Cedera ligamen pergelangan kaki pada bagian lateral khususnya ATFL (anterior talofibular ligament) akibat kegiatan atletik memiliki prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan bagian lainnya karena ligamen tersebut merupakan ligamen yang paling lemah. Banyak studi terdahulu menyebutkan bahwa penyembuhan dengan pendekatan aktif dinilai lebih efektif dibandingkan penyembuhan dengan pendekatan pasif karena pengaruh immobilisasi yang cukup lama akan menimbulkan respon fisiologis pada sistem otot rangka berupa gangguan mobilisasi permanen yang pada akhirnya menyebabkan keterbatasan mobilisasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penanganan rehabilitasi cedera ATFL tear pada atlet puslatda Jawa Timur tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus prospektif. Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling dengan bantuan key person. Sedangkan, data yang digunakan terdiri atas data primer meliputi hasil wawancara, hasil observasi dan observasi partisipan serta data sekunder yang meliputi dokumentasi dan rekaman arsip. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kembalinya stabilitas mekanis dan fungsional atlet dapat tercapai dalam waktu yang relatif singkat (±5 bulan) melalui program rehabilitasi fungsional yang terdiri dari empat tahapan, yaitu 1) reduksi rasa nyeri dan pembengkakan; 2) peningkatan ROM (range of motion); 3) peningkatan kekuatan dan propriosepsi; dan 4) latihan peningkatan fungsional atlet (return to sport).
Kata Kunci: ATFL tear, rehabilitasi, stabilitas fungsional
Lateral ankle sprain (LAS) especially injuries in ATFL (anterior talofibular ligament) due to athletic activities, have a higher prevalence because ATFL is the weakest ligament. Many recent studies stated that an active recovery is more effective than passive recovery because the effect of immobilization for a long time will cause a physiological response to the skeletal muscle system in the form of permanent mobilization disorders which ultimately lead to limited mobilization. Therefore, this study aims to analyse the rehabilitation treatment for ATFL tear injuries in puslatda athlete East Java 2021. This study used qualitative method with a prospective case study approach. The method of determining the sample using purposive sampling with the help of a key person. While the data used in this study, consists of primary data including the result of in-depth-interview, participant observation, observation and secondary data including documentation and archives. The results showed that the return of the athlete's mechanical and functional stability could be achieved in a relatively short time (±5 months) through a functional rehabilitation program consisting of four stages, that are, 1) reduce of pain and swelling; 2) improve ROM (range of motion); 3) improve strength and proprioception; and 4) athletes' functional improvement exercises (return to sports).
Keywords: ATFL tear, rehabilitation, functional stability