Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur molekul senyawa metabolit sekunder hasil isolasi dari ekstrak etil asetat kulit batang mahoni (Swietenia Mahagoni Jacq.) dan aktivitasnya sebagai antibakteri. Penelitian ini diawali dengan metode ekstraksi dengan teknik maserasi dan partisi. Kemudian dilanjutkan ke proses isolasi menggunakan metode KCV (Kromatografi Cair Vakum) dan KKG (Kromatografi Kolom Gravitasi) serta diuji dengan KLT dengan perbandingan eluen diklorometana : etil asetat : metanol (2:2,5:0,5). Struktur molekul dari senyawa hasil isolasi diidentifikasi dengan uji fitokimia serta instrumen UV-Vis, FT-IR, dan LC-MS. Ekstrak etanol yang diperoleh seberat 406,848 gram dan dipartisi dengan etil asetat menghasilkan ekstrak seberat 121,221 gram. Hasil KKG yang diperoleh berupa kristal kuning. Kristal tersebut direkristalisasi untuk memurnikan isolat dan didapatkan isolat kristal putih seberat 28 mg. Berdasarkan hasil spektroskopi UV-Vis, FT-IR, dan LC-MS, senyawa hasil isolasi adalah mahonin, 3-O-acetylswietenolide, secomahoganin, swietenin B, 3-deacetylkhivorin, swietemahonin A, swietemahonolide, dan khivorin. Senyawa tersebut merupakan senyawa triterpenoid golongan limonoid. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram. Pada penentuan aktivitas antibakteri dilakukan dengan cara mengukur zona bening disekitar cakram yang telah direndam di isolat. Hasilnya menunjukkan isolat memiliki aktivitas antibakteri pada konsentrasi 600 ppm, 800 ppm, dan 1000 ppm terhadap S. aures, sedangkan pada bakteri E. coli isolat menunjukkan aktivitas antibakteri pada konsentrasi 800 dan 1000 ppm. Hasil uji statistik aktivitas antibakteri menggunakan uji Kruskal Wallis menunjukkan isolat tidak memiliki aktivitas antibakteri yang signifikan terhadap bakteri S. aureus dan E. coli. 

This study aims to determine the molecular structure of secondary metabolites from isolation of ethyl acetate extracts from mahogany bark (Swietenia mahagoni Jacq.) and its activity as an antibacterial. This study began with the extraction method with maceration and partitioning techniques. Then proceed to the isolation process using the KCV (Vacuum Liquid Chromatography) and KKG (Gravity Column Chromatography) and tested with TLC by dichloromethane : ethyl acetate : methanol (2:2.5:0.5) eluent ratio. The molecular structure of the isolated compound was identified by phytochemical tests and UV-Vis, FT-IR, and LC-MS instruments. Ethanol extract obtained weighing 406,848 grams and partitioned with ethyl acetate produced an extract weighing 121,221 grams. KKG results obtained in the form of yellow crystals. The crystals were recrystallized to purify the isolate and a white crystal isolate weighing 28 mg was obtained. Based on UV-Vis, FT-IR, and LC-MS spectroscopy, the isolated compound was mahonin, 3-O-acetylswietenolide, secomahoganin,swietenin B, 3-deacetylkhivorin, swietemahonin A, swietemahonolide, dan khivorin. The compound is a limonoid class of triterpenoid compounds. Antibacterial activity test uses the disk diffusion method. The determination of antibacterial activity is done by measuring the clear zone around the discs that have been immersed in isolates. The results showed the isolate had antibacterial activity at concentrations of 600 ppm, 800 ppm, and 1000 ppm against S. aures, whereas in E. coli bacteria isolates showed antibacterial activity at concentrations of 800 and 1000 ppm. The result of stastitical test on antibacterial activity using the Kruskal Wallis test showed isolates did not have significant antibacterial activity against S. aureus and E. coli.