The Relationship Between Love Languages and Marital Satisfaction
Di Indonesia, kasus perceraian masih meningkat. Salah satu penyebab yang mengarahkan pasangan pada perceraian adalah kurangnya kepuasan dalam sebuah hubungan. Kepuasan dalam hubungan dapat dicapai apabila adanya kemampuan untuk mengekspresikan rasa sayang dan rasa saling menghargai. Sarana yang dapat digunakan untuk mengekpresikan rasa sayang adalah love languages. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara love languages dengan kepuasan hubungan pernikahan. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara love languages dengan kepuasan hubungan dapat membantu individu untuk meningkatkan kepuasan hubungan pernikahannya dan membantu dalam keberhasilan hubungan pernikahan serta mencegah terjadinya perceraian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 100 orang dengan kriteria (1) Individu sedang menjalani hubungan pernikahan dengan rentang usia pernikahan 10-30 tahun dan telah memiliki anak (2) Berdomisili di Surabaya. Penelitian ini menggunakan instrument berupa skala love languages dan skala kepuasan hubungan pernikahan. Analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment yang mengahsilkan nilai koefisien korelasi 0,566 (r=0,566). Dengan taraf signifikansi 0,00 (P < 0,05). Berdasarkan data tersebut ditemukan terdapat hubungan antara love languages dengan kepuasan hubungan pernikahan.
In Indonesia, the number of divorce cases is still increasing. One of the causes that leads couples to divorce is a lack of satisfaction in their relationship. Relationship satisfaction can be achieved through the ability to express affection and mutual respect. One of the ways to express affection is through love languages. This study aims to examine the relationship between love languages and marital relationship satisfaction. Understanding whether there is a correlation between love languages and relationship satisfaction can assist individuals in enhancing their marital relationship satisfaction, contributing to the success of their marital relations, and preventing divorce. The method used in this study is a quantitative method with research subjects totaling 100 individuals with criteria (1) Individuals are in a marital relationship with a marriage age range of 10–30 years and already have children. (2) domiciled in Surabaya. The instruments used in this study are the love languages scale and the marital satisfaction scale. Data analysis in this study used the Pearson Product Moment correlation with a correlation coefficient of 0.566 (r=0.566) and a significance value of 0.000 (p<0.05). Based on these data it was found that there is a relationship between love languages and marital satisfaction.