Penelitian ini mengkaji narasi realisme magis yang ada dalam novel Puya ke Puya. Realisme magis merupakan sebuah aliran karya sastra yang merepresentasikan kembali magis berdasarkan kepercayaan tradisional dalam dunia modern. Sebuah karya sastra yang memiliki karakteristik tersebut dapat dikatakan sebagai karya realisme magis. Novel Puya ke Puya karya Faisal Oddang memuat lokalitas Tana Toraja dan memiliki kecenderungan sebagai karya sastra beraliran realisme magis. Dalam hal ini, digunakan teori realisme magis yang dikemukakan oleh Wendy B. Faris, yang terdiri atas the ireeducible element, phenomenal world, unsettling doubts, merging realism, dan disruption of time, space an identity. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kelima unsur realisme magis tersebut dalam novel Puya ke Puya karya Faisal Oddang, serta bagaimana narasi realisme magis yang dibentuk berdasarkan kelima unsur tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif-mimetik, yakni pendekatan yang mengutamakan penelitian berdasarkan teks sastra itu sendiri dan menggunakan teks-teks pendukung untuk menunjang data utama. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca catat, sementara teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskripsi analisis yakni yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disertai dengan analisis data yang ada. Hasil analisis karakteristik realisme magis pada tiap elemen menunjukkan bahwa novel ini memenuhi kriteria sebagai karya realisme magis sebab kelima karakteristik tersebut dapat ditemukan dalam novel. Novel Puya ke Puya memiliki kadar realisme magis yang cukup kuat yang ditunjukkan melalui struktur naratif dari tokoh riil dan tokoh magis serta peristiwa riil dan peristiwa magis dalam novel yang berimbang. Selain itu, realisme magis yang ternarasikan dalam novel juga menunjukkan perlawanan terhadap sifat-sifat negatif yang dibawa oleh modernisme.
Kata kunci: realisme magis, Puya ke Puya, tradisional, modern
This study examines the narrative of magical realism in the Puya ke Puya novel by Faisal Oddang. Magical realism is a flow of literary works that represent magical returns based on traditional beliefs in the modern world. A literary work that has these characteristics can be said to be a work of magical realism. The Puya ke Puya novel by Faisal Oddang contains the locality of Tana Toraja and has a tendency as a literary work based on magical realism. In this case, the magical realism theory used by Wendy B. Faris is used, which consists of the irreducible element, phenomenal world, unsettling doubts, merging realism, and disruption of time, space an identity. The purpose of this study was to describe the five elements of magical realism in Puya ke Puya novel by Faisal Oddang, and how magical realism narratives were formed based on these five elements. The approach used in this study is an objective-mimetic approach, namely an approach that prioritizes research based on the literary text itself and uses supporting texts to support the main data. The data collection technique used in this study is a note-taking technique, while the data analysis technique used is an analysis description technique that is done by describing facts which are then accompanied by analysis of existing data. The results of analyzing the characteristics of magical realism in each element indicate that this novel fulfills the criteria as a work of magical realism because the five characteristics can be found in the novel. The Puya ke Puya novel has a fairly strong level of magical realism that is demonstrated through the narrative structure of real figures and magical figures as well as real events and magical events in a balanced novel. In addition, magical realism that is narrated in the novel also shows resistance to the negative traits brought about by modernism.
Keywords: magical realism, Puya ke Puya, traditional, modern