PERAN JEMBATAN MERAH SEBAGAI TONGGAK PERKEMBANGAN SEKTOR PERDAGANGAN DI SEKITAR SUNGAI KALIMAS 1800-1900
THE ROLE OF THE RED BRIDGE AS A POINT OF DEVELOPMENT OF THE TRADE SECTOR AROUND THE KALIMAS RIVER 1800-1900
Penelitian ini penting karena Kawasan Sungai Kalimas Surabaya memiliki arti penting dari segi sejarah kota. Kawasan Kalimas memiliki nilai-nilai sejarah di setiap kawasannya terutama kawasan jembatan merah. Kawasan jembatan merah sebagai kawasan bersejarah yang menjadi pusat aktivitas perdagangan pada masa Pemerintahan Hindia Belanda sekitar abad ke 19 dan abad 20. Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apa nilai historis kawasan Jembatan Merah untuk perkembangan perdagangan Surabaya? (2) Nilai historis apa dari Sungai Kalimas yang mendukung perkembanga perdagangan Jembatan Merah? Penelitian skripsi ini menggunakan metode sejarah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi untuk menjawab rumusan masalah yang dikaji sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Jembatan Merah yang menjadi jantung kota Surabaya pada masa Pemerintahan Hindia Belanda menjadi pusat ekonomi dan perdagangan karena Surabaya memiliki pelabuhan Kalimas dan pelabuhan. 2) pusat perdagangan Surabaya berada di Kalimas yang kemudian masih berpusat di Jembatan Merah menjadikan kota Surabaya sebagai Kota yang sangat ramai, sehingga sungai Kalimas memiliki pengaruh terhadap aktivitas ekonomi dan sosial bagi Kota Surabaya.
Kata Kunci : Perdagangan, Jembatan Merah, Sungai Kalimas
This research is important because the Kalimas River area of Surabaya has an important meaning in terms of the history of the city. The Kalimas area has historical values in each area, especially the red bridge area. The red bridge area as a historical area which became the center of trading activity during the Dutch East Indies government around the 19th and 20th centuries. This study has the following problem formulation: (1) What is the historical value of the Jembatan Merah area for the development of trade in Surabaya? (2) What historical value of the Kalimas River supported the development of the Red Bridge trade?This thesis research uses historical methods, namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography to answer the formulation of the problem studied so that the results of the study show that: 1) Jembatan Merah which became the heart of Surabaya during the Dutch East Indies government became the center of economy and trade because Surabaya has Kalimas port and port. 2) Surabaya's trading center is located in Kalimas which is then still centered on Jembatan Merah making the city of Surabaya a very busy city, so that the Kalimas river has an influence on economic and social activities for the city of Surabaya.
Keywords: Trade, Red Bridge, Kalimas River