Konstruksi Orang Tua Laki-Laki Tentang Pendidikan Seksual Anak Perempuan Pada Keluarga Pekerja Migran Perempuan Di Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo

Construction of Male Parents on the Sexual Education of Girls in Families of Female Migrant Workers in Babadan Sub-district, Ponorogo Regency

Abstrak

Pendidikan seksual dimaknai sebagai bentuk upaya untuk mengajaran, menyadarakan dan menerangkan tentang permasalahan seksual kepada anak. Sosialisasi pendidikan seksual menjadi penting sebagai bentuk upaya menghindari penyimpangan yang kini kian marak dan memberikan perlindungan pada anak. Salah satunya adalah angka pernikahan dini meningkat di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2020. Peningkatan angka pernikahan dini dipicu oleh salah satu faktornya yaitu kehamilan pranikah pada usia dini. Pada keluarga pekerja migran perempuan sudah seharusnya orang tua laki-laki melakukan peran tersebut. Konstruksi orang tua laki-laki tentang pendidikan seksual yang masih menjadi isu yang tabu dan sensitif membuat pendidikan seksual bukan suatu prioritas. Penelitian ini bertujuan menganalisis proses konstruksi sosial orang tua laki-laki pendidikan seksual anak perempuan di keluarga pekerja migran di Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan perspektif konstruksi sosial Peter L. Berger. Informan penelitian adalah orang tua laki-laki pada keluarga pekerja migran perempuan yang telah memiliki anak perempuan yang berusia 11–18 tahun. Hasil dalam penelitian menunjukkan adanya konstruksi yang berbeda antara setiap orang tua yang dipengaruhi oleh pengalaman dan informasi yang diterima. Namun, secara keseluruhan orang tua paham dan memaknai bahwa pendidikan seksual bukanlah sekedar pengajaran tentan hubungan seksual. Orang tua juga memiliki anggapan bahwa pendidikan sebagai pengajaran tentang etika bergaul dengan lawan jenis, pengajaran tentang identitas seks, pengajaran tentang private body, hingga pengajaran perkembangan dan merawat tubuh. Orang tua mendapatkan anggapan baru tentang konstruksi pendidikan seksual pada anak perempuan, namun pada tahap internalisasi orang tua laki-laki kurang mengaktualisasi pengetahuannya.

Abstract

Sexual education is defined as a form of effort to teach, raise awareness and explain sexual 

problems to children. Socialization of sexual education is important as a form of effort to avoid 

deviations that are now increasingly prevalent and provide protection for children. One of them is the 

increasing number of early marriages in Ponorogo Regency in 2020. The increase in the number of 

early marriages is triggered by one of the factors, namely premarital pregnancy at an early age. In the 

families of female migrant workers, the male parents should play this role. The construction of male 

parents on sexual education which is still a taboo and sensitive issue makes sexual education not a 

priority. This study aims to analyze the process of social construction of parents of men and women's 

sexual education in the families of migrant workers in Babadan District, Ponorogo Regency. This 

study uses qualitative research methods with the social construction perspective of Peter L. Berger. 

Research informants are male parents of female migrant worker families who have daughters aged 

11–18 years. The results in this study indicate that there are different constructs between each parent 

which are influenced by experience and information received. However, on the whole, parents 

understand and interpret that sexual education is not just teaching about sexual relations. Parents also 

have the notion that education is teaching about ethics in getting along with the opposite sex, teaching 

about sex identity, teaching about the private body, to teaching development and caring for the body. 

Parents get a new assumption about the construction of sexual education for girls, but at the 

internalization stage, male parents do not actualize their knowledge.

Keywords: Social Construction, Sexual Education, Male Parents, Parenting, Migrant Worker