ANALYSIS OF THE UTILIZATION OF FLOUR AS RAW MATERIAL OF COLOR OUTLINERS IN BATIK FABRIC ENGINEERING
ABSTRAK — Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana hasil jadi pemanfaatan tepung tapioka, tepung ketan dan tepung terigu sebagai alternative pengganti malam dalam membuat rekayasa kain batik .Seperti yang kita ketahui batik merupakan warisan budaya yang turun temurun. Pembuatan batik sendiri selalu berinovasi dan berkembang seiring kemajuan tekhnologi. Batik tepung sudah ditemukan sejak lama namun sudah ditinggalkan akibat hasil jadi yang kurang memuaskan juga efisiensi kerja yang kurang praktis. Salah satu cara mengembangkan batik adalah dengan mengajarkan sejak dini generasi baru untuk memahami arti makna serta cara pembuatan batik itu sendiri. Dalam mengajarkan batik tentu saja akan lebih mudah apabila resiko kecelakaan diminimalisir. Selain itu pemanfaatan bahan yang banyak didapat disekitar akan sangat membantu apabila bahan asli yang tersedia terbatas. Tepung makanan secara karakteristik merupakan bahan yang cocok untuk menghalangi warna dalam pembuatan ragam hias batik. Penelitian ini akan menggunakan metode Literatur review dengan menelaah jurnal terkait kemudian ditarik kedalam sebuah kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga jenis tepung tersebut dapat dimanfaatkan sebagai alternative pengganti malam dalam membuat rekayasa kain batik dengan kualitas yang beragam. Pembuatan diawali dengan membuat adonan tepung terlebih dahulu menjadi perintang siap pakai kemudian diaplikasikan diatas kain sesuai motif yang diinginkan. Masing-masing tepung memiliki karakteristik berbeda terutama pada kelenturan setelah diaplikasikan diatas kain. Tepung ketan setelah kering tidak mudah retak dan menghasilkan motif yang rapi dan tegas , sedang tepung tapioka kurang menembus kedua sisi kain sehingga bagian pinggir motif kurang rapi kemudian tepung terigu mudah retak setelah kering sehingga motif kurang tegas.
Kata kunci : perintang tepung, batik tepung, rekayasa batik, perintang warna.
ABSTRACT — The purpose of this study was to find out how the results of the use of tapioca flour, glutinous rice flour and wheat flour as an alternative to wax in engineering batik cloth. As we know batik is a cultural heritage that is passed down from generation to generation. Batik making itself always innovates and develops along with technological advances. Flour batik has been found for a long time but has been abandoned due to unsatisfactory finished results as well as less practical work efficiency. One way to develop batik is to teach the new generation from an early age to understand the meaning and way of making batik itself. In teaching batik, of course, it will be easier if the risk of accidents is minimized. In addition, the use of materials that are widely available around will be very helpful if the original materials available are limited. Food flour is characteristically a suitable material to block color in the manufacture of batik ornaments. This study will use the Literature review method by examining related journals and then drawing a conclusion. The results of this study indicate that the three types of flour can be used as an alternative to wax in making engineered batik fabrics with various qualities. The manufacture begins with making the flour dough first into a ready-to-use barrier and then applied to the fabric according to the desired motif. Each flour has different characteristics, especially in flexibility after being applied to the fabric. Glutinous flour after drying is not easy to crack and produces a neat and firm pattern, while tapioca flour does not penetrate both sides of the fabric so that the edges of the motif are not neat, then wheat flour is easy to crack after drying so the motif is less firm.
Keywords: flour outliner, flour batik, batik engineering, color outliners