POWER RELATION ANALYSIS IN BOLLYWOOD MOVIE DREAM GIRL (2019)
Penelitian ini menerapkan teori dari Michel Foucault dan Gayatri Spivak untuk menganalisis dinamika kekuasaan dan representasi suara subaltern dalam film India tahun 2019 berjudul Dream Girl. Film yang disutradarai oleh Raaj Shaandilyaa ini menggambarkan struktur kekuasaan yang kompleks yang terkait dengan gender dan kelas dalam budaya India, seiring dengan kisah Karamveer Singh yang mengadopsi kepribadian perempuan untuk bekerja sebagai seorang penghibur melalui telepon. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mengkaji adegan dan diskusi penting, dengan tujuan menentukan bagaimana kinerja gender dari Karamveer menantang dan bersinggungan dengan masalah subaltern. Penelitian ini mengevaluasi bagaimana film tersebut menggambarkan suara dan identitas yang terpinggirkan dengan mengacu pada definisi tentang subaltern yang dikemukakan oleh Spivak dan teori tentang kekuasaan yang dikemukakan oleh Foucault yang meresap dan saling berhubungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Dream Girl menyoroti tantangan yang dihadapi kelompok subaltern dalam merebut kembali hak mereka dalam struktur kekuasaan, sekaligus mengkritik kekakuan biner gender. Film tersebut mengilustrasikan bagaimana narasi budaya dominan menyaring dan, dalam beberapa situasi, membungkam suara-suara yang terpinggirkan, dan bagaimana kekuasaan dapat bersifat represif dan konstruktif. Penelitian ini berkontribusi pada diskusi tentang bagaimana film populer dapat berfungsi sebagai platform bagi suara-suara yang terpinggirkan untuk diwakili dan menjadi situs perlawanan.
This study applies the theories from Michel Foucault and Gayatri Spivak to analyze the power dynamics and representation of subaltern voices in the 2019 Indian movie Dream Girl. The movie, directed by Raaj Shaandilyaa, depicts the complex power structures connected to gender and class in Indian culture, as it follows Karamveer Singh as he adopts a female persona to work as a phone entertainer. This study employs descriptive qualitative method to examine significant scenes and discussions, with the goal of determining how the gender performance of Karamveer both challenges and intersects with subaltern concerns. The study evaluates how the movie portrays marginalized voices and identities by drawing on the definition of the subaltern proposed by Spivak and the theory of power proposed by Foucault as pervasive and interconnected. The results demonstrate that the Dream Girl movie highlights the challenges subaltern groups have in reclaiming agency within these power structures while also criticizing the rigidity of gender binaries. The movie illustrates how dominant cultural narratives filter and, in some situations, quiet marginalized voices, and how power can be both repressive and constructive. This study contributes to the discussion of how popular movies can serve as platforms for marginalized voices to be represented and a site of resistance.