Nilai-Nilai Didaktik Dalam Upacara Tradisi Kupatan Di Desa Durenan KabupatenTrenggalek Tahun 2010-2019
Didactic Values in the Kupatan Tradition Ceremony in Durenan Village, Trenggalek Regency, in 2010-2019
Tradisi kupatan di Desa Durenan ini merupakan salah satu bentuk dari tradisi-tradisi keagamaan yang telah dibawa oleh Walisanga di Indonesia.. Sejarah adanya tradisi kupatan ini bisa berkembang di setiap daerah yang ada di Indonesia juga berbeda-beda. Pelaksanaan tradisi kupatan di Desa Durenan memiliki daya tarik dan keunikan tersediri. Namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang belum memahami akan nilai-nilai didaktik yang terkandung dalam tradisi kupatan tersebut. Pada umumnya masyarakat hanya melakukan tanpa memahami setiap nilai-nilai luhur dan setiap makna yang terkandung. Sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai didaktik atau nilai-nilai luhur yang terkandung dalam upacara tradisi kupatan di Desa Durenan. Dengan tema tersebut maka dalam penelitian membuat rumusan masalah 1) Bagaimana nilai-nilai didaktik dalam upacara tradisi kupatan di Desa Durenan Kabupaten Trenggalek tahun 2010-2019 ?. 2) Bagaimana sinergi agama Islam dalam upacara tradisi kupatan di Desa Durenan Kabupaten Trenggalek tahun 2010-2019?. Dengan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini untuk dapat mengetahui nilai-nilai luhur apa saja yang telah diajarkan dari tradisi kupatan di Desa Durenan Kabupaten Trenggalek. Serta dapat juga mengetahui bentuk sinergi agama Islam yang terdapat di tradisi kupatan di Desa Durenan Kabupaten Trenggalek.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, dengan tahap-tahap seperti Heuristik, tahap ini yaitu proses pengumpulan sumber primer dan skunder. Sumber primer pada penulisan ini ialah wawancara sedangkan sumber skunder menggunakan buku, jurnal dan surat kabar yang relevan. Untuk tahap kedua yaitu Kritik Sumber, pada tahap ini sumber yang telah didapat dianalisis apakah sumber tersebut dapat dipercaya. Untuk tahap ketiga yaitu Interprestasi, pada tahap ini sumber-sumber yang telah didapat diuraikan menjadi fakta-fakta sejarah. Dan pada tahap terakhir yaitu tahap Historiografi yaitu tahap dimana sumber-sumber yang telah dikumpulkan disusun menjadi cerita sejarah. Pada tahap inilah nantinya cerita sejarah dapat diuraikan sesuai fakta.
Berdasarkan dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa upacara tradisi di Desa Durenan Kabupaten Trenggalek memiliki nilai-nilai didaktik atau nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai tersebut ialah Nilai Silaturahmi, Nilai Toleransi, Nilai Keagamaan dan Nilai Saling Berbagi. Setiap nilai-nilai luhur tersebut diajarkan pada masyarakat agar masyarakat dapat memahami serta menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Serta dari hasil penelitian juga dapat mengetahui bahwa ajaran agama Islam sangat bersinergi dengan budaya lokal yaitu tradisi kupatan ini. Dilihat dari setiap rangkaian acara yang telah dilakukan seperti puasa Syawal, ziarah makam, tumpeng ketupat dan arak-arakan atau pawai hal tersebut merupakan ajaran agama Islam yang telah berakulturasi atau bersinergi dengan tradisi kupatan di Desa Durenan Kabupaten Trenggalek.
This kupatan tradition in Durenan Village is one form of religious traditions that has been brought by Walisanga in Indonesia. History of the existence of this kupatan tradition could develop differently in every region of Indonesia. The implementation of the kupatan tradition in Durenan Village has its own charm and uniqueness. But in reality, many people do not understand the didactic values contained in the kupatan tradition. In general, people only perform without understanding every noble value and every meaning contained. So, this study aims to analyze the didactic values or noble values contained in the kupatan traditional ceremony in Durenan Village. By this theme, then the research formulates problems 1) What are the didactic values in the kupatan traditional ceremony in Durenan Village, Trenggalek Regency in 2010-2019?. 2) How is the synergy of Islam in the kupatan traditional ceremony in Durenan Village, Trenggalek Regency in 2010-2019?. With the formulation of the problem, then the purpose of this research is to find out what noble values have been taught from the Kupatan tradition in Durenan Village, Trenggalek Regency. As well as could also find out the form of Islamic religious synergy found in the Kupatan tradition in Durenan Village, Trenggalek Regency.
This research uses historical research methods, with stages such as heuristics, this stage namely the process of collecting primary and secondary sources. The primary sources in this writing are interviews, while the secondary sources use relevant books, journals and newspapers. For the second stage, namely Source Criticism, at this stage the sources that have been obtained are analyzed whether the source can be trusted. For the third stage, namely Interpretation, the sources that have been obtained are described into historical facts. And in the last stage, namely the Historiography stage, which is the stage where the sources that have been collected are compiled into historical stories. At this stage, later the historical stories can be described according to facts.
Based on the results of the study, it was concluded that traditional ceremonies in Durenan Village, Trenggalek Regency have didactic values or noble values contained in them. These values are the value of friendship, the value of tolerance, the value of religion and the value of sharing. Each of these noble values are taught to the community so that people can understand and apply them in everyday life. And from the results of the study, it can also be seen that the teachings of Islam are very synergized with local culture, namely this kupatan tradition. Seen from every series of events that have been carried out such as the Syawal fasting, tomb pilgrimage, tumpeng ketupat and processions or parades, these are Islamic teachings that have been acculturated or synergized with the Kupatan tradition in Durenan Village, Trenggalek Regency.
.