Kesenian Gong Gumbeng merupakan salah satu kesenian di Kabupaten Ponorogo tepatnya di Desa Wringinanom Kecamatan Sambit Kesenian ini diperkirakan ada sejak 1637 M atau sekitar tahun 1838 Sejak munculnya kesenian Gong Gumbeng dijadikan sebagai ritual bersih desa hingga sekarang ini Masyarakat Desa Wringinanom meyakini kesenian Gong Gumbeng harus selalu dilaksanakan dalam upacara ritual bersih desa untuk mengindari datangnya masa paceklik Dengan demikian keberadaan kesenian Gong Gumbeng bagi masyarakat Desa Wringinanom masih sangat bermakna sampai sekarang Hal ini merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji lebih dalam dan dilakukan penelitian lebih lanjut mengingat hanya terdapat satu kelompok kesenian Gong Gumbeng dan satu satunya kesenian yang berbeda dan unik dari kesenian kesenian yang ada di Kabupaten Ponorogo Tujuan penelitian ini adalah 1 Mendeskripsikan bentuk penyajian kesenian Gong Gumbeng dalam ritual bersih desa di Desa Wringinanom Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo 2 Mendeskripsikan fungsi kesenian Gong Gumbeng dalam ritual bersih desa di Desa Wringinanom Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo 3 Mendeskripsikan makna kesenian Gong Gumbeng dalam ritual bersih desa di Desa Wringinanom Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori bentuk teori fungsi dan teori makna Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan objek penelitian kesenian Gong Gumbeng dalam ritual bersih desa di Desa Wringinanom Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi wawancara dokumentasi perekaman dengan sumber orang person dan tempat place Analisis data yang digunakan adalah tahap reduksi data tahap sajian data dan simpulan data Validasi data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa kesenian Gong Gumbeng ada sejak tahun 1837 dibawa oleh Ki Iro Giri ke Desa Wringinanom untuk memberantas masa paceklik dalam ritual bersih desa Pertunjukan kesenian Gong Gumbeng tidak terlepas dengan ritual bersih desa Sebagai seni pertunjukan kesenian Gong Gumbeng memiliki bentuk penyajian yang diawali dengan ritual bersih desa dengan diiringi kesenian Gong Gumbeng lalu dilanjut Beksan Langen Tayub Gong Gumbeng berfungsi sebagai seni ritual ungkapan pribadi dan presentasi estetis Selain itu juga terdapat fungsi sekunder atau tambahan yakni pengikat solidaritas masyarakat sebagai media komunikasi massa dan sebagai media pelestari budaya Makna kesenian Gong Gumbeng dipaparkan secara diskursif artinya setiap bagian memiliki makna simbol dan secara presentatif kesenian Gong Gumbeng bermakna sebagai seni ritual yang memiliki ciri khas tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Desa Wringinanom Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo
Kesenian Gong Gumbeng dalam ritual bersih desa di Desa Wringinanom Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo menjadi seni ritual yang masih eksis hingga sekarang ini Sebagai seni yang tumbuh di daerah pedesaan kesenian ini memiliki bentuk yang patuh akan warisan dari nenek moyang atau para pendahulu masyarakat Desa Wringinanom Kesenian Gong Gumbeng ini selain sebagai sarana ritual juga memiliki fungsi sebagai pengikat solidaritas antar sesama masyarakat dan lain sebagainya Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagai seni yang berfungsi sebagai ritual bersih desa kesenian Gong Gumbeng masih dimaknau dalam kehidupan masyarakat Desa Wringinanom Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo melalui lambang lambang dan piranti piranti yang ada pada kesenian Gong Gumbeng
Kata Kunci Kesenian Gong Gumbeng Bentuk Fungsi Makna
Keywords Gong Gumbeng Art Forms Functions Meanings
Gong Gumbeng Art is one of the arts in Ponorogo Regency precisely in the Village of Wringinanom Sambit District This art is estimated to have existed since 1637 AD or around 1838 Since the advent of Gong Gumbeng art has been used as a clean ritual of the village until now The Wringinanom Village Community believes that Gong Gumbeng art should always be carried out in a clean ritual village ceremony to avoid the coming of paceklik Thus the existence of Gong Gumbeng art for the community of Wringinanom Village is still very meaningful until now This is an interesting phenomenon to be studied more deeply and carried out further research considering that there is only one group of Gumbeng Gong art and the only different and unique art from the arts in Ponorogo Regency. The purpose of this study is 1 Describe the form of presentation of Gumbeng Gong art in the village clean ritual in Wringinanom Village Sambit District Ponorogo Regency 2 Describe the function of the Gong Gumbeng art in the village clean ritual in the village of Wringinanom Sambit District Ponorogo Regency 3 Describe the meaning of the art of Gumbeng Gong in the village clean ritual in the village of Wringinanom Sambit District Ponorogo Regency
The theories used in this study are form theory function theory and the theory of meaning The method used in this study is descriptive qualitative with the object of Gong Gumbeng art research in the village clean ritual in the village of Wringinanom Sambit District Ponorogo Regency Data collection techniques used are observation interviews documentation recording with the person and place Analysis of the data used is the stage of data reduction data presentation stage and data conclusions Data validation uses source triangulation and technical triangulation
The results of the research and discussion show that Gong Gumbeng art existed since 1837 brought by Ki Iro Giri to Wringinanom Village to eradicate paceklik in the clean ritual of the village Gumbeng Gong art performances are inseparable from the clean ritual of the village As a performing arts Gong Gumbeng has a form of presentation that begins with a clean village ritual accompanied by Gong Gumbeng art and then continued by Beksan Langen Tayub Gong Gumbeng functions as ritual art personal expression and aesthetic presentation In addition there is also a secondary or additional function namely the binding of community solidarity as a medium of mass communication and as a cultural preservation media The meaning of Gong Gumbeng art is presented in a discursive manner meaning that each part has a symbolic meaning and in a presentation the Gong Gumbeng art is meaningful as a ritual art that has distinctive characteristhics that cannot be separated from the lives of the people of Wringinanom Village Sambit District Ponorogo Regency
Gumbeng Gong Art in a clean village ritual in Wringinanom Village Sambit District Ponorogo Regency is a ritual art that still exists today As an art that grows in rural areas this art has a form that is obedient to the heritage of the ancestors or the predecessors of the community of Wringinanom Village The Gumbeng Gong Art aside from being a means of ritual also has a function as a binder of solidarity among fellow citizens and so on This shows that as an that functions as a clean ritual of the village the art of Gong Gumbeng is still interpreted in the lives of the people of Wringinanom Village Sambit District Ponorogo Regency through the symbols and tools available in Gong Gumbeng art