KEHIDUPAN EKONOMI PEKERJA SENI WAYANG TIMPLONG DI DESA KEPANJEN KABUPATEN NGANJUK TAHUN 1960-2016
THE ECONOMIC LIFE OF THE TIMPLONG WAYANG ART WORKERS IN THE VILLAGE OF KEPANJEN NGANJUK REGENCY 1960-2016
Wayang Timplong merupakan salah satu kesenian yang menjadi roda penggerak perekonomian bagi pekerja seni di Kabupaten Nganjuk. Apabila difungsikan dengan baik kesenian akan berdampak positif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keberadaan kesenian wayang timplong terhadap kehidupan ekonomi pekerja seni Desa Kepanjen, Kabupaten Nganjuk tahun 1960-2016. Masalah yang dihadapi adalah dimana pekerja seni wayang timplong berupaya mempertahankan profesinya untuk menjaga eksistensi agar tetap bertahan dalam bidang ekonomi.
Dalam penelitian ini memunculkan suatu rumusan masalah (1) Bagaimana Wayang Timplong menjadi mata pencaharian yang menguntungkan bagi para pekerja seninya?. (2) Bagaimana pekerja seni Wayang Timplong di Desa Kepanjen Kabupaten Nganjuk mempertahankan profesinya sebagai seniman wayang?. Untuk menjawab rumusan masalah diatas, metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap meliputi, (1) heuristik, (2) kritik sumber, (3) interpretasi, dan (4) historiografi.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenian wayang timplong sudah ada sejak tahun 1910 diciptakan oleh mbah Boncol. Pada tahun 1960 kesenian wayang timplong mulai diperkenalkan pada masyarakat sebagai media hiburan yang tampil dalam berbagai kegiatan dimasyarakat. Perkembangannya yang terus meluas hingga tercipta banyak profesi baru pada seniman wayang timplong. Adanya kesenian ini memberi pengaruh terhadap kehidupan ekonomi pekerja seni. Berdampak pada penghasilan yang meningkat serta mengurangi angka pengangguran sehingga kesejahteraan pekerja seni terpenuhi dan perekonomiannya semakin membaik, serta dalam mempertahankan profesinya, seniman wayang timplong melakukan peningkatan pada keterampilan dan spiritualnya.
Kata kunci : Pekerja Seni, Wayang Timplong, Ekonomi.
Wayang Timplong is one of the arts that is the driving force of the economy for art workers in Nganjuk Regency. If properly functioned, art will have a positive impact. This study aims to analyze the effect of the existence of wayang timplong on the economic life of art workers in Kepanjen Village, Nganjuk Regency in 1960-2016. The problem faced is where the wayang timplong art worker tries to maintain his profession to maintain his existence in order to survive in the economic field.
This research raises a problem formulation (1) How can Puppet Timplong become a lucrative livelihood for its art workers?. (2) How can Timplong Wayang art workers in Kepanjen Village, Nganjuk Regency maintain their profession as puppet artists?. To answer the formulation of the problem above, the method used in this research is the historical research method which consists of four stages including, (1) heuristics, (2) source criticism, (3) interpretation, and (4) historiography.
Based on the results of the study, it shows that the wayang timplong art has existed since 1910 and was created by Ms. Boncol. In 1960 the wayang timplong art was introduced to the public as an entertainment medium that appeared in various activities in the community. Its development continues to expand to create many new professions for wayang timplong artists. The existence of this art has an influence on the economic life of art workers. The impact on increasing income and reducing unemployment so that the welfare of art workers is fulfilled and the economy is getting better, as well as in maintaining their profession, wayang timplong artists make improvements to their skills and spirituality.
Keywords: Art workers, Wayang Timplong, Economy