KONFLIK TAMBANG PASIR BESI DI DESA SELOK AWAR-AWAR KECAMATAN PASIRIAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015
IRON SAND MINE CONFLICT IN SELOK AWAR-AWAR VILLAGE, PASIRIAN SUB-DISTRICT, LUMAJANG DISTRICT, 2015
Abstrak
Artikel ini membahas tentang konflik tambang pasir besi yang terjadi di Kabupaten Lumajang, tepatnya di Desa Selok Awar-Awar. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) mengetahui latarbelakang dan jalannya konflik tambang pasir besi, dan 2) mengetahui dampak yang ditimbulkan setelah terjadinya konflik tambang pasir besi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Konflik yang muncul dalam kaitannya dengan pertambangan pasir besi di Desa Selok Awar-Awar melibatkan dua kelompok utama, yakni pihak pro dan pihak kontra dengan tambang. Konflik ini bermula dari kekecewaan masyarakat terhadap kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh PT Indo Modern Mining Sejahtera (IMMS). Sejak berdirinya di kabupaten Lumajang, PT IMMS belum mengantongi izin resmi. Bahkan ketika PT IMMS tutup, pertambangan pasir besi diambil alih oleh para tokoh masyarakat di Desa Selok Awar-Awar. Dan beranggapan bahwa bisnis pertambangan akan memajukan perekomian mereka. Dari sini memunculkan pihak pro terhadap tambang. Pihak kontra berkeyakinan jika kegiatan pertambangan akan mempunyai potensi resiko kerusakan alam dan bencana. Dan juga sejak awal adanya pertambangan pasir besi, pihak kontra mendasarkan penolakan karena minim manfaat ekonomis. Artikel ini menunjukkan bahwa kegiatan pertambangan memiliki kekuatan disintegratif bagi masyarakat dan destruktif bagi lingkungan.
Kata Kunci : Pertambangan, Konflik, Desa Selok Awar-Awar
Abstrac
This article discusses the iron sand mining conflict that took place in Lumajang Regency, right in Selok Awar-Awar Village. The objectives of this study are: 1) to know the background and the course of the iron sand mining conflict, and 2) to know the impact after the iron sand mining conflict. The method used in this study uses historical research methods including heuristics, criticism, interpretation and historiography. The conflict that arose over iron sand mining in Selok Awar-Awar Village involved two main groups, namely the pro and the con with the mine. This conflict stems from the community's disappointment with the mining activities of PT Indo Modern Mining Sejahtera (IMMS). PT IMMS has not been officially licensed since its establishment in Lumajang District. Even when PT IMMS closed, iron sand mining was taken over by community leaders in Selok Awar-Awar Village. And assume the mining company will advance their economy. From here the benefits of mining emerged. The cons believes that mining activities have a potential risk of wildlife damage and disasters. And also since the beginning of iron sand mining, the drawbacks have based their rejection on the minimal economic benefits. This article shows that mining activities have disintegrating forces on society and are destructive to the environment.
Keyword : Mining, Conflict, Selok Awar-Awar Village