria, namely: rating 3+ to 18+, most downloads, and 4.0-50 reviews. Meanwhile, the research data are words, phrases, clauses, sentences, and paragraphs which contain an active style and functional style. The data technique uses observation and recording techniques. The data analysis technique uses descriptive and hermenutic techniques. The technique of testing the validity of the data uses triangulation, peerdebriefing, guided discussion, and external auditors.
The result of the research on the narrative symbolization of the characterization of Indonesian digital fiction is that Indonesian digital fiction is rich with an active style, a functional style, and a digital style. The active forces include: the subject, the sender of the object, the objector, the helper and the receiver. The functional style consists of six aspects, namely: the initial situation, the transformation (the proficiency test stage, the main test stage, and the brilliance test stage) and the final situation. The actual style represents the values that apply in Indonesian society, the character of modern Indonesian society: the shift in traditional values to modern values, the existence of strong and close kinship ties, the existence of a feminist movement, two values adopted by modern Indonesian society, and the involvement of readers or netizens. in the works. The functional style represents a lifestyle, an open mindset, and the ethos of modern Indonesian society. The digital style represents the life frame of Indonesian society in terms of historical, synchronized, and superficial life stories that are owned by each person.
Through this research, it is hoped that digital fiction can develop into literary works that are rich in values and culture. The combination of good quality work, technology, virtual space, media, and virtuous netizens will make Indonesian digital fiction develop in a better and higher quality direction. With the increase in quality, the next stage of digital fiction can be used as an asset of the Indonesian nation in the category of Indonesian literary cases.