KARYA TARI DASTHA IBU SEBAGAI UNGKAPAN KEKECEWAAN SANG IBU DARI PUTRI KIRANA DALAM BENTUK DRAMATIK

DASTHA IBU DANCE AS AN EXPRESS OF THE MOTHER'S DISAPPOINTMENT FROM PUTRI KIRANA IN A DRAMATIC FORM

Kecewa merupakan perasaan tidak puas yang muncul karena tidak sesuai dengan keinginan dan harapan. Rasa kecewa itu bisa muncul kepada siapa saja yang merasakan ketidak puasan terhadap suatu hal. Peristiwa terkait dengan kekecewaan yang seringkali terjadi adalah kekecewaan orang tua terhadap anaknya. Fenomena tentang kekecewaan orang tua terhadap anak yang relevan dengan kisah Putri Kirana dan Ibunya yang memiliki keterkaitan dengan sebuah situs peninggalan sejarah Candi Gedong Putri yang terletak di Kabupaten Lumajang. Fenomena tersebut yang memunculkan sebuah ide untuk menggarap sebuah karya tari yang bertemakan kekecewaan. Kekecewaan yang dimaksud di sini adalah kekecewaan seorang ibu terhadap anaknya. Karya ini menjadi penting sebagai pesan kehidupan tentang hubungan orang tua dan anak. Karya tari ini diwujudkan dalam bentuk tari dramatik.

Pada penulisan dan penciptaan karya tari Dastha Ibu  menggunakan beberapa penciptaan karya terdahulu sebagai relevansi terhadap karya tari yang akan dibuat. Selain itu, penulis juga menggunakan landasan teori sebagai pondasi pada karya tari Dastha Ibu yakni teori Konstruksi I oleh Jacquiline Smith, dan Sumandiyo Hadi, tentang karakteristik bentuk. Setelah melakukan pendekatan, maka dibuat rancangan kekaryaan yakni tema, kemudian judul, sinopsis, skenario yang terdiri dari lima adegan dan membentuk desain dramatik kerucut ganda dengan menggunakan mode penyajian representatif dan simbolis yang disajikan dengan unsur pendukung lainnya seperti tempat pentas dan pencahayaan, tata rias dan busana, properti serta iringan musik.

Analisa dari hasil karya tari Dastha Ibu yang pertama yaitu alur cerita dari intro hingga adegan akhir yang membentuk beberapa klimaks kecil dan besar. Tata rias pada karya tari ini bertujuan untuk mempertegas garis-garis wajah serta mendukung karakter penari.  Busana yang digunakan dimaksudkan untuk mempertegas karakter serta mendukung gerak penari. Selain itu pada properti  yaitu menggunakan kain kuning dan pita-pita merah pada jemari penari dan kain putih. Iringan musik dibuat dari software editing . Karya ini dipentaskan pada panggung prosenium dengan tata lampu untuk mendukung pembentukan suasana.

Pada karya tari Dastha Ibu terdapat varibel isi yaitu gambaran dari sub tema yang diwujudkan dengan simbol-simbol pada penyajian karya tari ini. Kemudian variabel bentuk berupa desain dramatik dibentuk dengan memanfaatkan unsur pendukung seperti lighting, iringan musik dsb. Dalam penciptaan karya tari penting sekali hendaknya mempertimbangkan konsep dan struktur secara matang. Dalam penyusunan konsep dan struktur alur yang akan disajikan maka perlu dilakukan penelitian guna mencari informasi terkait fenomena yang akan diangkat sehingga data yang akan dijadikan modal untuk menyusun konsep dan struktur menjadi valid dan akurat.

Disappointment is a feeling of dissatisfaction that arises because it is not in accordance with the wishes and expectations. That feeling of disappointment can appear to anyone who feels dissatisfied with something. Events related to disappointment that often occur are disappointment of parents with their children. The The phenomenon of parents' disappointment with their children is relevant to the story of Putri Kirana and her mother, which is related to a historical heritage site of Gedong Putri Temple, located in Lumajang. This phenomenon has led to an idea to creat a new dance with the theme of disappointment. The disappointment referred to here is the disappointment of a mother with her child. This dance is important as a message in life about the relationship between parents and children.. This dance work is manifested in the form of a dramatic dance.

In the writing and creation of the dance, Dastha Ibu uses several previous work creations as relevance to the dance that will be created. The author also uses a theoretical basis as the foundation for the work of the Dastha Ibu dance. Dastha Ibu's uses the theory of Construction I by Jacquiline Smith and uses Sumandiyo Hadi's theory of form. After taking the approach, a dance’s plan is made, namely the theme, then the title and synopsis, after which a scenario consisting of five scenes then form a dramatic design using representative and symbolic presentation modes and are presented with other supporting elements such as venues and lighting, make-up and clothing, props and musical accompaniment.

The analysis of the first Dastha Ibu dance is the storyline from the intro to the final scene that forms several small and large climaxes. The make-up in this dance aims to emphasize facial lines and support the dancer's character. The clothes used are intended to reinforce the character and support the dancers' movements. In addition, the property uses yellow cloth and red ribbons on the dancers' fingers. Musical accompaniment is made from editing software. This dance is performed on the prosenium stage with lighting to support the formation of the atmosphere

In the Dastha Ibu dance, there is a content variable, namely a description of the sub-themes which are manifested by symbols in the presentation of this dance work. Then the shape variable in the form of a dramatic design is formed by utilizing supporting elements such as lighting, musical accompaniment, etc. In the creation of dance works, it is very important to carefully consider the concepts and structures. In drafting the concept and structure of the flow to be presented, it is necessary to conduct research in order to find information related to the phenomena to be raised so that the data that will be used as capital to compile concepts and structures is valid and accurate.