Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan relasi kuasa kritis dan resistensi kritis dalam kumpulan cerpen Kesetiaan Itu dan Bibir dalam Pispot karya Hamsad Rangkuti menggunakan kajian strukturalisme genetik kritis. Bentuk relasi kuasa kritis dalam kumpulan cerpen Kesetiaan Itu dan Bibir dalam Pispot karya Hamsad Rangkuti yaitu 1) bentuk relasi kuasa atas pikiran berupa stigmatisasi, dan dominasi, 2) bentuk relasi kuasa atas tubuh berupa obyektifikasi, dan dominasi. Analisis tersebut menekankan hubungan antara karya sastra dengan lingkungan sosial masyarakat pengarang. Jadi, karya sastra tidak tercipta dengan sendirinya, namun ada kepingan-kepingan sejarah yang menjadi unsur pembangun karya sastra tersebut. Penciptaan karya sastra memiliki keterkaitan dengan lingkungan sosial masyarakat pengarang yang menjadi faktor utama struktur karya sastra tersebut.

    Pertama, bentuk resistensi kritis dilakukan secara terbuka dan dapat diamati secara konkret meliputi protes sosial yang dilakukan untuk melawan hegemoni, menolak klaim yang bertentangan dengan keinginan dan nurani, menolak ideologi yang tidak sesuai, dan tindakan perlawanan kaum kelas bawah kepada kelas atas. Bentuk resistensi kritis dilakukan penolakan secara perlahan dengan mempertimbangkan bentuk perlawanan, capaian yang diperoleh, dan penentuan sikap individu dalam mengorganisasi keinginan serta kemampuan untuk melakukan perlawanan. Bentuk resistensi kritis meliputi gosip, fitnah, atau penarikan kembali rasa hormat kepada pihak penguasa yang dilakukan secara simbolis atau ideologis. Kedua, bentuk relasi kuasa kritis dengan pemikiran berupa stigmatisasi pikiran, dominasi, dan kontrol pemikiran. Stigmatisasi berupa pemberian pelabelan dan pemberian ciri negatif. Hal ini bisa dilakukan dengan hegemoni. Dominasi berupa memberikan keyakinan mengenai kebenaran yang mutlak akan sesuatu hal salah satunya dengan cara hegemoni pikiran. Kontrol pemikiran dalam bentuk pembatasan pemikiran. Ketiga, bentuk relasi kuasa dengan tubuh berupa obyektifikasi dan manipulasi pemikiran.

    This research aims to discover and describe the relations of critical power and critical resistance in the short story collections Kesetiaitan Itu and Lip di Pispot by Hamsad Rangkuti using critical genetic structuralism studies. The forms of critical power relations in the short story collection Loyalty That and Lips in a Pispot by Hamsad Rangkuti are 1) forms of power relations over the mind in the form of stigmatization and domination, 2) forms of power relations over the body in the form of objectification and domination. This analysis emphasizes the relationship between literary works and the author's social environment. So, literary works are not created by themselves, but there are pieces of history that are the building blocks of the literary work. The creation of literary works is related to the social environment of the author's community which is the main factor in the structure of the literary work.

    First, forms of critical resistance are carried out openly and can be concretely observed, including social protests carried out to fight hegemony, rejecting claims that conflict with desires and conscience, rejecting ideologies that are incompatible, and acts of resistance by the lower class against the upper class. This form of critical resistance is carried out slowly by considering the form of resistance, the achievements obtained, and determining the individual's attitude in organizing the desire and ability to carry out resistance. Forms of critical resistance include gossip, slander, or withdrawal of respect for those in power carried out symbolically or ideologically. Second, the form of critical power relations with thought is in the form of stigmatization of thought, domination and control of thought. Stigmatization takes the form of labeling and giving negative characteristics. This can be done with hegemony. Domination takes the form of providing belief in the absolute truth of something, one of which is through hegemony of the mind. Thought control in the form of thought restriction. Third, the form of power relations with the body takes the form of objectification and manipulation of thoughts.