ABSTRAK
BENTUK DAN FUNGSI TARI GANDHONG DESA BANGUN, KECAMATAN MUNJUNGAN, KABUPATEN TRENGGALEK
Nama Mahasiswa : Putri Kusumawardani
NIM : 15020134020
Prodi/jurusan : Pend. Sendratasik/Sendratasik
Fakultas : Bahasa dan Seni
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Dra. Jajuk Dwi Sasanadjati, M.Hum
Tahun : 2018/2019
Kunci : Tari, Gandhong, Trenggalek, bentuk, struktur, fungsi
Tari Gandhong Desa Bangun Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek mempunyai ciri yang unik yaitu pada struktur penyajiannya, biasanya dalam sebuah satu sajian tari terdapat satu durasi yang utuh artinya dalam satu objek tersebut menampilkan satu objek yang spesifik, namun pada Tari Gandhong memiliki 4 sub tema pembentuk Tari Gandhong tersebut. Struktur penyajian inilah yang nantinya akan membentuk elemen-elemen unsur pada Tari Gandhong menjadi sangat unik. Tari Gandhong ini merupakan tarian yang mengalami kesenjangan atau pergeseran, semula digunakan sebagai tarian pengesah pada ritual menjadi tarian pengiring pada ritual, maka dari masalah tersebut mengalami perubahan bentuk dan pergeseran fungsi. Pada kesempatan inilah peneliti ingin mengkaji lebih jauh mengenai bentuk dan fungsi Tari Gandhong Desa Bangun, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, dengan rumusan masalah 1).Bagaimana bentuk penyajian Tari Gandhong Desa Bangun, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek ?, 2).Bagaimana fungsi Tari Gandhong bagi masyarakat Desa Bangun dan sekitarnya ?.
Penelitian yang relevan menggunakan penelitian Anugrah Octarianti tahun 2016 dengan judul skripsi “Sinongkelan Di Desa Prambon Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek Sebagai Seni Pertunjukan Ritual”, dan penelitian dari Endria Ayu Pratiwi tahun 2017 dengan judul “Struktur Penyajian Tari Gandhong di Desa Bangun Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek”. Teori yang digunakan adalah teori bentuk dari Jackquline Smith terjemahan Ben Suharto, bahwa hasil pernyataan dari berbagai macam elemen yang didapatkan secara gabungan melalui wujud dan isi, sehingga dalam pengertian inilah elemen-elemen tersebut dihayati, dan Soedarsono, dalam penyajian tari secara keseluruhan melibatkan elemen-elemen pokok yang ada didalamnya, serta teori fungsi dari Soedarsono, fungsi dalam seni pertunjukan dibagi menjadi 2 yaitu fungsi Primer dan Sekunder.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan objek penelitiannya yaitu Tari Gandhong Desa Bangun, Kecamatan Munjungan, Kabupeten Trenggalek. Lokasi penelitian terletak di Dusun Nglancur, Desa Bangun, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, ada beberapa narasumber yang digunakan antara lain sesepuh desa, perangkat desa, dinas pariwisata, penari, dan pemusik. teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, dan validitas data menggunakan triangulasi sumber, metode, dan waktu.
Hasil penelitian ini membahas tentang Bentuk dan Fungsi Tari Gandhong Desa Bangun, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek. Struktur pertunjukan Tari Gandhong terdiri dari empat sub tema yaitu Tari Sarak, Tari Tani Makaryo, Tari Celeng, dan Tari Onggotruno. Keunikan pada Tari Gandhong yang menjadi ciri khas yaitu pada ke empat sub tema tersebut. Empat sub tema itulah yang membentuk elemen-elemen pada Tari Gandhong ini memiliki ciri khas sendiri-sendiri. Berdasarkan fungsi, Tari Gandhong memilki dua fungsi yaitu fungsi primer dan sekunder, fungsi primer pada Tari Gandhong adalah sebagai pengiring ritual. Fungsi yang kedua yaitu fungsi sekunder yang terdiri dari fungsi sebagai pengikat dan pembangkit rasa solidaritas, media komunikasi, sarana kebutuhan ekonomi, dan sarana regenerasi.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentuk penyajian dalam Tari Gandhong terdiri dari unsur-unsur pembentuk tari yaitu gerak, pola lantai, iringan, tata busana, tata rias, tempat pertunjukan/pentas, dan properti, serta memiliki struktur yang terdiri dari empat sub tema. Oleh karena itu bentuk dalam Tari Gandhong mempunyai struktur yang unik berbeda dengan tarian pada umumnya, bahwa di dalam Tari Gandhong mempunyai empat sub-sub tema kecil di dalam satu tema besar yaitu Tari Gandhong. Empat sub tema ini terdiri dari empat tarian yang membentuk Tari Gandhong menjadi satu kesatuan yang utuh. Tari Gandhong seiring kemajuan zaman juga mengalami pergeseran fungsi, dahulu Tari Gandhong berfungsi sebagai pengesah pada ritual, namun sekarang hanya sebagai pengiring pada ritual. Fungsi sekunder atau fungsi lain yang mengiringi antara lain, fungsi sebagai pengikat dan pembangkit rasa solidaritas, media komunikasi, sarana kebutuhan ekonomi, dan sarana regenerasi.
ABSTRACT
THE FROM AND FUNCTION OF GANDONG DANCE BANGUN VILLAGE, MUNJUNGAN SUB-DISTRICT, TRENGGALEK DISTRICT
Student Name : Putri Kusumawardani
Study Program / Department : Pend. Sendratasik / Sendratasik
Faculty : Fakculty Bahasa dan Seni
Name of Institution : Surabaya State University
Advisor : Dra. Jajuk Dwi Sasanadjati,
M.Hum
Year : 2018/2019
Key: Dance, Gandhong, Trenggalek, shape, structure, function
Gandhong Dance, Bangun Village, Munjungan District, Trenggalek Regency has unique characteristics, namely in its presentation structure, usually in one dance presentation there is one meaningful duration in one object showing a specific object, but in Gandhong Dance has 4 sub themes forming Gandhong Dance that is. This presentation structure which will form the elements of Gandhong Dance will be very unique. Gandhong dance is a dance that experiences gaps or shifts, originally used as a dance pengesah in rituals to become a dance accompaniment to the ritual, so that the problem undergoes a change in shape and a shift in function. On this occasion the researcher wants to study more about the form and function of Gandhong Dance in Bangun Village, Munjungan District, Trenggalek Regency, with the formulation of problem 1). What is the Gandhong Dance of Bangun Village, Munjungan District, Trenggalek District ?, 2). for the people of Bangun Village and its surroundings?
Relevant research uses the 2016 Anugrah Octarianti study with the title of the thesis "Sinongkelan In Prambon Village Tugu District Trenggalek Regency As a Ritual Performing Art", and research from Endria Ayu Pratiwi in 2017 entitled "The Presentation Structure of Gandhong Dance in Bangun Village, Munjungan District, Trenggalek District" . The theory used is the theory of the form of Jackquline Smith's translation of Ben Suharto, the results of the assessment of various elements obtained through form and content, in accordance with the definitions of lived elements, and Soedarsono, in the presentation of dance supported by the main elements in it, and function theory from Soedarsono, functions in seniors are divided into two, namely Primary and Secondary functions.
This study uses a qualitative approach with the object of the research is Tari Gandhong, Bangun Village, Munjungan District, Trenggalek Regency. The research location is located in Nglancur Hamlet, Bangun Village, Munjungan Subdistrict, Trenggalek Regency, there are several resource persons who are used, among others, village elders, village officials, tourism agencies, dancers, and musicians. data collection techniques for observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques used are reduction, data presentation, and conclusion, and data validity using source, method, and time triangulation.
The results of this study discuss the Form and Function of Gandhong Dance in Bangun Village, Munjungan District, Trenggalek Regency. The performance structure of Gandhong Dance consists of four sub-themes namely Sarak Dance, Makaryo Farm Dance, Celeng Dance, and Onggotruno Dance. The uniqueness of Gandhong Dance which is characteristic is that of the four sub-themes. The four sub-themes that make up the elements of Gandhong Dance have their own characteristics. Based on the function, Gandhong Dance has two functions, namely primary and secondary functions, the primary function of Gandhong Dance is as a ritual accompanist. The second function is a secondary function which consists of functions as a binding and generating feeling of solidarity, communication media, means of economic needs, and means of regeneration.
This research can be concluded that the form of presentation in Gandhong Dance consists of dance forming elements, namely motion, floor pattern, accompaniment, fashion, makeup, performance / stage, and property, and has a structure consisting of four sub-themes. Therefore the form in Gandhong Dance has a unique structure different from the dance in general, that in Gandhong Dance has four small sub-sub-themes in one big theme, Gandhong Dance. The four sub-themes consist of four dances which form Gandhong Dance into a whole unit. Gandhong dance as the times progressed also experienced a shift in function, first Gandhong Dance functioned as an attorney in rituals, but now only as a companion to rituals. Secondary functions or other functions that accompany, among others, functions as a binder and generating a sense of solidarity, communication media, means of economic needs, and means of regeneration.