Pengenalan Karakter Pandawa Lima Untuk Anak Usia 7-10 Tahun Melalui Augmented Reality
Introducing Pandawa Lima’s Character For 7-10 Years Old Child Using Augmented Reality
Pewayangan merupakan kebudayaan lokal bangsa yang memiliki nilai jual secara internasional. Di era globalisasi yang dapat membawa kebudayaan luar masuk ke dalam negeri mengakibatkan lunturnya kebudayaan lokal pewayangan dalam diri generasi muda. Kurang tertariknya generasi muda terhadap kebudayaan lokal pewayangan ini diakibatkan karena terlalu rumitnya pewayangan ini, baik secara pagelaran serta aspek pendukung lainnya seperti halnya penggunaan Bahasa serta perwujudan tokoh wayang sendiri. Maka dari itu, sudah sewajarnya upaya pelestarian budaya lokal pewayangan ini dibutuhkan untuk menjaga eksistensi kebudayaan lokal pewayangan ini. Upaya pelestarian budaya lokal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti halnya perancangan media interaktif untuk menarik perhatian dan mengedukasi generasi muda mengenai kebudayaan lokal yang mereka miliki sendiri. Untuk mewujudkannya maka diperlukan sebuah proses observasi, kuisioner dan wawancara . dengan demikian maka dirancang media interaktif pengenalan karakter pewayangan Pandawa Lima untuk anak usia 7-10 tahun melalui Augmented Reality untuk memperkenalkan beberapa tokoh pewayangan untuk mengedukasi serta menarik perhatian generasi muda terhadap kebudayaan lokal pewayangan ini.
Pewayangan is local culture of Indonesia that have value in the eye of the world. In this globalitation era which can bring another culture to the nation causing local culture to be fading from youth soul. Youth becomes less interested with this local culture caused by itself which is really complicated, how the show’s go and anything about this local culture like the language that they use in the show and character visualitation are really complicated. Because of it, this local culture need to be preserved to keep it’s existences. This local culture preservation could be done in so many ways, for example, developing interactive media to draw youth’s attention and educate them about their local culture that they’d have. To realize that effort, some observation, questionnaire, and interview are needed in this case. With that’s happen, the development of interactive media to introduce Pandawa Lima’s Character of Pewayangan for 7-10 years old child with Augmented Reality is needed to introduce some character in Pewayangan, educate them and draw their (children) attention in this local culture