Pelestarian warisan budaya merupakan tugas dan tanggungjawab semua masyarakat Indonesia. Hal ini sangat penting karena merupakan upaya untuk penguatan identitas bangsa. Saat ini banyak fenomena terjadi, bahwasanya masyarakat kurang mengenal budaya daerahnya sendiri. Salah satu faktor penyebabnya adalah tidak adanya sarana yang terpadu dan terorganisir untuk mengakomodir penyampaian informasi kebudayaan secara akurat dan lengkap. Hal tersebut mengharuskan masyarakat mencari informasi melalui berbagai sarana dan sumber. Sebagai contoh kongkrit, yakni Kampung Baluwarti yang merupakan salah satu wisata budaya di Kota Surakarta yang memiliki potensi keanekaragaman budaya yaitu bangunan bersejarah, kuliner lokal, produk dan seni budaya. Hal ini tercermin dari peninggalan-peninggalan sejarah dan budaya di Kampung Baluwarti yang belum banyak dikenal oleh masyarakat Jawa. Dari permasalahan ini peneliti merancang aplikasi yang dikemas menjadi pendokumentasian budaya dalam bentuk digital untuk memperkenalkan sejarah dan budaya dari Kampung Baluwarti. Masalah ini dirumuskan menjadi bagaimana konsep, proses, dan visualisasi dalam perancangan aplikasi. Aplikasinya dirancang menggunakan metode pemecahan masalah Design Thinking oleh Christian Mueller-Roterberg. Hasil akhir perancangan berupa prototipe aplikasi berbasis android yang dapat diakses oleh masyarakat luas dengan didukung tiga fitur utama aplikasi yaitu eksplorasi, agenda, dan kontak budaya yang ditampilkan sesederhana dalam user interface dan user experience kemudian divalidasi oleh ahli konten dan ahli media.
Preservation of cultural heritage is the duty and responsibility of all Indonesian people. This is very important because it is an effort to strengthen national identity. Currently, many phenomena occur, that people do not know their own local culture. One of the contributing factors is the absence of an integrated and organized means to accommodate the accurate and complete delivery of cultural information. This requires the public to seek information through various means and sources. As concrete example, namely Kampung Baluwarti which is one of the cultural tourism in Surakarta City which has the potential for cultural diversity, namely historical buildings, local culinary, products and cultural arts. This is reflected in the historical and cultural relics in Baluwarti Village which not widely known by the Javanese people. From this problem, the researcher designed an application that was packaged into cultural documentation in digital form to introduce the history and culture of Baluwarti Village. This problem is formulated into how the concept, process, and visualization in application design. The application is designed using the Design Thinking problem solving method by Christian Mueller-Roterberg. The final result of the design is in the form of an android-based application prototype that can be accessed by the wider community supported by three main features of the application, namely exploration, agenda, and cultural contact which are displayed as simple as in the user interface and user experience and then validated by content experts and media experts.