Ekspresi Sosiokultural Syair Passayang-Sayang Etnik Mandar (Kajian Historigeopuitika)
Expression of Lyrics Sociocultural Passayang-Sayang Ethnic Mandar (Historygeopuitica Study)
ABSTRAK
Jafar. 2020, Ekspresi Sosiokultural Syair Passayang-Sayang Etnik Mandar (Kajian Historigeopuitika). Disertasi, Program Studi S-3 Pendidikan Bahasa dan Sastra, Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing: (1) Prof. Dr. Haris Supratno, dan (2) Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A.
Kata-kata kunci: Historigeopuitika, ekspresi simbol etnik, ekspresi nilai etnik, ekspresi keindahan etnik Mandar.
Penelitian ini bertujuan mengkaji (1) perkembangan simbol etnis Mandar dengan menguraikan periodisasi simbol etnis dalam Passayang-Sayang tahun 1960-1970, 1970-1980, 1980-1990, 1990-2000, 2000-2010, 2010-Sekarang, (2) perkembangan nilai etnis dengan menguraikan periodisasi nilai etnis dalam Passayang-Sayang tahun 1960-1970, 1970-1980, 1980-1990, 1990-2000, 2000-2010, 2010-Sekarang, (3) dinamika keindahan etnis dengan menguraikan penggunaan bunyi, majas, dan ungkapan pada syair lagu Passayang-Sayang periode tahun 1960-1970, 1970-1980, 1980-1990, 1990-2000, 2000-2010, 2010-Sekarang. Ketiga tujuan tersebut dianggap akuntabel merepresentasikan judul penelitian ini.
Penelitian ini berpendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian berwujud teks nyanyian rakyat, pernyataan informan, dan fakta di lapangan. Data tersebut diperoleh melalui dua sumber yakni lima orang informan dan hasil pengamatan. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan, wawancara, dan rekaman. Peneliti bertindak sebagai instrumen kunci dengan dipandu oleh pedoman pengumpulan data. Prosedur analisis data menggunakan model spiral yang dikemukakan oleh Creswell, sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis hermeneutik objektif. Untuk menghindari bias penelitian, dilakukan triangulasi terhadap setiap tahap penelitian, perangkat penelitian, klarifikasi temuan penelitian kepada informan sebagai pemilik nyanyian, Focussed Group Discussion, dan audit eksternal.
Hasil penelitian ini, yakni: (1) perkembangan simbol etnik tahun 1960-1970 sebanyak 22 simbol, 1970-1980 sebanyak 17 simbol, 1980-1990 sebanyak 10 simbol, 1990-2000 sebanyak 17 simbol, 2000-2010 sebanyak 22 simbol, 2010-Sekarang sebanyak 15 simbol, (2) perkembangan nilai etnik tahun 1960-1970 sebanyak 16 nilai, 1970-1980 sebanyak 5 nilai, 1980-1990 sebanyak 7 nilai, 1990-2000 sebanyak 6 nilai, 2000-2010 sebanyak 7 nilai, 2010-Sekarang sebanyak 8 nilai, (3) dinamika keindahan yang digunakan tahun 1960-1970 penggunaan bunyi asonansi 7 lagu, aliterasi 7 lagu, repetisi 7 lagu, rima 7 lagu; penggunaan majas metafora 4 lagu, personifikasi 4 lagu, hiperbola 1 lagu; ungkapan berupa perubahasa 1 lagu, pepatah 2 lagu, tabu 1 lagu, kata mutiara 2 lagu, 1970-1980 penggunaan bunyi asonansi 4 lagu, aliterasi 4 lagu, repetisi 4 lagu, rima 4 lagu; penggunaan majas metafora 1 lagu; ungkapan berupa kata mutiara 1 lagu, 1980-1990 penggunaan bunyi asonansi 4 lagu, aliterasi 4 lagu, repetisi 4 lagu, rima 4 lagu, 1990-2000 penggunaan bunyi asonansi 5 lagu, aliterasi 5 lagu, repetisi 5 lagu, rima 5 lagu, 2000-2010 penggunaan bunyi asonansi 7 lagu, aliterasi 7 lagu, repetisi 7 lagu, rima 7 lagu, 2010-Sekarang penggunaan bunyi asonansi 8 lagu, aliterasi 8 lagu, repetisi 8 lagu, rima 8 lagu, (4) Historiografi, Geografi, dan Puitika menyelaraskan perkembangan etnik Mandar dalam nyanyian Passayang-Sayang.
Secara teoretis penelitian ini menghasilkan ilmu baru historigeopuitika berpendekatan multidisipliner. Secara praktis, temuan penelitian ini bermanfaat bagi (1) membantu pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menghidupkan ekosistem kebudayaan, memajukan, melindungi, mengamankan, memelihara, menyelamatkan, publikasi, mengembangkan, dan memanfaatkan kebudayaan daerah sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan. (2) sebagai sarana penggalian, pelestarian, dan pengembangan budaya daerah yaitu Passayang-Sayang Mandar yang banyak mengandung simbol etnik, nilai etnik, dan keindahan etnik yang dapat dijadikan pedoman hidup bagi masyarakat Mandar pada khususnya dan masyarakat indonesia pada umumnya bahkan masyarakat internasional. Nilai budaya yang bersifat universal dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat lokal, nasional, dan internasional.
ABSTRACT
Jafar, 2020. Expression of lyrics Sociocultural Passayang-Sayang ethnic Mandar (Historygeopuitica Study) Dissertation, Program study S-3 Language Education and Literature. Pascasarjana Surabaya State University. Supervisor (1) Prof. Dr. Haris Supratno, (2) Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A.
Keywords: Historygeopuitica, ethnic symbol expression, ethnic value expression, ethnic beauty Mandar expression.
This research is aimed to study (1) The development of symbol ethnic Mandar which unravel the ethnic symbol within Lyrics Passayang-Sayang in period 1960-1970, 1970-1980, 1980-1990, 1990-2000, 2000-2010 up to now. (2) value development of ethnic which unravel in lyrics Passayang-Sayang in period 1960-1970, 1970-1980, 1980-1990, 1990-2000, 2000-2010, 2010-now (3) The dynamic of beauty ethnic to unravel exertion sounds, a figure of speech, expression within lyric Passayang-Sayang Mandar in period 1960-1970, 1970-1980, 1980-1990, 1990-2000, 2000-2010-now. Those are ascribed as representative of the topic of this research.
This research is a qualitative descriptive study. The research data is a text of lyric, informant statements, and facts in the field. The data is obtained through two sources that are five informant and observation results. Data collection activities are conducted through observation techniques, interviews, and recordings. Researcher act as key instruments by being guided by data collection guidelines. Data analysis procedures using the spiral model propounded by Creswell, while analyzing data using the analysis hermeneutic objective. To avoid the bias of research, it is triangulated to each step of research, research tools, and research findings clarification to the informant as the owner of singing, Focused Group Discussion, and external audit.
The results of the studies are (1) the development of ethnic symbols of 1960-1970, has 22 symbols, 1970-1980 has 17 symbols, 1980-1990 has 10 symbols, 1990-2000 has 17 symbols, 2000-2010 has 22 symbols, 2010 –now has 15 symbols, (2) The development of ethnic values in 1960-1970 has 16 values, 1970-1980 has 5 values, 1980-1990 has 7 values, 1990-2000 has 6 values, 2000-2010 has 7 values 2010- now has 8 values (3) The beauty dynamics used in 1960-1970 using sound assonances of 7 songs, aliteracy 4 songs, repetition 7 songs, personification 4 songs, hyperbola 1 songs, expression proverb 1 song, adage 2 songs, taboo 1 song, aphorism 2 songs, in 1970-1980 using sound of assonances 4 songs, aliteracy 4 songs, repetition 7 songs, rhyme 4 songs, in 1980-1990 using sound assonances 4 songs, aliteracy 4 songs, repetition 4 songs, rhyme 4 songs, in 2000-2010 using sound assonances 7 songs, aliteracy 7 songs, repetition 7 songs, 2010-now using sound assonances 8 songs, aliteracy 8 songs, repetition 8 songs, rhyme, 8 songs (4) Historiography, geography, and poetry synchronizes development the ethnic of Mandar in the Passayang-Sayang Hymns.
Theoretically, this study produced a new insight called Historygeopoeitica with a multidisciplinary approach. Practically, the findings of the research are beneficial to (1) To help center and local governments to be more live the culture ecosystem, promote, protect, preserve, rescue, accumulate, develop, harness culture like what is trusted by amendment no. 5 the year 2017 about culture progress, (2) As means diggings, conservation, local culture development namely Passayang-Sayang Mandar which have an ethnic symbol, ethnic value to become as a live guidance particular for Mandar society, in general Indonesian society or international society. Culture values as universal to become guidance of local society, national and international.