Nilai History Jembatan Merah Surabaya Sebagai Inspirasi Motif Batik Khas Surabaya
The Historical Value Of Jembatan Merah Surabaya As An Inspiration For Typical Surabaya Batik Motifs
Jembatan Merah Surabaya adalah salah satu bangunan bersejarah di Kota Surabaya yang menjadi saksi bisu perjuangan arek-arek Suroboyo melawan para penjajah pada perang 10 November 1945. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pembuatan desain motif batik khas surabaya dan hasil jadi batik dengan inspirasi Nilai History Jembatan Merah Surabaya. Metode penelitian ini menggunakan Double Diamond Model yang terdiri dari 4 tahap yaitu Discover, Define, Develop, dan Deliver. Pada tahap awal menentukan arah desain motif batik dengan mengeksplorasi sumber ide untuk dijadikan moodboard. Tahap kedua yaitu mengembangkan moodboard menjadi beberapa motif stilasi. Tahap ketiga yaitu menyusun motif stilasi menjadi 9 pengembangan desain motif batik. Tahap keempat yaitu menguji kelayakan batik dengan memilih 3 motif terbaik untuk diwujudkan menjadi kain batik berukuran 210 x 115 Cm menggunakan teknik tulis pada bahan primisima dengan pewarna remasol. Nilai history Jembatan Merah Surabaya Sebagai Inspirasi Motif Batik Khas Surabaya yang telah menjadi kain batik dilakukan analisis menggunakan pengambilan data kuantitatif oleh 10 obsever untuk mencari nilai mean/rata-rata ditinjau dari 5 aspek yang meliputi aspek orisinalitas karya, aspek warna, aspek teknis, aspek motif batik dan aspek pesan/makna. Proses mewujudkan nilai history Jembatan Merah Surabaya sebagai motif batik khas Surabaya menghasilkan 3 motif batik dengan judul yang berbeda, desain 1 berjudul Saksi Bisu Sang Merah, desain 2 berjudul Kawasan perniagaan dan desain 3 Silih berganti. Hasil jadi nilai history Jembatan Merah Surabaya sebagai motif batik khas Surabaya memperoleh nilai mean dalam kategori baik dan dari keseluruhan aspek menyatakan bahwa desain Saksi Bisu Sang Merah memiliki nilai mean tertinggi.
Kata Kunci: Batik, Motif, Jembatan Merah Surabaya
Jembatan Merah Surabaya is one of the historic buildings in the city of Surabaya which became a silent witness to the struggle of the Suroboyo children against the invaders during the war on November 10, 1945. The purpose of this research is to describe the process of making a typical Surabaya batik motif design and the resulting batik with the inspiration of the historical value of Jembatan Merah Surabaya. This research method uses the Double Diamond Model which consists of 4 stages, namely Discover, Define, Develop, and Deliver. In the early stages of determining the direction of batik motif design by exploring the source of ideas to be used as a moodboard. The second stage is developing the moodboard into several stylized motifs. The third stage is compiling the stylized motifs into 9 developing batik motif designs. The fourth stage is testing the feasibility of batik by selecting the 3 best motifs to be made into batik cloth measuring 210 x 115 cm using a writing technique on primisima material with remasol dye. The Historical Value Of Jembatan Merah Surabaya As An Inspiration For Typical Surabaya Batik Motifs which have become batik cloth was analyzed using quantitative data collection by 10 observers to find the mean/average value in terms of 5 aspects which include aspects of the originality of the work, color aspects, technical aspects, aspects batik motifs and aspects of messages/meanings. The process of realizing The Historical Value Of Jembatan Merah Surabaya As An Inspiration For Typical Surabaya Batik Motifs resulted in 3 batik motifs with different titles, design 1 entitled The Silent Witness of the Reds, design 2 entitled Commercial Areas and design 3 Alternating. The results of The Historical Value Of Jembatan Merah Surabaya As An Inspiration For Typical Surabaya Batik Motifs obtained a mean value in the good category and from all aspects stated that the Silent Witness of the Reds design had the highest mean value.
Keywords: Batik, Motif, Jembatan Merah Surabaya