Visualisasi Perjuangan Dibalik Profesi Penjaja Gedhang Geblag Pada Karya Tari Ider Geblag Dalam Bentuk Tari Dramatik
The Visualization Of The Struggle Behind Gedhang Geblag Workers Profession In Ider Geblag Dance In The Form Of Dramatic Dance
ABSTRAK
VISUALISASI PERJUANGAN DIBALIK PROFESI PENJAJA GEDHANG GEBLAG PADA KARYA TARI IDER GEBLAG DALAM BENTUK TARI DRAMATIK
Nama Mahasiswa : Krismonlia Mar’is Rahayu
NIM : 16020134071
Prodi/Jurusan : Pendidikan Sendratasik
Fakultas : Fakultas Bahasa dan Seni
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Dra. Jajuk Dwi Sasanadjati, M.Hum.
Tahun : 2020
Kata Kunci: ider, gedhang geblag, visualisasi, perjuangan, dramatik
Faktor ekonomi memang menjadi sebuah dorongan seseorang untuk bisa bekerja memenuhi kebutuhan dalam hidupnya. Keterbatasan pengetahuan maupun keterampilan tidak menjadi sebuah penghalang, apalagi untuk beberapa wanita berkeluarga yang lebih memilih masuk ke dunia prostitusi, seperti halnya fenomena gedhang geblag yang ada di wilayah Tretes, Kabupaten Pasuruan. Gedhang geblag ini merupakan wanita yang berjualan pisang keliling namun dibalik itu ada sebuah jasa yang mereka tawarkan untuk memenuhi hasrat para pembeli. Istilah atau julukan pada profesi ini memang terlihat menarik karena tidak ada di wilayah manapun serta keunikannya berbeda dengan praktik prostitusi lainnya, yakni dilakukan oleh pedagang buah yang menjajakan daganganya tersebut. Berdasarkan fenomena, munculah sebuah ide untuk menciptakan sebuah karya yang bertema pada perjuangan para wanita gedhang geblag, dengan menggunakan bentuk penyajian dramatik, yaitu berangkat dari sebuah objek sederhana dan diungkapkan melalui penggambaran suasana-suasana dramatik.
Penulisan dan penciptaan karya tari yang relevan juga turut menjadi sumber atau referensi mengenai konsep, teknik, dan gaya untuk memperlihatkan perbedaan orsinalitas dari karya yang diciptakan dengan karya-karya lainnya. Selain menggunakan hasil karya yang relevan, penulis juga menggunakan beberapa landasan teori dalam penulisan maupun penciptaan karya tari Ider Geblag ini yaitu menggunakan teori konstruksi I dan teori dramatik oleh Jacqueline Smith, serta teori bentuk oleh Sal Murgiyanto.
Pendekatan metode pada karya tari Ider Geblag ini menggunakan pendekatan metode konstruksi I oleh Jacqueline Smith. Macam-macam tahapan berkarya yang ada dalam metode ini meliputi rangsang awal, tipe tari, mode penyajian, improvisasi, evaluasi improvisasi, seleksi dan penghalusan, serta motif. Setelah pendekatan dilakukan, langkah berikutnya adalah konsep dalam penciptaan karya tari Ider Geblag yang terdiri tema yaitu kamuflase gedhang geblag, yang kemudian diberi judul karya tari Ider Geblag. Terdapat lima adegan didalamnya yaitu adegan I (intorduksi), adegan II, adegan III, adegan IV (klimaks), adegan 5 (penurunan). Tipe atau jenis karya ini menggunakan tipe tari dramatik dengan mode penyajiannya menggunakan representative dan simbolis, Elemen utama tari dengan penggunaan teknik olah tubuh dan gerak tari tradisional yang dikembangkan dengan gaya gerak Jawa Timuran. Elemen pendukung meliputi tata rias dan busana, tata teknik pentas, properti, dan iringan. Setelah rancangan terselesaikan langkah berikutnya adalah proses penciptaan yang meliputi rangsang awal, eksplorasi atau kerja studio, improvisasi, evaluasi, seleksi dan penghalusan, serta teknik penyampaian materi.
Analisa pada karya tari Ider Geblag yang pertama adalah alur cerita yang tentunya terdapat tanjakan-tanjakan dramatik pada setiap adeannya. Gaya dan teknik pada karya tari ini menggunakan gerak tradisi yang dikembangkan utamanya pada gerak tari Jawa Timuran dengan dipadukan pola gerak olah tubuh yang mengandung unsur kelenturan, keseimbangan, dan kekuatan. Karya ini dimainkan oleh 3 penari yang semuanya putri dan tata rias yang digunakan pada karya ini tidak begitu sulit karena hanya memadukan warna eyeshadow cokelat dan hitam untuk mempertegas garis wajah. Penampilan atau busana penari menggunakan kebayak dan rok jarik yang dipadukan dengan kain hitam. Karya ini dipentaskan pada lingkungan yang disesuaikan dengan konsep untuk lebih membangun suasana, untuk pencahayaan tidak menggunakan bantuan tata lampu(lighting) sehingga akan memanfaatkan pencahayaan lingkungan alami dan disesuaikan dengan suasana tiap adegan.
Karya tari Ider Geblag ini memiliki tema perjuangan wanita gedhang geblag, dan fokus karya yang terdapat variabel isi yaitu perjuangan gedhang geblag dan variabel bentuk yaitu menggunakan tipe dramatik. Meskipun adanya pandemi COVID’19, hal ini tidak membatasi penciptaan, sehingga tari Ider Geblag disajikan melalui bentuk virtual yaitu video. Penulis juga berharap agar bisa menginsiprasi seluruh penerus bangsa bahwa pandemi ini tidak menjadi penghalang untuk berkarya.
ABSTRACK
THE VISUALIZATION OF THE STRUGGLE BEHIND GEDHANG GEBLAG WORKERS 'PROFESSION IN IDER GEBLAG DANCE IN THE FORM OF DRAMATIC DANCE
Student Name : Krismonlia Mar'is Rahayu
Study Program / Decpartment : Sendratasik Education
Faculty : Faculty of Languages and Arts
Institution Name : Surabaya State University
Advisor : Dra. Jajuk Dwi Sasanadjati, M.Hum.
Year : 2020
Keywords: ider, gedhang geblag, visualization, struggle, dramatic
The economic factor is indeed an incentive for someone to be able to work to make ends meet in life. Limited knowledge and skills are not a barrier, especially for some women with families who prefer to enter the world of prostitution, such as the gedhang geblag phenomenon in Tretes, Pasuruan Regency. This geblag gedhang is a woman who sells bananas around but behind it is a service they offer to fulfill the desires of the buyers. The term or nickname in this profession does look interesting because it does not exist in any region and its uniqueness is different from other prostitution practices, which is carried out by fruit traders who sell their merchandise. Based on the phenomenon, an idea emerged to create a work with the theme of the struggles of gedhang geblag women, using a dramatic form of presentation, namely departing from a simple object and expressing it through the depiction of dramatic scenes.
The writing and creation of relevant dance works are also sources or references regarding concepts, techniques, and styles to show the difference in originality of the work created with other works. Apart from using relevant works, the author also uses several theoretical foundations in writing and in the creation of this Ider Geblag dance work, namely using construction theory I and dramatic theory by Jacqueline Smith, and form theory by Sal Murgiyanto.
The method approach in this Ider Geblag dance work uses the construction method I approach by Jacqueline Smith. The various stages of work in this method include initial stimulation, dance types, presentation modes, improvisation, improvisation evaluation, selection and refinement, and motives. After the approach is carried out, the next step is the concept in the creation of the Ider Geblag dance work which consists of the theme of the gedhang geblag camouflage, which is then given the title of the Ider Geblag dance work. There are five scenes in it, namely scene I (instruction), scene II, scene III, scene IV (climax), scene 5 (decrease). This type or type of work uses a dramatic dance type with a representative and symbolic mode of presentation. The main elements of dance are the use of bodybuilding techniques and traditional dance movements developed with the East Javanese style of motion. Supporting elements include make-up and clothing, stage engineering, props, and accompaniment. After the design is completed, the next step is the creation process which includes initial stimulation, exploration or studio work, improvisation, evaluation, selection and refinement, as well as material delivery techniques.
The analysis on the first Ider Geblag dance work is a story line which of course there are dramatic inclines in each scene. The styles and techniques in this dance work use traditional movements developed mainly in the East Javanese dance movements combined with body movement patterns that contain elements of flexibility, balance, and strength. This work is played by 3 dancers who are all princesses and the make-up used in this work is not that difficult because it only combines brown and black eyeshadow colors to emphasize the facial lines. The dancer's appearance or clothing uses a kebayak and jarik skirt combined with black cloth. This work is performed in an environment that is adapted to the concept to further build an atmosphere, for lighting does not use lighting so it will take advantage of natural lighting and is adjusted to the atmosphere of each scene.
This Ider Geblag dance work has the theme of the struggle of gedhang geblag women, and the focus of the work is that there are content variables, namely gedhang geblag struggles and form variables, namely using dramatic types. Despite the COVID'19 pandemic, this did not limit creation, so the Ider Geblag dance was presented in a virtual form, namely video. The author also hopes that he can inspire all the nation's successors that this pandemic will not be a barrier to work.