ABSTRAK
Rofiah, Hasanatur. 2019. Campur Kode Bahasa Inggris – Indonesia: Sebuah Studi Kasus oleh pembelajar BIPA. Jurusan Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing: Lina Purwaning Hartanti.
Kata kunci: campur kode, BIPA, Pembelajar BIPA, Pengaruh Sosial, Alasan Personal.
Dalam kurun waktu yang lama, telah ada banyak studi yang berfokus pada isu-isu bilingualisme dan multilingualisme seperti halnya campur kode. Namun demikian, sebagian besar studi hanya berfokus pada fenomena pencampuran bahasa antara bahasa pertama dan bahasa kedua. Berbeda dengan fokus studi yang paling sering muncul, penelitian ini berfokus pada isu pencampuran kode yang terjadi antara bahasa kedua dan bahasa ketiga pada subjek tertentu yang telah dipilih. Dengan demikian, hal tersebut juga mempengaruhi pada temuan yang rupanya agak berbeda dengan apa yang paling umum ditemukan dalam penelitian sebelumnya dengan topik yang sama.
Studi ini berfokus pada pencampuran kode yang terjadi dalam percakapan sehari-hari pembelajar atau peserta didik BIPA. Rumusan masalah yang diajukan adalah: (1) Apa sajakah jenis-jenis pencampuran kode yang digunakan oleh pelajar BIPA dari UNESA dalam percakapan sehari-hari, (2) Faktor social apa sajakah yang dapat mempengaruhi penggunaan pencampuran kode oleh pelajar BIPA UNESA, dan (3) Alasan yang mendasari di balik penggunaan pencampuran kode oleh pelajar BIPA UNESA. Data utama yang digunakan adalah merupakan percakapan antara peneliti dan subyek penelitian ini yang direkam dan ditranskripsi. Untuk mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara yang kemudian dianalisis dan disajikan secara deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis pencampuran kode yang paling sering muncul pada ucapan pembelajar BIPA adalah penyisipan dan pergantian, namun tipe yang paling dominan adalah penyisipan. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa hanya beberapa faktor pencampuran kode yang mempengaruhi terjadinya pencampuran kode. Pembicara dan lawan bicara menempati posisi pertama dari faktor sosial yang mempengaruhi pencampuran kode, kemudian diikuti oleh situasi dan topik dari pembicaraan. Pencampuran kode antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris diterapkan oleh peserta didik BIPA karena alasan utama yang sangat jelas terlihat; yaitu kurangnya pemahaman terhadap kosakata Bahasa Indonesia. Namun, ada juga beberapa faktor lain yang kurang dominan yang juga muncul. Meskipun mereka telah belajar Bahasa Indonesia, namun mereka sering mencampurnya dengan bahasa Inggris karena mereka tidak tahu istilah tertentu dalam Bahasa Indonesia. Adapun prestise juga bahwasanya menjadi alasan berikutnya tepat setelah alasan utama.
ABSTRACT
Rofiah, Hasanatur. 2019. Indonesian – English Code Mixing: A Case Study of BIPA Learners. Language and Literature Department, State University of Surabaya. Advisor: Lina Purwaning Hartanti.
Keywords: code mixing, BIPA, BIPA learners, social influence, personal reasons.
For such a long time there is large number of studies that focuses on bilingualism and multilingualism issues likewise code mixing. However, most of the studies gave their focus on the phenomenon of language mixing between the first and the second language. Contrasting from the most frequent focuses, this study focuses on code mixing issues happened between the second and the third language on the certain chosen subjects. Thus, it affects to the findings which somehow quite different to what most commonly found in other previous studies with similar topic.
This study focuses on code mixing occurred in BIPA learners’ daily conversation. The research question proposed are: (1) what are the types of code mixing being used by BIPA learners of UNESA in the daily conversation, (2) what are the social factor that may influence the use of code mixing by BIPA UNESA learners, and (3) the reasons underlie behind the use of code mixing by BIPA learners. The main data were solely from the conversation between the researcher subjects and the subjects of this study which was recorded and transcribed. To collect the data, this study applied observation and interview which then analyzed and presented in a qualitative descriptive.
The finding of this study shown that the most code mixing types occurred in BIPA learner’s utterances were insertion and alternation, yet the most dominant one was insertion. This study also disclosed that only several factors of code mixing influenced code mixing occurrence. Participant positioned as the first place of the main influencing social factor of code mixing, then followed by situation and act or topic of the talk. Code mixing between Indonesian and English was applied by BIPA learners because the very obvious main reason; the lack of Bahasa Indonesia comprehension. However, there also some other less dominant factors which appeared. Although they were studying Bahasa Indonesia the often mixed their utterances with English for they did not know certain terms in Bahasa Indonesia. However, prestige also turned out to be the next reason right after the main reason.