Jaranan Turonggo Yakso merupakan genre pertunjukan tari yang hidup di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Keberadaan Jaranan Turonggo Yakso pada awalnya merupakan seni ritual kemudian berkembang menjadi pertunjukan populer yang masih mampu bertahan di tengah arus globalisasi saat ini. Pada setiap pertunjukan Jaranan Turonggo Yakso selalu diiringi menggunakan alat musik gamelan yang sederhana, yaitu slompret, kendang, kethuk, bonang 2 (ro) dan 6 (nem), angklung, dan gong. Secara auditif penampilan slompret sebagai instrumen musik yang paling menonjol dan mendominasi karakter musik tari Jaranan Turonggo Yakso.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, (1) bagaimana keberadaan instrumen slompret dalam perspektif ensambel musik Tari Jaranan Turonggo Yakso di Kabupaten Trenggalek, (2) bagaimana struktur dan teknik penyajian slompret dalam ensambel musik Tari Jaranan Turonggo Yakso?. Tujuan penelitian adalah, (1) untuk mengetahui keberadaan instrumen slompret dalam perpektif ensambel musik tari Jaranan Turonggo Yakso di Kabupaten Trenggalek, (2) untuk mendeskripsikan struktur dan teknik penyajian slompret dalam Tari Jaranan Turonggo Yakso. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, pengamatan, dan wawancara, yang dengan dilengkapi pencatatan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, musik tari Jaranan Turonggo Yakso merupakan elemen pertunjukan penting yang berfungsi sebagai pendukung suasana dan karakter gerak tari. Keberadaan instrumen slompret merupakan identitas utama dalam pertunjukan Tari Jaranan Turonggo Yakso di Kabupaten Trenggalek. Secara musikal, keberadaan slompret dalam ensambel musik tari berfungsi sebagai melodi yang utama atau pokok, sedangkan secara struktural penampilan slompret selalu berperan sebagai pembuka gendhing, melodi pokok, dan juga sebagai “isen-isen”, hingga penutup. Oleh karena keberadaan dan peranannya sangat mendominasi jalannya pertunjukan, maka dapat dikatakan bahwa slompret merupakan identitas utama musik Tari Jaranan Turonggo Yakso di Kabupaten Trenggalek.
Jaranan Turonggo Yakso is a dance performance genre that lives in Trenggalek Regency of East Java. The existence of Jaranan Turonggo Yakso was originally a ritual art and then developed into a popular show that is still able to survive amid current globalization. At every performance Jaranan Turonggo Yakso is always accompanied by simple gamelan musical instruments, namely trumpet, kendang, kethuk, bonang 2 (ro) and 6 (nem), angklung, and gong. Audibly performs the trumpet as the most prominent musical instrument and dominates the musical character of Jaranan Turonggo Yakso.
The formulation of the problem in this research is, (1) how the existence of trumpet instrument in the perspective of musical ensemble of Jaranan Turonggo Dance in Trenggalek, (2) how the structure and technique of the presentation of the trumpet in the ensemble of Jaranan Turonggo Yakso? The purpose of the research is, (1) to know the presence of the trumpet instrument in the ensemble of Jaranan Turonggo Yakso musical ensembles in Trenggalek district, (2) to describe the structure and technique of the presentation of the trumpet in Jaranan Turonggo Yakso.
This research method uses a qualitative approach, with data collection techniques through literature study, observation, and interviews, which are equipped with recording. The results show that, Jaranan Turonggo Yakso dance music is an important performance element that serves as a supportive atmosphere and character of dance movements. The existence of the trumpet instrument is the main identity of Jaranan Turonggo Yakso dance performance in Trenggalek Regency. Musicalally, the existence of a trumpet in the ensemble of dance music serves as a main or basic melody, whereas structural appearance of the trumpet has always played the opening of the gendhing, the main melodies, as well as the "isen-isen", to the cover. Because of its existence and its role dominate the way of the show, it can be said that the trumpet is the main identity of Jaranan Turonggo Yakso music in Trenggalek Regency.