Manajemen Kerjasama Program Keahlian Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM) dengan Industri Pada SMK di Kota Mojokerto (Studi Multikasus SMK Negeri 1 Mojokerto dan SMK PGRI Kota Mojokerto)

Cooperation Management of Teknik Bisnis Sepeda Motor Program (TBSM) with Industry in Vocational High Schools in Mojokerto City (Multicase Study of SMK Negeri 1 Mojokerto and SMK PGRI Kota Mojokerto)

Kemampuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam membangun kerjasama dengan Industri menjadi langkah penting yang perlu diperhatikan mengingat masih banyaknya permasalahan miss match antara SMK dengan industri. Oleh karena itu proses manajemen kerjasama yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi dalam membangun dan memelihara kerjasama dengan industri perlu diidentifikasi secara mendalam. Hal tersebut menjadi penting dilakukan karena setiap SMK memiliki kemampuan tersendiri dalam mengelola lembaganya.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Mojokerto dan SMK PGRI Kota Mojokerto dengan menggunakan pendekatan kualitatif rancangan studi multikasus untuk menemukan meaning dari setiap fenomena berkenaan dengan manajemen kerjasama program keahlian Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM) yang ada di masing-masing sekolah. Data dikumpulkan peneliti melalui kegiatan wawancara mendalam, observasi partisipan dan non-partisipan dan studi dokumentasi. Wawancara mendalam dilakukan pada beberapa informan yang dipandang memiliki pengaruh penting dalam membangun dan memelihara kerjasama yaitu kepala sekolah, wakil bidang kurikulum, wakil bidang humas, ketua program keahlian, dan guru. Observasi partisipan dilaksanakan peneliti dengan mengikuti segala kegiatan secara langsung dan observasi non-partisipan yang dilakukan peneliti melalui kegiatan pengamatan. Dokumen yang dianalisis meliputi kurikulum, MoU, sertifikat dan beberapa dokumen lain yang relevan. Hasil temuan tunggal selanjutnya disajikan melalui Aplikasi Nvivo, sedangkan temuan lintas kasus dilakukan dengan menggunakan teknik analisis komparatif konstan.  Keabsahan data oleh peneliti diuji dengan menggunakan kriteria kredibilitas dengan trianggulasi sumber dan teknik, member check, ketekunan peneliti, kecukupan referensial dan pemeriksaan sejawat dengan diskusi. Keabsahan data juga diuji melalui audit oleh pembimbing untuk memenuhi kriteria dependabilitas. Data yang telah terkumpul dan dianalisis diuji transferabilitasnya dengan penyusunan data yang sistematis dan komprehensif didukung obyektifitas data yang berarti pula telah memenuhi kriteria konfirmabilitas dalam keabsahan data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pada perencanaan kerjasasama, kondisi dan tujuan kerjasama yang ada pada masing-masing SMK mempengaruhi orientasi kerjasama yang dijalin dengan industri, keterlibatan IDUKA dalam perencanaan kerjasama mendorong sikap pro-aktif dan tanggung jawab masing-masing pihak untuk merealisasikan kerjasama.  (2) pada pelaksanaan kerjasama, Realisasi kerjasama pada kedua SMK dengan industri mendukung pengembangan proses pembelajaran indoor dan outdoor antara lain yaitu sinkronisasi kurikulum, pengembangan bahan ajar, Praktek Kerja Lapangan (PKL), Uji Kompetensi Keahlian (UKK), peningkatan kompetensi pendidik serta bantuan fasilitas praktik.  Pelaksanaan kerjasama antara kedua pihak terlaksana saling menguntungkan, dimana sekolah melalui dukungan industri mampu meningkatkan mutu sekolah dan lulusan, sedangkan citra industri semakin meningkat di mata masyarakat, tercapainya tujuan profit, serta terpenuhinya tanggung jawab sosial. (3) pada evaluasi kerjasama, SMK cenderung berfokus pada evaluasi kendala dan dampak kerjasama, capaian prestasi siswa, dan keterserapan lulusan pada industri. SMK yang memiliki daya dukung yang representatif dalam menjalin kerjasama, berpeluang lebih besar dalam memperoleh hasil kerjasama sesuai yang diharapkan dibandingkan dengan SMK yang memiliki daya dukung terbatas. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kerjasama SMK dengan industri memberikan dampak positif dengan capaian yang berbeda. 

Hasil penelitian ini berimplikasi secara teoritis pada penguatan Teori School Development Planning, Link and Match SMK-IDUKA, School Marketing, dan Social Exchange Theory sebagai sebuah pola kerjasama yang dapat dikonversikan dalam kerjasama yang mutualis pada tataran kelembagaan. Hasil penelitian ini juga berimplikasi secara praktis pada upaya-upaya strategis yang dilakukan SMK dalam rangka memenuhi unsur-unsur menjadi syarat dan standar untuk menjalin kerjasama dengan IDUKA dalam sebuah sistem manajemen kerjasama. Oleh karena itu, peneliti memberikan beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kota Mojokerto, Kepala Sekolah lokasi penelitian dan lainnya, Humas Sekolah, Ketua Program Keahlian TBSM, Guru dan Peneliti lainnya. 

The ability of Vocational High Schools (SMK) to build partnerships with industry is an important step that needs to be considered considering there are still many miss match problems between SMK and industry. Therefore, the process of management cooperation, which includes planning, implementation, and evaluation in building and maintaining cooperation with industry, needs to be identified in depth. It is crucial because each SMK has the ability to manage its institution.

This research was conducted at SMK Negeri 1 Mojokerto and SMK PGRI Kota Mojokerto using a qualitative approach to a multi-case study design to find the meaning of each phenomenon about the Teknik Bisnis Sepeda Motor Program (TBSM) in each school. Research data were collected through in-depth interviews, participant and non-participant observation, and documentation studies. In-depth interviews were conducted with several informants essential in building and maintaining cooperation: the school principal, curriculum area representatives, public relations representatives, heads of expertise programs, and teachers. Researchers carried out participant observation by participating in all activities directly, and researchers carried out non-participant observations through observation activities. Documents analyzed include curriculum, MoU, certificates, and other relevant documents. Single findings are presented via the Nvivo App.

In contrast, cross-case findings are performed using constant comparative analysis techniques. Findings are presented through the Nvivo Application. In contrast, cross-case findings are carried out using a constant comparative analysis technique. Data validity by researchers was tested using credibility criteria with triangulation of sources and techniques, checking members, the persistence of researchers, adequacy of references, and healthy checking with discussion. Data validity is also tested through an audit by the supervisor to meet the dependability criteria. The data that has been collected and analyzed is tested for its transferability by compiling systematic and comprehensive data supported by the objectivity of the data, which means that it also meets the confirmability criteria in the validity of the data.

The study results show that (1) in cooperation planning, the conditions and objectives of cooperation in each SMK affect the orientation of cooperation established with industry, (2) in the implementation of cooperation, the realization of cooperation in both SMK and Industry supports the development of indoor and outdoor learning processes, including curriculum synchronization, development of teaching materials, Field Work Practices (PKL), Expertise Competency Tests (UKK), increased educator competence and assistance practice facility. The implementation of the collaboration between the two parties can be completed mutually beneficial, where schools, through industry's support, can improve the quality of schools and graduates while the industry's image is increasing in the eyes of the community, achieving profit goals, and fulfilling its social responsibilities. (3) on the evaluation of cooperation, SMK tends to focus on evaluating the constraints and impacts of cooperation, student achievement, and the absorption of graduates in IDUKA. Vocational Schools with a representative carrying capacity in establishing cooperation have more significant obstacles in obtaining the expected cooperation than those with limited carrying capacity. The evaluation results show that the collaboration between SMK and IDUKA has had a positive impact with different results.

The results of this study have theoretical implications for strengthening the Theory of School Development Planning, linking and matching SMK-Industry, School Marketing, and Social Exchange Theory as a pattern of cooperation that can bind in cooperation at the institutional level. The results of this study also have practical implications for strategic efforts made by SMK to fulfill the requirements and standards for establishing cooperation with industry in a cooperation management system. Therefore, the researchers provided several recommendations addressed to the East Java Provincial Education Office, East Java Provincial Government, Mojokerto City Government, Principals of research locations and others, School Public Relations, Head of the TBSM Expertise Program, Teachers, and other Researchers.