PENGARUH SUBSTITUSI KAOLIN PADA PEMBUATAN MORTAR GEOPOLIMER BERBASIS FLY ASH DENGAN KONDISI NaOH 8 MOLAR

THE EFFECT OF KAOLIN SUBSTITUTION ON THE PRODUCTION OF FLY ASH-BASED GEOPOLYMER MORTAR UNDER 8 MOLAR NaOH CONDITIONS

Semen portland sebagai salah satu material pembentuk mortar merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan karena dalam produksinya memerlukan temperatur hingga 1.500^o C, dari proses pembakaran ini dihasilkan emisi CO² yang jumlahnya setara dengan jumlah semen itu sendiri. Konsumsi semen global mencapai 2,3 juta ton per tahun, yang berarti 2,3 juta ton CO² dilepaskan ke atmosfer setiap tahun, hal ini akan membawa dampak buruk jika penggunaan semen semakin meningkat. Mortar geopolimer merupakan salah satu inovasi yang dikembangkan dalam upaya mengurangi penggunaan semen yang menggunakan material bersifat pozzolan seperti abu terbang (fly ash) dan kaolin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh subtitusi kaolin pada pembuatan mortar geopolimer berbasis fly ash pada kondisi NaOH 8 Molar. Subtitusi kaolin pada rentan rasio 0,1 hingga 0,6 dengan perbandingan SS/SH 0,125:0,438. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi secara partisipatif dimana peneliti terlibat langsung selama kegiatan penelitian dan mengamati secara langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan rasio kaolin mengurangi kuat tekan. Rasio maksimum untuk substitusi kaolin adalah antara 0,1;0,2;0,3;0,4. Sementara substitusi kaolin dengan rasio ≥0,5 kurang optimal karena tidak memenuhi kuat tekan rencana. Substitusi dengan rasio 0,5 masih memenuhi standar kuat tekan minimum Mortar M pada usia 28 hari sebesar 17,2 MPa, namun tidak mencapai kuat tekan rencana 20 MPa.

Portland cement as one of the materials that form mortar is a source of environmental pollution because in its production requires temperatures up to 1,500 ⁰C, from this combustion process CO² emissions are produced which are equivalent to the amount of cement itself. Global cement consumption reaches 2,3 million tons per year, which means 2,3 million tons of CO² are released into the atmosphere every year, this will have a negative impact if the use of cement increases. Geopolymer mortar is one of the innovations developed in an effort to reduce the use of cement using pozzolanic materials such as fly ash and kaolin. This study aims to determine the effect of kaolin substitution on the manufacture of fly ash-based geopolymer mortar under 8 Molar NaOH conditions. Kaolin substitution in the ratio range of 0,1 to 0,6 with SS/SH ratio of 0,125:0,438. This research uses an experimental method with a quantitative approach and the data collection technique used is a participatory observation method where researchers are directly involved during research activities and observe directly. The results showed that increasing the kaolin ratio reduced the compressive strength. The maximum ratio for kaolin substitution is between 0,1;0.2;0,3;0,4. While kaolin substitution with a ratio ≥0,5 is less optimal because it does not meet the plan compressive strength. Substitution with a ratio of 0,5 still met the minimum compressive strength standard of Mortar M at 28 days of age of 17,2 MPa, but did not reach the plan compressive strength of 20 MPa.