Willingness to Communicate (WTC) from the Indonesian Pre-Service English Teachers’ Perspective; Classroom and Social Context
Penelitian ini membahas Kesediaan untuk Berkomunikasi (WTC) dari Perspektif Kandidat Guru Bahasa Inggris Indonesia di dalam konteks di dalam kelas dan sosial. Dalam melakukan penelitian ini, pendekatan penelitian kualitatif dilakukan untuk memperoleh WTC dalam berbahasa Inggris Calon Guru Bahasa Inggris Indonesia pada keadaan di mana kelas dan konteks sosial berperan untuk mendorong kemauan atau keengganan untuk berkomunikasi. Penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Guru Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris adalah program studi bagi calon guru bahasa Inggris. Terdapat sembilan calon guru sebagai peserta yang dipilih berdasarkan proses rekrutmen dengan mempertimbangkan standar WTC yang telah ditentukan dan karakteristik yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penelitian ini. Dalam pengumpulan data, jurnal refleksi dan wawancara PSET dipakai sebagai sarana untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Data pada penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal dan eksternal, yang juga bersifat situasional dan dinamis, mempengaruhi WTC calon guru bahasa Inggris pada bahasa target. Faktor-faktor tersebut memiliki banyak segi yang sedemikian rupa sehingga mereka terhubung satu sama lain mendorong disposisi keterlibatan di dalam dan di luar kelas. Motivasi awal juga diusulkan sebagai faktor yang mempengaruhi WTC di L2. Selain itu, berdasarkan konteks sosial, penggunaan bahasa nasional dan daerah dalam prosesnya dan ekspektasi sosial yang melabeli PSET dengan standar yang harus dipenuhi oleh calon guru menghambat pengembangan kompetensi bahasa Inggris mereka. Selanjutnya, studi ini terdiri dari strategi yang dilaporkan dilakukan oleh para calon guru bahasa Inggris untuk mendorong Kemauan untuk Berkomuniasi (WTC) dalam bahasa Inggris dan penggunaan bahasa. Strategi-strategi ini dilaporkan sebagai upaya mengolah kemampuan bahasa yang berdampak pada penggunaan bahasa sebagai tujuan dari proses pembelajaran bahasa.
Kata Kunci: Kesediaan untuk Berkomunikasi, Calon Guru Bahasa Inggris, Kompetensi Komunikatif
The study comprises the Willingness to Communicate (WTC) from the Indonesian Pre-Service English Teachers’ Perspective; Classroom and Social Context. In conducting the study, a qualitative research approach was conducted to pursue the Indonesian Pre-service English Teachers’ WTC in L2 on the natural settings where classroom and social context took place to encourage the willingness or unwillingness to communicate. The study was conducted in the English Language Education Study Program at Guru University, Yogyakarta. English Language Education Study Program is a study program for the prospective English teacher. There were nine PSETs as the participants that were selected based on the recruitment process by respecting the predetermined standards on WTC in L2 and characteristics needed to fulfill the need of this study. In gathering the data, employed PSETs' reflective journals and interviews as a means to gather the required data. The data shows that internal and external factors, that are situational and dynamic, associate the PSETs’ WTC in L2. The factors are multifaceted in a way that they are connected one to another encouraging the disposition of the involvement in and outside the classroom settings. The initial motivation is, also, proposed as the influential factor of WTC in L2. Besides, based on the social context, the use of national and local language within the process and the social expectation that label the PSET with such standards hinder t the development of the L2 competence. Nevertheless, the study comprises the strategies that are reportedly done by the PSETs to encourage the WTC in L2 and language use. These strategies are acknowledged as attempts to maintain the language that results in language use as the goal of a language learning process.
Keywords: Willingness to Communicate, Pre-service English Teachers, Communicative Competence