Evaluasi Kesesuaian Pemanfaatan Pembangunan Rumah Majapahit Dalam Mewujudkan Wisata Heritage Kampung Majapahit Di Desa Bejijong Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto

Kampung Majapahit merupakan suatu inovasi pengembangan pariwisata budaya di Desa Bejijong Kecamatan Trowulan. Pembangunan Kampung Majapahit diharapkan menunjang pariwisata budaya di Kecamatan Trowulan. Nyatanya berdasarkan data tahun 2018 yang diperoleh dari ketua pengelola pak Supriadi mendapati bahwa masyarakat tidak memanfaatkan fungsi dan kegunaan Rumah Majapahit sesuai yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui 1 pemahaman masyarakat terhadap wisata cagar budaya atau heritage,  2 usaha pengelola dalam mempertahankan wisata Kampung Majapahit, dan 3 kesesuaian Perkampungan Majapahit sebagai kawasan wisata cagar budaya atau heritage.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Kampung Majapahit Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk  di Desa Bejijong yang mempunyai bangunan rumah majapahit yakni sebanyak 100 orang, ketua pengelola dan Kepala Desa Bejijong. Data tingkat pengetahuan masyarakat terhadap wisata heritage dan tingkat usaha pengelola diperoleh dari lembar pertanyaan terstruktur. Data tingkat kesesuaian Kampung Majapahit sebagai kawasan wisata heritage diperoleh melalui pengukuran langsung, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik skoring persentase Skala Likert.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat terhadap wisata heritage dalam kategori kurang paham sehingga terjadi ketidaksesuaian pemanfaatan fungsi pembangunan Rumah Majapahit yang seharusnya sesuai harapan dan tujuan. Upaya pengelola dalam mempertahankan keberadaan Kampung Majapahit termasuk dalam kategori kurang baik yang berakibat pada kondisi Rumah Majapahit yang saat ini ditemukan terbengkalai, kotor, tidak terawat, dan tidak terurus sebagaimana mestinya. Sedangkan lokasi Kampung Majapahit di Desa Bejijong sebagai kawasan wisata heritage termasuk dalam kategori kurang sesuai. Dari hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa wisata Kampung Majapahit masih gagal dalam mengembangkan pariwisata budaya di Kecamatan Trowulan.

Kampung Majapahit is an innovation in the development of cultural tourism in Bejijong Village, Trowulan District. The development of Majapahit Village is expected to support cultural tourism in Trowulan District. In fact the community does not take advantage of the functions and uses of the Majapahit House as expected. The research objective was to determine the level of understanding of the community, management efforts, and the suitability of Kampung Majapahit as a heritage tourism.

This type of research is a survey research with a quantitative descriptive approach. The research location was conducted in Majapahit Village, Trowulan District, Mojokerto Regency. The population in this study were all residents in Bejijong Village who have a Majapahit house building, namely as many as 100 people, the head of the manager and the Head of Bejijong Village. Data on the level of public knowledge of heritage tourism and the level of business managers are obtained from structured question sheets. Data on the level of suitability of Kampung Majapahit as a heritage tourism area is obtained through direct measurement, observation and documentation. The data analysis technique used is the Likert Scale percentage scoring technique.

The results show that the people's understanding of heritage tourism is in the category of lack of understanding, resulting in a mismatch in the use of the Majapahit House development function which should be according to expectations and objectives. The management's efforts in maintaining the existence of Kampung Majapahit are included in the unfavorable category which results in the condition of the Majapahit House which is currently found neglected, dirty, unkempt, and not properly maintained. Meanwhile, the location of Kampung Majapahit in Bejijong Village as a heritage tourism area is in the inappropriate category. From the results of this analysis, it can be concluded that the tourism of Majapahit Village is still failing in developing cultural tourism in Trowulan District.