Tradisi Ruwat Agung menjadi kebiasaan untuk selametan atau kenduri sumber banyu di Petirtaan Jolotundo dengan berdo’a bersama untuk keselamatan yang masih hidup dan ritual Sesuci Diri menjadi kebiasaan sarana tata cara untuk membersihkan jiwa dan raga yang dipercaya masyarakat di sekitar Petirtaan Jolotundo. Petirtaan Jolotundo termasuk dalam salah satu tempat peninggalan yang wujudnya kolam mandi dan aliran air sumber kehidupan sekitar Gunung Penanggungan, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan tintingan folklor menjadi teori yang pas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengerti asal mula, tata pelaksanaan, kebutuhan, makna simbol dalam kebutuhan, manfaat, perubahan dan upaya melestarikan dalam tradisi Ruwat Agung dan ritual Sesuci Diri. Manfaat yang didapat dari penelitian ini bisa memberikan pengetahuan terhadap peneliti dan pembaca serta menjadi media informasi adanya tradisi Ruwat Agung dan ritual Sesuci Diri. Metode penelitian kualitatif yang digunakan di penelitian ini berarti untuk menjelaskan fakta-fakta yang disusul dengan analisis, kemudian diwujudkan dengan deskripsi. Sumber data dan data dalam penelitian ini yaitu Petirtaan Jolotundo dengan teknik pengumpulan data secara wawancara, observasi, dokumentasi dan catat. Mendapatkan data primer dadi juru kunci dan tokoh masyarakat, sarta data sekunder dari masarakat Desa Seloliman. Teknik analisis data dengan mengumpulkan, memilih dan memilah, menganalisis dan menyimpulkan. Haisl penelitian ini yaitu untuk mengerti (1) bagaimana asal mula Petirtaan Jolotundo, Ruwat Agung, Ritual Sesuci Diri, (2) bagaimana tata siaga, tata laksana dan tata akhiran, (3) apa saja kebutuhan yang ada, (4) bagaimana makna simbolik dalam kebutuhan, (5) bagaimana manfaat dalam tradisi Ruwat Agung dan Ritual Sesuci Diri, (6) bagaimana perubahan ketika jaman dahulu dan sekarang, (7) bagaimana upaya untuk melestarikan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan adanya makna dalam tradisi Ruwat Agung dan ritual Sesuci Diri. Selain itu juga dapat memahami bagian tata pelaksanaan, kebutuhan, manfaat, perubahan dan upaya pelestarian dalam tradisi Ruwat Agung dan ritual Sesuci Diri.

Kata Kunci: Ruwat Agung, sesuci diri, Petirtaan Jolotundo

The Ruwat Agung tradition has become a custom to celebrate the banyu source at Petirtaan Jolotundo by praying together for the salvation of the living and the Self-Sesuci ritual has become a customary means of cleansing the body and soul which is trusted by the people around Petirtaan Jolotundo. Petirtaan Jolotundo is included in one of the heritage places which has a bathing pool and flowing water sources of life around Mount Penanggungan, Seloliman Village, Trawas District, Mojokerto Regency. So in this research using folklore tinting is the right theory. The aim of this research is to understand the origins, implementation procedures, needs, meaning of symbols in needs, benefits, changes and efforts to preserve the Ruwat Agung tradition and the Sesuci Self ritual. The benefits obtained from this research can provide knowledge to researchers and readers as well as become a medium for information about the Ruwat Agung tradition and the Self-Purity. The qualitative research method used in this research means explaining the facts followed by analysis, then realized by description. The source of data and data in this research is Petirtaan Jolotundo with data collection techniques using interviews, observation, documentation and notes. Obtain primary data from caretakers and community leaders, as well as secondary data from the Seloliman Village community. Data analysis techniques by collecting, selecting and sorting, analyzing and concluding. The aim of this research is to understand (1) how the origin of Petirtaan Jolotundo, Ruwat Agung, the Self-Sacred Ritual, (2) what the alert system, management and final procedures are, (3) what the existing needs are, (4) what the symbolic meaning is. in terms of needs, (5) what are the benefits of the Great Ruwat tradition and the Self-Cleaning Ritual, (6) how have they changed in the past and present, (7) what are the efforts to preserve them. From the results of this research, it can be concluded that there is meaning in the Ruwat Agung tradition and the Sesuci Self ritual. Apart from that, you can also understand the implementation procedures, needs, benefits, changes and preservation efforts in the Ruwat Agung tradition and the Self-Purity.

Keywords: Ruwat Agung, as pure as oneself, Petirtaan Jolotundo