Eksistensi Rumah Batik Putat Jaya Surabaya
The Existence of Batik House Putat Jaya Surabaya
Keberadaan rumah batik Putat Jaya mampu memberikan manfaat bagi warga terdampak penutupan lokalisasi Dolly pada tahun 2014. Rumah batik Putat Jaya kini juga berkontribusi besar pada perkembangan motif batik khas Surabaya. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan, eksistensi, manajemen pelatihan, dan hasil pelatihan di rumah batik Putat Jaya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif, sehingga teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah 1) Eksistensi rumah batik Putat Jaya sangat tampak perkembangannya dari tahun ke tahun. Awalnya, tahun 2016 hanya diperuntukkan bagi warga terdampak penutupan lokalisasi Dolly, namun mulai tahun 2019 telah dibuka untuk umum dan mampu menjadi pusat pengembangan motif batik khas Surabaya; 2) Manajemen pelatihan di rumah batik Putat Jaya dikelola oleh seniman batik Surabaya yaitu Pengky Gunawan. Pelatihan di rumah batik Putat Jaya terbagi menjadi tiga yaitu: pelatihan oleh Disperindag (2 bulan sekali), pelatihan umum (dengan kesepakatan waktu) oleh warga binaan yang mahir, dan pelatihan yang bersifat tentoring (secara fleksibel) oleh Pengky Gunawan; 3) Hasil pelatihan di rumah batik Putat Jaya telah mampu memunculkan kelompok-kelompok UKM batik yang mampu memproduksi batik khas Surabaya secara mandiri meliputi batik Metamorfosa Dolly, batik Suroboyo Scribble, batik Cheng Ho, batik Suroboyo Wani, batik Catur Muka Brahma, batik Jarak-Semanggi, dan batik Keputran.
Kata Kunci: Eksistensi, Pelatihan, Rumah Batik Putat Jaya
The existence of Putat Jaya batik house is able to provide benefits for residents affected by Dolly localization closure in 2014. Putat Jaya batik house now also contributes greatly to the development of batik motifs typical of Surabaya. Based on this, this research aims to describe the development, existence, training management, and training results in putat Jaya batik house. This research do by qualitative-descriptive method, so that data collection techniques are carried out with observations, interviews, and documentation. The results of the research are 1) The existence of Putat Jaya batik house is very visible developed from year to year. Initially, 2016 was only intended for residents affected by Dolly localization closure, from 2019 has been opened in general and able to be the center of development of batik motifs typical of Surabaya. 2) The management of training in Putat Jaya batik house is managed by Surabaya batik artist Pengky Gunawan. Training in batik house Putat Jaya divided into three: training by Disperindag (once every 2 months), general training (by time agreement), and tentoring training (flexibly). 3) The results of training in batik house Putat Jaya has been able to give birth to groups of batik UKM who are able to produce batik typical of Surabaya independently such as: Metamorfosa Dolly batik, Suroboyo Scribble batik, Cheng Ho batik, Suroboyo Wani batik, Catur Muka Brahma batik, Jarak-Semanggi batik, and Keputran batik.
Keywords: Existence, Training, Putat Jaya Batik House