INTEGRASI KATA BAHASA JAWA DAN BAHASA MADURA KE DALAM BAHASA BAWEAN
WORD INTEGRATION OF JAVA LANGUAGE AND MADURA LANGUAGE TO BAWEAN LANGUAGE
Bawean merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di bagian utara pulau Jawa. Secara administratif, pulau ini termasuk ke dalam wilayah pemerintahan kabupaten Gresik, Jawa Timur. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat pulau Bawean berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Bawean, yang biasanya disebut masyarakat setempat sebagai bahasa Bahasa Bhebien. Banyak yang beranggapan bahwa bahasa Bawean memiliki kesamaan dengan bahasa Jawa dan Madura. Hal itu disebabkan karena terdapat beberapa kata yang hampir sama atau sama persis, baik dari segi makna dan pelafalan. Kasus ini dalam ilmu bahasa disebut sebagai integrasi. Dalam teori yang disebutkan, Chaer dan Agustina mengatakan bahwa Integrasi merupakan proses penggunaan unsur-unsur bahasa lain dari bahasa tertentu ke dalam bahasa resipien dan sudah dianggap sebagai bagian dari bahasa tersebut. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya integrasi, salah satu yang paling utama adalah faktor masyarakat pendatang yang menetap dengan membawa bahasa Ibu.
Sebagai upaya pembuktian dari fenomena di atas, penelitian ini akan mendeskripsikan beberapa kata dalam bahasa Bawean yang dianggap merupakan hasil integrasi dari bahasa Jawa dan bahasa Madura. Selain menyinggung tentang kata yang berintegrasi, penelitian ini juga akan menentukan faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya integrasi bahasa Jawa dan Madura ke bahasa Bawean. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan menggunakan narasumber asli masyarakat pulau Bawean. Data yang diperoleh dianalisis kata per kata dengan menggunakan metode padan berteknik Hubung Banding Membedakan (HBB). Pada teknik ini dilakukan kegiatan memilih dan memilah data sehingga akan ditemukan kata yang berintegrasi dan kata yang tidak berintegrasi. Sedangkan terkait data faktor penyebab integrasi diperoleh dari transkripsi wawancara dengan para narasumber.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, diperoleh sekitar 152 kata dalam bahasa Bawean yang merupakan hasil integrasi. Dari data tersebut, diketahui bahwa kata dalam bahasa Bawean didominasi oleh proses integrasi dari bahasa Madura dengan mencapai angka 94% dari data keseluruhan. Semua tergolong jenis integrasi secara langsung, di mana proses pengadopsian unsur dilakukan secara penuh tanpa adanya perubahan. Sedangkan Bahasa Jawa mengisi sebagian kecil yaitu sebesar 6%, dengan delepan kata merupakan integrasi langsung dan satu kata lainnya berintegrasi secara tidak langsung, yaitu disertai dengan perubahan bunyi. Faktor penyebab integrasi yang dianggap paling dominan pengaruhnya ialah faktor pendatang. Banyak masyarakat Bawean yang merupakan pendatang dari luar pulau. Dari perbandingan jumlah kata yang berintegrasi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat pendatang di pulau bawean didominasi oleh masyarakat Madura.
Kata Kunci: kata, bahasa Bawean, integrasi, bahasa Madura, bahasa Jawa
Bawean is a small island located in the northern part of the island of Java. Administratively, this island is included in the district of Gresik, East Java. In daily life, Bawean Island people communicate using Bawean language, which is usually referred to by the local community as the language of Bhebien Language. Many people think that Bawean language has similarities with Javanese and Madura languages. That is because there are several words that are almost the same or exact, both in terms of meaning and pronunciation. This case in linguistics is called integration. In the theory mentioned, Chaer and Agustina said that integration is the process of using elements of other languages from a particular language into a recipient language and has been considered as part of that language. Many factors cause integration, one of the most important is the factor of migrants who settle in with their mother tongue.
As an effort to prove the above phenomenon, this research will describe several words in Bawean language which are considered as the result of integration of Javanese and Madurese languages. In addition to mentioning the integrated word, this research will also determine what factors cause the integration of Javanese and Madurese into Bawean languages. The data collection process was carried out using interview techniques and using native speakers of the Bawean island community. The data obtained were analyzed word for word using the Comparative Relationship Differentiation (CRD) method. In this technique the activity of selecting and sorting data is done so that you will find integrated words and words that do not integrate. Whereas related to data the factors causing integration were obtained from the transcription of interviews with the speakers.
From the research results obtained, approximately 152 words in Bawean language are the result of integration. From these data, it is known that Bawean words are dominated by the integration process of the Madurese language reaching 94% of the overall data. All are classified as direct integration types, in which the process of adopting elements is carried out in full without any changes. While Javanese fills a small portion of 6%, with all the words being direct integration and one other word integrating indirectly, which is accompanied by sound changes. Factors causing integration that are considered the most dominant influence are migrants. Many Bawean people are migrants from outside the island. From the comparison of the number of words integrated, it can be concluded that the migrant community in the Bawean Island is dominated by Madurese people.
Keywords: word,Bawean language, integration, Madura language, Java language