Tari Thengul merupakan salah satu tari yang ada di Bojonegoro. Tari Thengul ini dicipatakan pada tahun 1992. Awal mula Tari Thengul lahir dan diciptakan yaitu tari berpasangan laki-laki dan perempuan, sehingga dapat disebut dulu sebagai tari pergaulan. Kemudian berubah menjadi tari kelompok yang ditarikan oleh para penari putri yang berjumlah 7 orang. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Perubahan Bentuk Penyajian tari Thengul di Kabuapten Bojonegoro”. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya “Perubahan Bentuk Penyajian tari Thengul di Kabupaten Bojonegoro” perlu dilakukan penelitian lebih mendalam. Rumusan masalah penelitian adalah 1) Bagaimanakah perubahan bentuk penyajian tari Thengul di Kabupaten Bojonegoro dari 1992 sampai 2011? 2) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk penyajian tari Thengul di Kabupaten Bojonegoro?. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mendiskripsikan dan menganalisis perubahan bentuk penyajian tari Thengul di Kabupaten Bojonegoro dari tahun 1992 sampai 2011. 2) Mendeskripsikan dan menganalisis faktor apa yang menyebabkan perubahan bentuk penyajian tari Thengul di Kabupaten Bojonegoro.
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sejarah, teori bentuk, teori perubahan,teori musik, teori tata rias dan busana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan objek penelitian Perubahan Bentuk Penyajian Tari Thengul di Kabupaten Bojonegoro. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pbservasi, wawancara, dokumentasi, perekaman, dengan sumber orang dan tempat. Analisis data yang digunakan adalah tahap reduksi data, tahap penyajian data, dan simpulan data. Validasi data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan perubahan bentuk penyajian tari Thengul ini meliputi gerak, iringan, tata rias, tata busana, tata panggung dan properti. Gerakan tari Thengul sangat dipengaruhi oleh gerak-gerak wayang Thengul, gendhing iringan pada awal tahun 1992 menggunakan gamelan jawa pada umumnya, kemudian pada perubahan menggunakan tambahan alat musik seperti biola dan oklik. Untuk tarian tari Thengul menggunakan rias putih cantik, pada masa ibu Suparmi tata rias wajah menggunakan body painting putih serta pidih di dahi, sanggul jawa serta hiasan kepala lainnya sehingga terlihat seperti sindhir, namun pada perubahan tata rias masa ibu Dheny tidak menggunakan sanggul cemol dan tidak menggunakan pidih. Tata busana dalam tari Thengul pada masa ibu Suparmi untuk laki-laki menggunakan kain panjang bermotif bunga, celana panji, udeng yang unik karena menggunakan topi terlebih dahulu sebelum udeng. Wanita menggunakan kain lengan pendek dan jarit. Kemudian untuk properti pada awal masa ibu Suparmi menggunakan selendang warna kuning untuk penari laki-laki sedangkan warna putih untuk penari perempuan. Namun pada masa Ibu Dheny menggunakan selendang berwarna hitam.
Perubahan bentuk penyajian bentuk penyajian tari Thengul terjadi karena adanya faktor eksternal dan faktor internal. Faktorinternal yang berkaitan pada seniman pada masing-masing periodenya yang terus berlomba-lomba mencari inovasi dalam mempertahankan popularitasnya, bisa dilihat dari perubahan bentuk penyajiannya. Sedangkan pada faktor eksternal yang mempengaruhi adalah pengaruh dan tuntutan era modernisasi berdampak pada bentuk penyajian yang harus selalu uptode pada perkembangan jaman.
Thengul dance is one of the dances in Bojonegoro. Thengul Dance was created in 1992. The beginning of Thengul Dance was born and created, namely dance in pairs of men and women, so it can be called first as a social dance. Then it turned into a group dance that was danced by 7 female dancers. Therefore, researchers felt interested in conducting a study entitled "Changing the Form of Thengul Dance Presentation in Bojonegoro District”. To find out how exactly "Changing the Form of Thengul Dance Presentation in Bojonegoro District" needs to be done in-depth research. The formulation of the research problem is 1) How was the change in the form of the presentation of the Thengul dance in Bojonegoro Regency from 1992 to 2011? 2) What factors cause changes in the form of Thengul dance presentation in Bojonegoro Regency ?. The purpose of this study is 1) to describe and analyze changes in the form of Thengul dance presentation in Bojonegoro Regency from 1992 to 2011. 2) Describe and analyze what factors cause changes in the form of Thengul dance presentation in Bojonegoro Regency.
The theories used in this research are historical theory, form theory, change theory, music theory, cosmetology and fashion theory. The method used in this research is descriptive qualitative research object of Changing the Presentation of Thengul Dance Presentation in Bojonegoro Regency. Data collection techniques used were observation, interviews, documentation, recording, with sources of people and places. Analysis of the data used is the data reduction stage, data presentation stage, and data conclusions. Data validation uses source triangulation and technique triangulation.
The results of the research and discussion showed that the change in the form of presentation of the Thengul dance included movement, accompaniment, make-up, fashion, stage and property. Thengul dance movements are greatly influenced by Thengul puppet movements, accompaniment accompaniment in early 1992 using Javanese gamelan in general, then on changes using additional musical instruments such as violin and oklik. For the Thengul dance using beautiful white make-up, during the time of Suparmi, the cosmetology used white body painting and forehead, Javanese bun and other headdresses so that it looked like sindhir, but in the changes in the makeup of the mother Dheny did not use Cemol bun and not use pidih. The fashion in the Thengul dance during Suparmi's mother's day for men used long cloths with floral motifs, banner pants, udeng which were unique because they used hats first before udeng. Women use short-sleeved cloth and a pinch. Then for property at the beginning of the mother's time Suparmi uses a yellow scarf for male dancers while white for female dancers. But in the days of Mrs. Dheny using a black scarf.
Changes in the form of presentation of the Thengul dance are due to external and internal factors. Internal factors related to artists in each period that continue to compete to find innovation in maintaining its popularity, can be seen from the change in the form of presentation. While the external factors that influence are the influence and demands of the modernization era have an impact on the form of presentation that must always be up to date on the development of the era.