Kontruksi Sosial Masyarakat Desa Balonggebang tentang Larangan Pernikahan pada Perhitungan Jawa (Weton, Tempat Tinggal, Kelahiran)

The Social Construction of The Balonggebang Village Community Regarding The Prohibition of Marriage on Javanese Calculation( Weton, Place of Residence, and Birth)

Perhitungan jawa adalah suatu sistem yang dipercayai oleh masyarakat jawa pada umumnya untuk menentukan beberapa peristiwa penting dalam kehidupan. Salah satu daerah yang masih menggunakan dan melestarikan budaya perhitungan jawa adalah Desa Balonggebang. Sistematika perhitungan jawa yang ada dalam masyarakat menciptakan beberapa hal yang memengaruhi kehidupan, salah satunya adalah larangan pernikahan. Terbentuknya larangan pernikahan pada masyarakat sesuai dengan kepercayaan dan adat istiadat yang telah hadir dilingkungannya secara turun temurun. Larangan yang ada terbentuk melalui tiga konsep yaitu weton, kelahiran, dan tempat tinggal. Kepercayaan yang hadir telah terkonstruksi dalam diri masyarakat atas dasar nilai budaya, tradisi, dan pengaruh larangan pernikahan dilingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kontruksi larangan pernikahan berdasarkan perhitungan jawa dari masyarakat Desa Balonggebang. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah kualitatif dengan pendekatan secara etnografi untuk mengetahui secara mendalam berdasarkan kepercayaan dan pengalaman masyarakat. Teori yang digunakan pada penelitian ini ialah teori kontruksi sosial Peter L. Berger menggunakan tiga konsep dasar eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi sebagai pisau analisis permasalahan. Hasil penelitian menunjukkan proses terbentuknya kontruksi sesuai dengan konsep dasar kontruksi sosial melalui pemahaman, implikasi, dan penyampaian kepada lembaga sosial. Selain itu kontruksi sosial berkaitan dengan larangan juga didukung dengan adanya faktor yang mendasari dan dampak dari larangan tersebut dalam kehidupan masyarakat Desa Balonggebang.

Javanese numeric calculation is a system that is believed by Javanese people in general to determine some important events in life. One area that still uses and preserves Javanese numeric calculation culture is Balonggebang Village. Systematic Javanese calculations that believed in society create several things that affect life, one of which is the prohibition of marriage. The formation of a marriage ban in the community is following the beliefs and customs that have been present in their environment for generations. The existing prohibition is formed through three calculation concepts: weton, residence, and birth. The present beliefs have been constructed within the community based on cultural values, traditions, and the influence of the prohibition of marriage in the surrounding environment. This study aims to identify the construction of a marriage ban based on Javanese numeric calculations from the people of Balonggebang Village. The method used in this research is qualitative with an ethnographic approach to find out in-depth based on people's beliefs and experiences. The theory used in this study is the social construction theory of Peter L. Berger using three basic concepts of externalization, objectification, and internalization as a problem analysis tool. The results of the study show that the process of building construction is following the basic concepts of social construction through understanding, implication, and delivery to social institutions. In addition, the social construction related to the prohibition is also supported by the underlying factors and the impact of the prohibition on the life of the Balonggebang Village community.