This study reports on a qualitative case study which investigated two English teachers’ perception and actual teaching practice of integrating intercultural competence in English language teaching at college level. Specifically, this study provides investigation which aims to describe how the teachers perceive intercultural integration in English language teaching, to identify kind of intercultural components revealed by both teachers while teaching English speaking class, and to explain how the intercultural components are revealed. Thus, teachers’ verbal and non-verbal communications are the data of this study.
The data regarding teachers’ perception on intercultural integration in ELT were collected through semi-structured interview, while the data regarding the teachers’ actual teaching practice of revealing intercultural were collected through observation of which unstructured observational notes were taken. Moreover, video recording was also employed to strengthen the observational data. The interview data and observational data were analysed following sub-processes: transcribing, familiarizing, reducing, identifying and classifying, interpreting, and presenting.
The results of study revealed that both English teachers’ understand the objective of English language teaching that teaching language is also teaching the culture as reflected through their statements in interview, and it is also supported by their actual teaching practices which promote intercultural components such as attitudes, knowledge, skills, and cross cultural awareness. The results also provide some techniques used by both teachers in promoting the intercultural components including Role Play, Debate, and Discussion.
Overall, both English teachers are full of potentially awareness toward the importance of intercultural integration in English language teaching. Such a thing will address both teachers’ teaching practice to be interculralised foreign language teaching that would enable their students successful in international and intercultural communication.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif yang mengkaji tentang persepsi dua guru bahasa Inggris dan praktek mengajar mereka dalam mengintegrasikan kompetensi antar budaya dalam pengajaran bahasa Inggris di tingkat perguruan tinggi. Secara rinci, penelitian ini menyediakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan bagaimana persepsi kedua guru tersebut terhadap integrasi antar budaya dalam pengajaran bahasa Inggris, mengidentifikasi jenis komponen antar budaya yang diintegrasikan oleh kedua guru saat mengajar kelas English speaking, dan untuk menjelaskan bagaimana komponen antar budaya itu diintegrasikan. Dengan demikian, komunikasi guru baik secara verbal ataupun non-verbal adalah data dari penelitian ini..
Data mengenai persepsi guru tentang integrasi antar budaya dalam pengajaran Bahasa Inggris dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur, sedangkan data yang berupa praktik mengajar guru dalam menampakkan kompetensi antar budaya dikumpulkan melalui observasi. Selain itu, rekaman video juga digunakan untuk memperkuat data pengamatan. Data wawancara dan data observasi kemudian dianalisis mengikuti beberapa proses meliputi transkrip, membiasakan, mengurangi, mengidentifikasi dan mengklasifikasi, menafsirkan, dan menyajikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua guru bahasa Inggris memahami tujuan pengajaran Bahasa Inggris yang mana mengajar bahasa juga mengajarkan budaya, sebagaimana tercermin melalui pernyataan mereka dalam wawancara. Hal ini juga didukung oleh praktik mengajar mereka yang mempromosikan komponen dari kompetensi antar budaya seperti sikap, pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran lintas budaya. Selain itu, hasil penelitian ini juga menyediakan beberapa teknik yang digunakan oleh kedua guru dalam mempromosikan komponen antar budaya seperti Bermain Peran (Role Play), Debat (Debate), dan Diskusi (Discussion).
Secara keseluruhan, kedua guru bahasa Inggris memiliki kesadaran terhadap pentingnya integrasi antar budaya dalam pengajaran bahasa Inggris. Hal ini akan membawa praktik mengajar kedua guru tersebut menjadi pengajaran bahasa asing yang sekaligus mempromosikan antar budaya yang didukung dengan materi dan teknik yang dapat membantu perkembangan kompetensi lintas budaya siswa. Dengan demikian, hal itu memungkinkan siswa mereka berhasil dalam komunikasi internasional dan antarbudaya.