Makna Simbolis Sajrone Ritual Tradhisi Manten Tebu Ing PG Semboro Kabupaten Jember
The Simbolic Meaning In The Ritual Of The Sugarcane Wedding Tradition At PG Semboro Jember District
Suku Jawa memiliki bermacam-macam tradisi upacara adat yang hingga saat ini masih dilaksanakan. Masyarakat memiliki kepercayaan tradisi adat wajib dilaksanakan, jika tidak dilaksanakan bisa kejadian yang tidak diharapkan, sehingga wajib dilaksanakan dengan prosesi dan sesaji yang lengkap. Seperti tradisi pengantin tebu wajib dilaksanakan karena di dalam prosesi tata laku ada makna simbolis yang bisa menarik perhatian. Tradisi ini menjadi tradisi ritual tahunan dari pabrik gula Semboro. Tradisi dilaksanakan saat buka musim giling. Tempat penelitian di Kebun Hak Guna Usaha (HGU) tanah Spada PT Perkebunan 11 (PTPN XI) Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji Jember dan PG Semboro kecamatan Semboro Jember. Tujuan penelitian untuk mengetahui tata laku upacara dari awal sampai akhir penutup, serta mendeskripsikan makna yang terkandung di dalam simbol-simbol di tata acara serta ubarampe. Rancangan penelitian menggunakan teori Semiotika Charles Sanders Pierce. Sumber data menggunakan wawancara juga dokumentasi yang dilaksanakan langsung di lapangan. Sesudahnya semua data dianalisis dengan cara induktif atau menganalisis data dengan cara proses langsungdari fakta-fakta ke teori yang memberikan penjelasan hasil data wawancara dianalisis menggunakan teori. Hasil penelitian manten tebu ini cocok dengan teori Pierce yang membagi tanda menjadi Indeks, ikon, dan simbol. Makna Simbolis tata laku Slametan, sesaji, ubarampe, dan ujub. Simbol-simbol dalam ritual memiliki pesan yang ditujukan untuk kelancaran selama proses giling, sehingga pesan itu memiliki nilai yang positif. Manten tebu ini memiliki perbedaan atau keunikan manten tebu dari pabrik gula Semboro dengan pabrik lainnya.
Kata Kunci : Pengantin tebu, Semiotik, Pabrik Gula Semboro, Simbolik.
The Javanese have various ceremonial traditions which are still carried out until this day. The people believe that traditional beliefs must be carried out, if not carried out, unexpected things may happen, so it must be carried out with the right processions and offerings. Like the tradition of Pengantin Tebu, it must be carried out because in its processions there is a symbolic meaning that can attract attention. This tradition became an annual traditional ritual for the sugar factory of Semboro. The tradition is carried out during the milling season. The research site in Kebun Hak Guna Usaha (HGU) on the land of Spada PT Perkebunan 11 (PTPN XI Village of Nogosari, District of Rambipuji Jember and PG Semboro district of Semboro Jember. The purpose of the research is to know ceremonial behavior of the ceremony from the beginning until the end as well as describing the meaning within the symbols in the ceremony and ubarampe. The research design uses the theory of Semiotics of Charles Sanders Pierce. The source of the data uses interview and documentation that is carried out immediately in the field. Afterwards, all the data are analyzed in an inductive way to give an explanation regarding the results of the interview. The results of the of the study show that slametan, sesaji, ubarampe, and ujub becomes the symbolic media of human communications with the supernatural. These symbols in the rituals hold messages for the smooth proceedings of the milling process so that it holds a positive value.
Keywords: Pengantin Tebu, Semiotics, Semboro Sugar Factory, Symbolic.