ABSTRAK
Winda Syam Tonra. 2019. Profil Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP Kelas VIII dalam Memecahkan Masalah SPLDV Ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin. Tesis, Program Studi S2 Pendidikan Matematika, Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd, dan (II) Dr. Masriyah, M.Pd.
Kata-kata Kunci: Berpikir Tingkat Tinggi, Masalah SPLDV, Perbedaan Jenis Kelamin.
Dalam menghadapi masalah matematika, siswa dituntut untuk berpikir secara kritis sedangkan untuk menyelesaikan masalah siswa semestinya mencari solusi secara kreatif sehingga diperolehlah penyelesaian yang baik dari permasalahan tersebut, hal tersebut merupakan karakteristik dari berpikir tingkat tinggi. Pentingnya penerapan berikir tingkat tinggi juga untuk mendorong siswa memiliki pengetahuan dalam jangka panjang dan menghasilkan siswa yang berkualitas sehingga dapat bersaing dengan negara lain, mengingat hal tersebut siswa perlu dilatih untuk berpikir tingkat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMP kelas VIII dalam memecahkan masalah SPLDV ditinjau dari perbedaan jenis kelamin.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 2 siswa kelas VIII H di SMP Negeri 22 Surabaya yaitu 1 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan yang memiliki kemampuan matematika tinggi setara yang diperoleh dari Tes Kemampuan Matematika (TKM). Instrument pada penelitian ini yaitu peneliti sendiri sebagai instrument utama, sedangkan untuk instrument pendukung yaitu Tes Kemampuan Matematika (TKM), Tes Pemecahan Masalah (TPM), dan pedoman wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek laki-laki (LK) dan perempuan (PR) memenuhi indikator analyze yang meliputi differentiating, organizing, dan attributing. Pada aspek pertama yaitu differentiating, subjek dapat membedakan informasi yang dibutuhkan dan yang tidak dibutuhkan dalam memecahkan masalah SPLDV, hal tersebut terlihat pada penyelesaian masalah TPM dengan siswa menuliskan informasi yang dibutuhkan, serta siswa juga mampu menjelaskan secara lisan informasi yang dibutuhkan dan yang tidak dibutuhkan. Pada aspek kedua yaitu attributing, subjek secara lisan menyebutkan apa yang dicari pada TPM. Setelah mengetahui apa yang dicari, subjek juga mengetahui dan menjelaskan secara lisan setiap unsur pada informasi yang diketahui dan yang ditanyakan memiliki hubungan, sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa subjek juga memenuhi aspek yang ketiga yaitu organizing. Dalam indikator create meliputi generating, planning dan producing, subjek LK dan PR mengetahui ide yang digunakan dalam menyelesaikan TPM yaitu dengan menggunakan konsep SPLDV. Tetapi subjek LK tidak dapat menjelaskan dengan baik alasan mengapa menggunakan metode tersebut sedangkan subjek PR sebaliknya. Walaupun demikian, subjek LK dan PR memenuhi aspek generating karena subjek mengetahui ide apa yang digunakan dalam memecahkan masalah. Selanjutnya subjek mengemukakan strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yaitu eliminasi dan subtitusi (planning), kemudian subjek mengimplementasi ide dan strategi tersebut dalam menyelesaikan masalah TPM sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa subjek memenuhi aspek producing. Dalam indikator evaluate terdapat dua aspek yaitu checking dan critiquing, subjek LK dan PR secara lisan mengatakan bahwa penyelesaian masalah yang dilakukan sudah benar dengan cara mengecek jawaban tersebut (checking). Untuk aspek critiquing, subjek LK menggunakan strategi yang lain dalam mengecek jawaban dengan menggunakan metode subtitusi sedangkan subjek PR tidak menggunakan strategi lain, subjek PR hanya mengikuti langkah-langkah penyelesaian masalah dan menghitung kembali jawaban yang diperolehnya.
ABSTRACT
Winda Syam Tonra. 2019. Profiling High Order Thinking (HOTS) of Middle School Students’ Grade 8 in Solving Linear Equation System Problems Based on Sex Differences. Thesis, Masters Program in Mathematics Education, Postgraduate of Surabaya State University. Supervisor: (I) Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd, and (II) Dr. Masriyah, M.Pd.
Key Words: High Level Thinking, Solving Linear Equation System Problems, Sex Differences.
In dealing with mathematical problems, students are required to think critically while to solve problems students should creatively think to find solutions so that a good solution to the problem is obtained, these are characteristics of high order thinking. The importance of the application of high level thinking is also to encourage students to have knowledge in the long term and produce quality students so that they can compete with other countries, given that students need to be trained to think higher. This study aims to describe the high order thinking (HOTS) ability of middle school students’ grade 8 in solving linear equation system problems based on sex differences
This research is qualitative research. The research subjects consisted of 2 students’s class VIII H in middle school 22 Surabaya, 1 male student and 1 female student who had high equivalent math skills obtained from the Mathematics Ability Test (MAT). The instrument in this study is the researchers themselves as the main instrument while supporting instruments are the Mathematics Ability Test (MAT), Problem Solving Test (PST), and interview guidelines.
The results of this study indicate that male and female subjects fulfilled analyze indicators which include differentiating, organizing, and attributing. In the first aspect that is differentiating, the subject can distinguish the information needed and that is not needed in solving linear equation system problems, it can be seen in solving the problems PST that students write the information needed, and students also being able to explain verbally the information needed and not needed. In the second aspect, namely attributing, the subject verbally mentions what is looking at the problem solving test (PST). After knowing what is looking at, the subject also knows and explains verbally each element in the information that be known and be asked have a relationship, so that it shows that the subject also fulfills the third aspect namely organizing. In creating indicators including generating, planning and producing, the subject of male and female know the ideas used in completing the PST by using the linear equation system concept. But the male subject cannot explain well the reason for using the method while the female subject is the opposite. Nevertheless, the subject of male and female fulfilled the generating aspect because the subject knows what ideas are used in solving the problem. Furthermore, the subject expressed the strategies used in solving the problem, namely elimination and substitution (planning), then the subject implemented these ideas and strategies in solving the linear equation system problem so that it showed that the subject fulfilled the producing aspect. In the evaluate indicator there are two aspects, namely checking and critiquing, subject male and female verbally saying that solving the problem done was correct by checking the answer (checking). For the critiquing aspect, male subject used other strategies in checking answers is substitution methods while the female subject does not use another strategie, female subject only followed the steps to solve the problem and recalculate the answers obtained.