BARONGAN KEDIRI BERKINETIK SEBAGAI IDE DASAR PENCIPTAAN KARYA KRIYA KAYU
BARONGAN KEDIRI CINETIC AS A BASIC IDEAS OF CREATION OF WOOD KRIYA
Terciptanya suatu karya seni khususnya karya kriya kayu merupakan hasil refleksi manusia terhadap lingkungan sosial maupun budayanya. Adanya cerita mitologi di Kabupaten Kediri terkait seni Barongan menjadikan daya tarik tersendiri dalam pembuatan sebuah karya seni. Kesenian Barongan Kediri memiliki ciri khas seperti Kepala Barong yang memiliki mahkota yang terbuat dari kulit kerbau sedangkan kepalanya menggunakan ukiran kayu tiga dimensi yang berwujud kepala Naga. Hal ini membuat penulis tertarik untuk membuat sebuah karya kriya kayu yang bertema “Culture Kinetic Combination”, dimana merupakan perpaduan sebuah seni ukir kayu dan energi gerak yang menjadikan sebuah kesenian barongan terlihat lebih bervariasi.
Karya yang dihasilkan merupakan hasil dari perpaduan teknik ukir dan mekanik sistem. Dalam karya barongan ini selain menggunakan energi kinetik sebagai penggeraknya, juga menggunakan bahan kayu waru laut/lot. Terdapat lima senjata yaitu trisula, tombak, keris, kapak dan cakra dimana setiap masing-masing senjata menggambarkan karakteristik pemiliknya. Selain itu juga terdapat patung manusia bertapa diatas kepala barongan yang menunjukkan bahwa manusia akan lebih dapat menemukan ketenangan dan bisa mengendalikan diri sendiri.
Digunakan berbagai alat dan bahan dalam pembuatan seni kriya barongan ini diantaranya pada tahap pengglobalan bentuk digunakan Chain Saw dan gergaji manual, sedangkan pada tahap pembentukan dan pendetailan digunakan bermacam-macam pahat, seperti pahat kol, penyilat, penguku dan coret. Selanjutnya tahap penghalusan menggunakan amplas atau kertas gosok. Tahap finishing dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan spray dan kuas. Untuk pewarnaan menggunakan dua pewarna yaitu cat Penta Supergloss dan Propan ultran wood care. Sedangkan Propan ultran wood care untuk penyamaran warna natural kayu, dan melamin lack digunakan untuk pelapis terakhir untuk memunculkan serat kayu agar terlihat mengkilap.
Barongan ini pada awalnya digunakan sebagai properti pertunjukan seni jaranan dimana digerakkan oleh manusia. Namun pada karya ini, penulis menggunakan energy kinetic sebagai media penggeraknya yang menggantikan peran manusia sehingga dapat memanfaatkan peran teknologi sebagai karya yang multifungsi.
Kata kunci : Kriya kayu, barongan, energi kinetik.
The creation of a work of art, especially wood work is the result of human reflection on the social and cultural environment. The existence of mythological stories in Kediri related to Barongan art makes its own attraction in making a work of art. Barongan Kediri has its own characteristics such as the Barong Head which has a crown made of buffalo skin while the head uses a three-dimensional wood carving in the form of a Dragon's head. This makes the writer interested in making a wood work with the theme "Culture Kinetic Combination", which is a combination of wood carving art and motion energy that makes a new art look more innovative.
The work produced is the result of a combination of carving techniques and mechanical systems, which use marine waru / lot waste material. In this piece of work in addition to using kinetic energy as its driving force, there are five weapons namely Trident, spear, keris, ax and chakra where each weapon describes the characteristics of its owner. In addition, there is also a statue of a man imprisoned above the head barongan which shows that humans will be more able to find calm and can control themselves.
Various tools and materials are used in the making of this art craft such as in the globalization stage, chain saws and manual saws are used, while in the forming and detailing stages a variety of chisels are used, such as cabbage chisels, sieves, nails and streaks. Furthermore, the refinement stage uses sandpaper or scouring paper. The finishing stage is done in two ways, namely using a spray and brush. For coloring using two dyes, namely Penta Supergloss Paint and Propan ultran wood care. Whereas Propan ultran wood care to disguise the natural color of wood, and lack of melamine is used for the last coat to bring up wood fibers to make it look shiny.
This bar was originally used as a property of jaranan art performances which are moved by humans. But in this work, the author uses kinetic energy as a driving force that replaces the role of humans so that they can utilize the role of technology as a multifunctional work.
Keywords: Wood craft, barongan, kinetic energy.