Coping Stress pada Mahasiswa yang Kuliah sambil Bekerja
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan mengenai gambaran stres yang dialami oleh mahasiswa yang sedang bekerja serta bagaimana coping stress yang digunakan untuk mengatasi stres tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah tiga yang merupakan orang mahasiswa yang sedang bekerja. Pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur terhadap mahasiswa yang tengah bekerja. Analisis data yang digunakan adalah analisis tematik dengan cara mengumpulkan data lalu mengolahnya, melakukan pengkodingan dan membentuk tema. Penelitian ini berhasil mengungkapkan bahwa ketiga partisipan menunjukkan bahwa stres yang mereka alami dipicu oleh tekanan keluarga, perasaan khawatir, kesulitan mengatur waktu dan kelelahan akibat kuliah sambil bekerja, hal tersebut seringkali menyebabkan masalah datang secara bersamaan. Sedangkan untuk coping stress yang dilakukan mahasiswa berupa emotionfocused coping dengan cara melakukan penerimaan diri, interpretasi positif terhadap stres, mencari dukungan sosial emosional, tidak melakukan penolakan hingga mengaitkan religiusitas dengan penanganan stres.
This research aims to reveal the description of stress experienced by students who are working and how coping stress is used to overcome the stress. This research uses a qualitative case study approach. There were three participants in this research students who were working. Collecting data using semi-structured interviews with students who were working. Data analysis used is thematic analysis by collecting data and processing it, coding and forming themes. This research succeeded in revealing that the three participants indicated that the stress they experienced was triggered by family pressure, feelings of worry, difficulty managing time and fatigue due to studying while working, this often causes problems to come together. As for coping with stress, students do it in the form of emotion-focused coping by means of selfacceptance, positive interpretation of stress, seeking social emotional support, not refusing to associate religiosity with stress management.