KEMAMPUAN BERPIKIR KOMPUTASI SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PECAHAN
COMPUTATIONAL THINKING ABILITY IN SOLVING FRACTION PROBLEMS OF 5TH GRADE PRIMARY SCHOOL STUDENTS
Veronica, Ajeng Rara. 2022. Kemampuan Berpikir Komputasi Siswa Sekolah Dasar Kelas V dalam Menyelesaikan Masalah Pecahan. Tesis, Program Studi Pendidikan Dasar, Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd. dan (II) Dr. Wiryanto, M.Si.
Kata Kunci: berpikir komputasi, masalah pecahan, siswa sekolah dasar.
Kemampuan berpikir komputasi merupakan salah satu kemampuan Abad 21 yang perlu dikembangkan sejak sekolah dasar. Berpikir komputasi merupakan kemampuan berpikir dalam menyelesaikan masalah matematika yang dapat diukur melalui indikator abstraksi, dekomposisi, berpikir algoritmik, evaluasi dan generalisasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif studi kasus yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir komputasi siswa sekolah dasar kelas V yang menyelesaikan masalah pecahan dengan tepat, kurang tepat dan tidak tepat. Subjek dalam penelitian ini dipilih dengan tipe sampling kriteria Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes dan wawancara. Uji kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi, ketekunan observasi, dan mengkaji referensi sesuai.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang menyelesaikan masalah pecahan dengan tepat mengidentifikasi informasi penting pada soal dengan menyebutkan dan menjelaskan informasi yang diketahui dan ditanya. Selanjutnya, merepresentasikan masalah dalam bentuk matematis dengan memanfaatkan informasi penting, mengaitkan masalah dengan kehidupan nyata dan pengalaman menyelesaikan masalah sebelumnya. Siswa tersebut menyelesaikan masalah dengan memecah masalah menjadi beberapa bagian, menyelesaikannya dengan langkah-langkah logis, dan menilai kebenaran cara yang digunakan dengan memberikan argumen yang logis. Selain itu, siswa tersebut menggeneralisasikan masalah dengan membuat kesimpulan dan mengadaptasi solusi pada masalah yang selaras. Siswa yang menyelesaikan masalah pecahan dengan kurang tepat merepresentasikan masalah dalam bentuk matematis meskipun bentuk matematis yang dibuat kurang terstruktur tetapi alasan yang diberikan cukup kuat dan logis. Siswa tersebut menyelesaikan masalah dengan memecah masalah menjadi beberapa bagian, menjelaskan langkah penyelesaian dengan jelas dan membuat generalisasi berdasarkan pola pada soal. Meskipun begitu, hasil akhir yang ditemukan kurang tepat karena adanya miskonsepsi operasi hitung pecahan dan kesalahan perhitungan. Karena terlalu yakin dengan jawabannya, siswa tersebut tidak menemukan kesalahan dan tidak membenarkan kesalahan yang dilakukan. Siswa yang menyelesaikan masalah pecahan dengan tidak tepat melakukan kesalahan sejak merepresentasikan soal dalam bentuk matematis, merencanakan dan melaksanakan langkah penyelesaian. Siswa tersebut tidak menemukan jawaban yang tepat dan tidak membenarkan kesalahannya. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman, ketidakmampuan menyusun rencana penyelesaian, kesalahan perhitungan dan adanya miskonsepsi materi pecahan.
Veronica, Ajeng Rara. 2022. Computational Thinking Ability in Solving Fraction Problems of 5th Grade Primary School Students. Thesis, Primary Education Program, Postgraduate, State University of Surabaya. Advisers: (I) Prof. Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd. and (II) Dr. Wiryanto, M.Si.
Keywords: computational thinking, fraction problems, primary school students.
Computational thinking is one of the 21st-century skills that need to be developed from primary school. Computational thinking is the ability to think about solving mathematical problems that are measured through indicators of abstraction, decomposition, algorithmic thinking, evaluation, and generalization. This research is a case study qualitative research that aims to describe the computational thinking ability of 5th-grade primary school students who solve fraction problems correctly, quite correctly, and incorrectly. The subjects were selected based on the research objectives with the type of sampling criteria. Data collection techniques using the tests and interviews. Data credibility tests using triangulation, the persistence of observation, and reviewing appropriate references.
The results showed that students who solve fraction problems correctly identify important information on the problem by mentioning and explaining the information that is known and asked. Furthermore, representing the problem in mathematical form by using important information, relating the problem to real life, and previous problem-solving experiences. The student solves the problem by breaking the problem into several parts, solving it with logical steps, and assessing the correctness of the method used by providing logical arguments. In addition, the student generalizes the problem by making inferences and adapting solutions to a similar problem. Students who solve fraction problems quite correctly represent the problem in mathematical form. Although the mathematical form made is less structured, the reasons given are logical. The student solves the problem by breaking the problem into several parts, explaining the steps of the solution clearly, and making generalizations based on the pattern of the problem. Even so, the final results found were incorrect due to misconceptions about fractional arithmetic operations and calculation errors. It is because they are too sure of the answer, so the student doesn't find mistakes and does not justify the mistakes made. Students who solve fraction problems incorrectly make mistakes when they represent the problem in mathematical form, plan, and carry out the completion steps. The student did not find the right answer and did not justify his mistake. It is due to a lack of understanding, the inability to develop a settlement plan, calculation errors, and misconceptions about fractions.