PERJUANGAN PEREMPUAN MINANGKABAU

PADA NOVEL PEREMPUAN YANG MENDAHULUI ZAMAN

KARYA KHAIRUL JASMI

(KAJIAN FEMINISME EKSISTENSIALIS SIMONE DE BEAUVOIR)

MINANGKABAU WOMEN'S STRUGGLE

ON THE NOVEL PEREMPUAN YANG MENDAHULUI ZAMAN

BY KHAIRUL JASMI

(STUDY OF SIMONE DE BEAUVOIR'S EXISTENTIALIST FEMINISM)

Kata kunci: Perempuan Minangkabau, transendensi, seorang intelektual, dapat bekerja, transformasi sosial, menolak menjadi Liyan.

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya diskriminasi yang diterima oleh perempuan Minangkabau dalam novel Perempuan yang Mendahului Zaman karya Khairul Jasmi dari ketidakadilan yang diciptakan oleh masyarakat patriarki. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan upaya perempuan Minangkabau menjadi seorang intelektual, dapat bekerja, melakukan transformasi sosial, dan menolak menjadi Liyan yang terdapat dalam novel Perempuan yang Mendahului Zaman karya Khairul Jasmi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra yang berfokus pada teori feminisme eksistensialis Simone de Beauvoir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, upaya perempuan Minangkabau menjadi seorang intelektual, yakni aktivitas belajar sejak dini, selalu haus akan ilmu pengetahuan, memiliki kepedulian sosial terhadap lingkungannya, belajar seputar adab dan keterampilan. Kedua, usaha perempuan Minangkabau dapat bekerja, yakni mandiri, mampu melakukan pekerjaan berat seperti yang dilakukan laki-laki, dan  menghasilkan uang sendiri dengan bekerja di luar ranah domestiknya. Ketiga, upaya perempuan Minangkabau melakukan transformasi sosial, yakni perempuan harus berjuang keras melewati rintangan, meyakinkan masyarakat melalui aksi nyata secara berulang-ulang, serta perempuan harus menjadi pelaku tindakan demi mencapai transformasi sosial. Keempat, bentuk upaya penolakan perempuan Minangkabau menjadi Liyan, yakni perempuan mampu mengenali dirinya di dalam masyarakat, penolakan seorang istri menjadi Liyan dengan cara meminta cerai, dan perlawanan secara tatap muka.

Keywords: Minangkabau woman, transcendence, an intellectual, can work, social transformation, refuses to be Others

This research is motivated by the existence of discrimination received by Minangkabau women in the novel Perempuan yang Mendahului Zaman by Khairul Jasmi from injustice created by patriarchal society. The purpose of this study is to describe Minangkabau women's efforts to become intellectuals, to be able to work, to carry out social transformations, and to refuse to become Others found in the novel Perempuan yang Mendahului Zaman by Khairul Jasmi. This study uses a qualitative method with a literary sociology approach that focuses on Simone de Beauvoir's existentialist feminist theory. The results of this study indicate, (1) efforts of Minangkabau women to become intellectuals, including learning activities from an early age, always wanting to learn, having social concern for their environment, learning about manners and skills. (2) Minangkabau women's businesses can work, including being independent, able to do the heavy work done by men, and earn their own money by working outside their domestic sphere. (3) Minangkabau women's efforts to carry out social transformation, including women must fight hard to overcome obstacles, convince the community through repeated actions that produce concrete evidence, and women must become actors of action to achieve social transformation. (4) form of efforts to reject Minangkabau women to becomeOthers, that is, women are able to recognize themselves in society, a wife's refusal to become the Other by asking for a divorce, and face-to-face resistance.