KAMPUNG GADUKAN SEBAGAI KAMPUNG PARIKAN TAHUN 2010-2021
GADUKAN VILLAGE AS PARIKAN VILLAGE IN 2010-2021
Keindahan suatu negeri dapat dilihat dari ragam budaya yang menjadikannya identitas dan rupa negeri tersebut. Indonesia adalah salah satu negeri yang memiliki keindahan dengan keanekaragaman budaya di setiap daerahnya. Untuk tetap bisa mempertahankan banyaknya ragam budaya, tentunya membutuhkan suatu pemeliharaan dan pelestarian akan ragam budaya pada setiap daerahnya. Maka dari itu, untuk setiap pemeliharaan akan budayanya juga membutuhkan partisipasi masyarakat yang mencintai budaya yang dimiliki pada setiap daerahnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk memahami, menganalisis, dan mendeskripsikan mengenai perkembangan keberadaan suatu daerah yang memelihara kebudayaan lokal sebagai bentuk upaya pelestarian warisan budaya bangsa. Studi kasus penelitian ini adalah Kampung Parikan Kota Surabaya. Penelitian ini mengkaji bagaimana proses Kampung Gadukan menjadi Kampung Parikan tahun 2010 hingga tahun 2021. Oleh karena itu, penelitian ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut: 1). Bagaimana latar belakang Kampung Gadukan dalam mendapatkan peresmian sebagai Kampung Parikan Kota Surabaya?. 2). Bagaimana pengaruh adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama masa pandemi untuk perkembangan kegiatan masyarakat Kampung Parikan?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan kajian analisis krisis fakta-fakta sejarah seperti heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa keberadaan Kampung Parikan sebagai kampung budaya pertama pada Kota Surabaya terletak di kawasan Surabaya Utara, jl.Gadukan Baru, Kecamatan Krembangan, Kelurahan Morokrembangan, tepatnya RT 07 RW 04. Pada Kampung Parikan tersebut, terdapat kelompok ludruk yang dimana para pemainnya merupakan warga asli penduduk Kampung Gadukan. Hal yang melatar belakangi nama Kampung Parikan diberikan pada Kampung Gadukan, dikarenakan terdapat mural disetiap bangunan yang berisikan kalimat Parikan. Dimana, parikan merupakan bahasa khas Suroboyoan. Sehingga, keberadaan Kampung parikan beserta kelompok ludruk yang dipelihara baik oleh warga Kampung Gadukan, mendapatkan respon baik dan dukungan bagi masyarakat Kota Surabaya.
Kata kunci: Kesenian, Kampung Budaya, Ludruk, Parikan
The beauty of a country can be seen from the variety of cultures that make it the identity and appearance of the country. Indonesia is a country that has beauty with cultural diversity in each region. To be able to maintain a large variety of cultures, of course, requires a maintenance and preservation of cultural diversity in each region. Therefore, for every maintenance of its culture, it also requires the participation of people who love the culture that is owned in each region. The purpose of this research is to understand, analyze, and describe the development of the existence of an area that maintains local culture as an effort to preserve the nation's cultural heritage. The case study of this research is Parikan Village, Surabaya City. This study examines how the process of Kampung Gadukan becomes Kampung Parikan from 2010 to 2021. Therefore, this study has the following problem formulations: 1). What is the background of Kampung Gadukan in getting the inauguration as Parikan Village, Surabaya City?. 2). What is the impact of the implementation of Community Activity Restrictions (PPKM) during the pandemic for the development of Parikan Village community activities? This study uses a descriptive qualitative approach with a crisis analysis study of historical facts such as heuristics, criticism, interpretation and historiography. The results of the study stated that the existence of Parikan Village as the first cultural village in Surabaya City is located in the North Surabaya area, Jl. Gadukan Baru, Krembangan District, Morokrembangan Village, precisely RT 07 RW 04. In Parikan Village, there is a ludruk group where the players is a native of Kampung Gadukan. The reason behind the name Kampung Parikan was given to Kampung Gadukan, because there are murals in every building that contain the words Parikan. Where, parikan is a typical Suroboyoan language. Thus, the existence of Kampung Parikan along with the ludruk group which is well cared for by the residents of Kampung Gadukan, has received a good response and support for the people of the City of Surabaya.
Keywords: Arts, Cultural Village, Ludruk, Parikan