Code Mixing in Female Teenagers' Daily Conversation at An English Dormitory
Fenomena campur kode merupakan hal yang umum terjadi, khususnya di kalangan masyarakat multibahasa. Campur kode mengacu pada penggabungan dua atau lebih bahasa di mana unsur leksikal dan gramatikal dari beberapa bahasa terjadi dalam satu kalimat. Penelitian ini membahas tentang campur kode di asrama bahasa Inggris putri di Pesantren Al-yasini Pasuruan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui campur kode yang dilakukan oleh semua remaja putri di Asrama Inggris, mengklasifikasikan jenis-jenis campur kode yang digunakan, dan mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan mereka melakukan campur kode.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam pengumpulan dan pengolahan data, sedangkan dalam bentuk kata, frase, dan kalimat menjadi data penelitian. Teori Hoffman mendukung pertanyaan penelitian 1, teori Musyken mendukung pertanyaan penelitian 2, dan teori Hudson mendukung pertanyaan penelitian 3. Penelitian ini menggunakan kombinasi teknik kuesioner, observasi, dan wawancara. Ada 3 pengolahan yang dilakukan dalam analisis data, yaitu (1) mengumpulkan data dari kuesioner dan observasi non-partisipatif dalam bentuk rekaman suara (2) Mengklasifikasikan data ke dalam kategori pilihan yang disediakan, dan (3) Mengungkap data dari hasil klasifikasi dan didukung dengan data wawancara.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ada 124 informan yang tinggal di asrama bahasa Inggris sebagai anggota, 48 informan kurang dari satu tahun (lebih dari enam bulan), 52 informan lebih dari satu tahun, dan 24 informan lebih dari tiga tahun. Data menunjukkan bahwa semua informan melakukan campur kode dalam percakapan sehari-hari, dengan 23% memilih sering dan 77% memilih selalu. Dalam mengklasifikasikan data, ketiga kelompok informan menggunakan tiga tipe jenis campur kode: insertion, alternation approach, dan congruent lexicalization. Faktor individu dan sosial menyebabkan campur kode, dan tidak ada faktor budaya.
The phenomenon of code-mixing is a common occurrence, particularly among multilingual people. Code mixing refers to combining two or more languages in which lexical and grammatical elements from multiple languages occur in a single sentence. This study deals with code-mixing in the females' English dormitory at the Islamic boarding school Al-yasini Pasuruan. The objectives of this study are to know whether the code-mixing done by all female teenagers at English Dormitory, to classify the types of code-mixing used, and reveal the factors that cause them to do code mixing.
This study used qualitative method for collecting and processing the data, while in the form of words, phrases, and sentences became the data of the study. Hoffman’s theory supports research question 1, Musyken’s theory supports research question 2, and Hudson’s theory supports research question 3. This study employed a combination of questionnaires, observations, and interview techniques. There were 3 processed was done in the data analysis, such as (1) collecting the data from the questionnaires and non-participatory observation in the form of voice records (2) Classifying the data into the provided categories of options, and (3) Revealing the data from the classification results and supported by the interview data.
The study revealed that there were 124 informants who lived in English dormitory as members, 48 informants for less than one year (more than six months), 52 informants for more than one year, and 24 informants for more than three years. The data shows that all the informants did code mixing in their daily conversation, with 23% selected often and 77% selected always. In classifying the data, the three groups of informants used three types of code mixing: insertion, alternation approach, and congruent lexicalization type. Individual and social factors cause code-mixing, and no cultural factor exists.