Penggunaan Bahasa Inggris pada Lanskap Linguistik di Kota Tulungagung: Bukti Awal Pertarungan Eksistensi Bahasa di Ruang Publik

The Use of English on Linguistic Landscape in Tulungagung: The Initial Evidence of Language Battle in Public Space

Meluasnya penggunaan Bahasa Inggris digambarkan dalam studi Lanskap Linguistik (LL) di Kota Tulungagung yang bersaing dengan Bahasa Indonesia (bahasa nasional) dan Bahasa Jawa (bahasa daerah). Penelitian ini bertujuan (1) untuk melihat posisi Bahasa Inggris di antara bahasa lain yang sudah ada, (2) untuk mengetahui motif yang mendorong pemilik rambu umum dalam mengakuisisi Bahasa Inggris, dan (3) untuk menjelaskan peran penggunaan Bahasa Inggris di masyarakat. Metode deskriptif kualitatif dalam penelitian dilakukan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi. Data dikmpulkan dari observasi bahasa yang muncul pada pemilik rambu umum dan wawancara dengan pemilik rambu umum tersebut. Penelitian ini dilakukan di kabupaten Tulungagung yang bercirikan sebagai Central Business District (CBD). Dari total 460 foto rambu umum yang diamati dan wawancara yang dilakukan, terlihat bahwa penggunaan Bahasa Inggris di masyarakat tidak lebih dominan daripada Bahasa Indonesia seperti teori yang dijelaskan oleh Landry & Bourhis (1997), tetapi berdaskan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan pemilik rambu umum, menjelaskan bahwa Bahasa Inggris memiliki beberapa karakterisktik yang mendorong seseorang untuk mengakuisisi sebuah bahasa seperti yang telah dikemukakan oleh Piller (2001) dan Bahasa Inggris memainkan peran penting dalam masyarakat khususnya di bidang bisnis seperti yang telah dijelaskan dalam teori Lee (2019). Dengan demikian, kemunculan Bahasa Inggris dalam Lanskap Linguistik di Kota Tulungagung mengancam penggunaan bahasa daerah, Bahasa Jawa, karena Bahasa Inggris muncul dengan beberapa keunggulannya.

The widespread use of English is depicted in the Linguistic Landscape (LL) in Tulungagung competes the Indonesian language (the national language) and Javanese language (the local language). The present study is aimed (1) to view the position of English language among the existing languages, (2) to investigate what motive that urges a signage owner in acquiring English, and (3) to explain the role performed by English in society. A descriptive qualitative method in research is carried out to explain the phenomenon. Data were collected from an observation of languages appear on signage and an interview to the signage owner. This study is set up in Tulungagung Regency that characterized as the Central Business District (CBD). From the total 460 photographed signages observed and the interviews done, it is shown that English in society is not more dominant than the Indonesian language in use as explained by Landry & Bourhis (1997), but as the interviews done with the signage owner, it narrates that English carries some characterization proposed by Piller (2001) that urge a party to acquire English and it also plays significant roles in society, specifically in business field as stated by Lee (2019). Thus, it challenges the use of local language, the Javanese language, since English appears within its excellence.